SOLOPOS.COM - Prosesi Jumenengan Mangkunagoro di Pendapa Ageng Pura Mangkunegaran Solo, Sabtu (12/3/2022). (Solopos-Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Setelah dikukuhkan sebagai penerus kepemimpinan di Pura Mangkunegaran Solo, Sabtu (12/3/2022) siang, KGPAA Mangkunagoro X menyampaikan pidato perdananya di hadapan 300-an tamu undangan yang memenuhi Pendapa Ageng Pura.

Dalam kesempatan itu, KGPAA Mangkunagoro X berpidato menggunakan bahasa Indonesia dengan membaca teks yang telah disiapkan sebelumnya. Pidato berdurasi empat menit 31 detik tersebut diawali dengan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Yang hanya karena limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, semua tamu undangan dapat berkumpul dalam Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunagoro X siang itu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Setelah itu GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo alias KGPA Mangkunagoro X menyebut Pura Mangkunegaran telah melalui perjalanan panjang. Sebuah perjalanan yang menurut dia penuh dengan pasang surut. Namun dengan berpegang teguh kepada prinsip hanebu sakkuyun yang berarti bersatu teguh dalam kebinekaan bak serumpun tebu yang diikat erat, Pura Mangkunegaran mampu bertahan.

Baca Juga: Sri Sultan HB X Minta Mangkunagoro X Hati-Hati, Ada Apa?

Berikut isi pidato perdana KGPAA Mangkunagoro X saat Jumenengan Dalem di hadapan ratusan tamu undangan yang berhasil menarik perhatian sejumlah tokoh;

Pura Mangkunegaran telah melalui perjalanan sejarah yang penuh pasang surut. Yang dengan berpegang teguh kepada prinsip hanebu sakkuyun, bersatu teguh dalam Kebhinekaan bak serumpun tebu yang diikat erat, tetap mampu bertahan hingga saat ini sebagai salah satu pusat budayaan sastra, dan falsafah bangsa.

Pada hakikatnya, ikatan antara manusia dengan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan terbentuk dari interaksi kita satu sama lain, dari kebiasaan kita sehari-hari, dari cara kita menjalani hidup, dari cara makan, berpakaian, berbicara, berkesenian, hingga produk-produk hukum yang kita hasilkan. Kebudayaan adalah siapa kita, jati diri kita, dan identitas kita.

Saya menyadari bahwa Pura Mangkunegaran memiliki warisan budaya adi luhung yang tidak serta merta bisa diturunkan secara biologis, namun berusaha nglampahaken, sehingga bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang. Sebagaimana prinsip Tri Dharma yang kita anut, bersama-sama kita memegang teguh manah untuk menggali  melestarikan, dan mengembangkan warisan budaya tersebut beserta nilai-nilainya.

Baca Juga: Datang Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunagoro X, KGPH Purboyo Bilang Ini

Tidak hanya bagi Pura Mangkunegaran tetapi juga bagi masyarakat luas. Amanah tersebut tentu dapat dilaksanakan seorang diri, tetapi memerlukan keterlibatan setiap unsur masyarakat. Untuk itu lah selain sebagai salah satu pusat kelahiran dan perkembangan suatu kebudayaan, Pura Mangkunegaran harus mampu menjadi satu wadah, jembatan, kolaborator dan teman diskusi bagi seluruh unsur masyarakat, baik budayawan, akademisi, pemerintah maupun lembaga sosial, budaya pelestarian sejarah dan ekonomi.

Menghadapi era yang semakin dinamis dan penuh tantangan, Pura Mangkunegaran tidak boleh terlena dalam euforia kejayaan masa lalau. Warisan sejarah Pura Mangkunegaran bukan hanya satu hal yang semata-mata harus dirayakan, melainkan harus diilhami pasang dan surutnya, agar Pura Mangkunegaran dapat terus menjadi pelestari budaya dan sejarah yang kokoh, dan tidak tergurus perkembangan zaman.

Untuk itu dalam kesempatan ini saya mengajak seluruh insan Mangkunegaran dan masyarakat Indonesia khususnya Surakarta untuk bersama-sama mengamalkan nilai-nilai luhur yang diamanatkan kepada kita, melestarikan dan terus mengembangkan kebudayaan Mangkunegaran sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan peradaban bangsa Indonesia . Dan tentunya untuk bekerja memberikan kontribusi yang nyata dan bermakna bagi nusa dan bangsa.

Baca Juga: Berharap Pura Mangkunegaran tetap Kokoh Jadi Soko Guru Kebudayaan Jawa

Pidato pertama KGPAA Mangkunagoro X tersebut dipuji Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, sebagai pidato yang bagus. Sultan Hamengku Buwono (HB) X juga menyinggung isi pidato MN X yang menurut dia harus bisa dilaksanakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya