SOLOPOS.COM - (Espos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 95 warga asal Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar, Jatim, berkunjung ke Desa Pasung, Kecamatan Wedi, Rabu (6/10/2021) pukul 10.30 WIB.

Kehadiran puluhan warga asal Jatim itu untuk belajar mengembangkan agrowisata yang telah dilakukan Pemerintah Desa (Pemdes) Pasung, Kecamatan Wedi, sejak 3-4 tahun terakhir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berikut lima daya tarik Desa Pasung yang menarik minat warga di luar kabupaten bahkan provinsi berdatangan untuk studi banding.

1. Mengembangkan agrowisata untuk menarik minat milenial tekuni bidang pertanian.

Kepala Desa (Kades) Pasung, Kecamatan Wedi, Sumarsono, mengatakan gagasan membikin agrowisata di desanya bermula dari kondisi riil di lapangan, yakni semakin sedikitnya petani muda.

Baca Juga: Mau Menikah, Calon Pengantin di Pasung Klaten Wajib Tanam Buah-Buahan

Guna menarik minat petani milenial, Pemdes Pasung ingin memanfaatkan lahan yang ada di desanya sebagai tempat mengembangkan pertanian. Rencananya, agrowisata Desa Pasung di-launching pada 2022.

2. Memanfaatkan lahan yang ada di desa seperti pekarangan dan emperan rumah sebagai tempat mengembangkan pertanian.

Sumarsono mengatakan desa agrowisata akan dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Lumintu yang sudah berdiri sejak tiga tahun lalu. Ke depan, konsep agrowisata di Pasung juga dilengkapi fasilitas rest area, sentra kuliner, dan pancingan.

3. Kanan dan kiri jalan penuh dengan tanaman buah.

Sejak empat terakhir, sudah ada lebih dari 1.000 tanaman buah yang ditanam di Desa Pasung. Sejumlah tanaman buah itu meliputi nangka, kelengkeng, mangga, belimbing, jambu dan lain-lain.

Baca Juga: Agrowisata Desa Pasung Klaten Punya Koleksi 1.000 Lebih Tanaman Buah

4. Pasangan yang akan menikah wajib menanam tanaman buah-buahan di lahan terbuka.

Warga di Pasung diminta proaktif mendukung program agrowisata. Salah satu programnya ialah mewajibkan setiap pasangan calon pengantin untuk menanam tanaman buah-buahan.

“Setiap bulannya, rata-rata ada satu warga yang menikah. Setiap menikah, warga bersangkutan harus menanam dua pohon buah-buahan. Jenis pohonnya bisa macam-macam,” kata Sumarsono, kepada Solopos.com, Rabu (29/9/2021).

Sumarsono mengatakan di desanya terdapat 4.000 jiwa. Jumlah tersebut tersebar di 14 dukuh atau 26 RT/12 RW.
“Untuk teknis penanaman terserah warga yang ingin menikah itu. Mau ditanam sendiri atau dibantu, terserah warga tersebut,” katanya.

Baca Juga: 5 Agrowisata di Soloraya ini Menarik Dikunjungi

5. Pengembangan Pancingan Tirto Mili

Selain agrowisata, Desa Pasung juga mengembangkan Pancingan Tirto Mili. Setiap harinya, pancingan tersebut sudah dikunjungi hingga 100 orang setiap harinya. Diharapkan keberadaan agrowisata dan Pancingan Tirto Mili dapat mengembangkan pendapatan asli desa (PADesa) di waktu mendatang.

Sebelumnya diberitakan, puluhan warga Blitar yang mendatangi kantor desa di Pasung terdiri dari camat, kepala desa (kades), direktur badan usaha milik desa (BUMDesa), dan anggota Badan Permusyawaratan Daerah (BPD) di Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar, Jatim.

Baca Juga: Mau Menikah, Calon Pengantin di Pasung Klaten Wajib Tanam Buah-Buahan

Begitu tiba di kantor desa, dilakukan pemaparan singkat tentang pengembangan agrowisata di Pasung. Selanjutnya, para tamu tersebut berkeliling di desa setempat guna melihat pengembangan agrowisata di Pasung.

“Terus terang, saya kaget dengan studi banding yang dilakukan Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar ini. Kami merasa masih belum layak dijadikan lokasi studi banding. Tapi, mereka tetap mau ke sini,” kata Kepala Desa (Kades) Pasung, Kecamatan Wedi, Sumarsono, saat ditemui Solopos.com, di desa setempat, Rabu (6/10/2021).

Melalui agrowisata, Pemdes Pasung ingin menularkan cara bagaimana menciptakan wisata yang menarik dengan potensi alam yang minim.

Baca Juga: Agrowisata Desa Pasung Klaten Punya Koleksi 1.000 Lebih Tanaman Buah

Sumarsono mengatakan agrowisata yang dikembangkan di desanya bertujuan menarik kaum milenial agar bersedia terjun ke dunia pertanian. Di Pasung telah memiliki lebih dari 1.000 tanaman buah yang berada di pinggir jalan utama di desa setempat.

Jenis tanaman tersebut, seperti nangka, kelengkeng, mangga, belimbing, jambu. Hingga sekarang, aneka tanaman buah-buahan itu sudah mulai berbuah dan dapat dinikmati warga.

“Sesuai rencana kan baru kami launching di tahun 2022. Tapi, sudah ada yang tertarik ke sini,” katanya.

Baca Juga: Round Up: Pasutri Akses Layanan Pijat Plus dan 5 Agrowisata Soloraya

Selain menularkan ilmu agrowisata, lanjut Sumarsono, Pemdes Pasung juga ingin berbagi tentang cara mengembangkan BUMDesa Lumintu yang sudah berdiri sejak tiga tahun lalu. Salah satu unit yang sudah dikelola, yakni Pancingan Tirto Mili.



“Kunjungan teman-teman dari Blitar ini justru semakin memotivasi kami untuk terus berinovasi ke depan. Di dalamnya terdapat pemberdayaan ke warga sekaligus dapat meningkatkan pendapatan asli desa (PADesa),” katanya.

Baca Juga: Round Up: Pasutri Akses Layanan Pijat Plus dan 5 Agrowisata Soloraya

Sebagaimana diketuhi, di Pasung terdapat 4.000 jiwa. Jumlah tersebut tersebar di 14 dukuh atau 26 RT/12 RW.

“Guna mendukung agrowisata, kami wajibkan ke warga yang ingin menikah untuk menanam dua pohon buah-buahan,” kata Sumarsono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya