SOLOPOS.COM - Tri Ahmad Irfan, mahasiswa berprestasi asal Boyolali yang telah dua kali magang di kantor pusat Twitter di San Francisco, Amerika Serikat. (Instagram)

Tak hanya sekali, Tri Ahmad Irfan sudah dua kali magang di Twitter.

Solopos.com, BOYOLALI – Mahasiswa asal Boyolali, Jawa Tengah, Tri Ahmad Irfan, ramai dibicarakan di media sosial (medsos). Pembicaraan pengguna Internet (netizen) berfokus pada prestasi Tri Ahmad Irfan yang mampu dua kali magang di kantor pusat Twitter di San Francisco, Amerika Serikat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tri Ahmad Irfan baru saja menyelesaikan magang di kantor pusat Twitter untuk kali kedua. Mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Indonesia itu bekerja di bagian Software Engineering Intern di kantor pusat Twitter.

Dalam wawancara bersama VOA Indonesia, Sabtu (3/9/2016), Irfan berbagi tips agar bisa magang di perusahaan teknologi internasional. Irfan magang di Twitter kali pertama pada Juni-September 2015.

Saat itu Irfan mengajukan permohonan resmi. Sedangkan pada pemagangan kedua, Juni-September 2016, Irfan dipanggil langsung oleh pengelola Twitter karena tahun sebelumnya kinerjanya dianggap bagus.

“Waktu yang pertama itu kebetulan dulu saya ikut program Indonesia to Silicon Valley (Indo2SV), ” jelas Irfan saat diwawancarai Voa Indonesia.

Indo2SV adalah program untuk mahasiswa Indonesia yang ingin magang di Silicon Valley. Mahasiwa yang mengikuti program itu akan dilatih selama dua bulan oleh warga negara Indonesia yang sudah bekerja di perusahaan teknologi di Silicon Valley.

Pelatihan yang diikuti Irfan meliputi cara-cara membuat resume, membuat surat lamaran, hingga melamar pekerjaan. Semuanya dilakukan dengan standar yang sudah diakui perusahaan teknologi kawakan di San Francisco Bay.

“Di sana saya juga diajari cara yang tepat menghadapi interview karena beda banget sama di Indonesia,” cerita Irfan.

Menurut Ifran, wawancara yang ia lakukan di Twitter lebih berfokus pada hal-hal teknis. Selama 45 menit, Irfan dihadapkan dengan berbagai tantangan berkaitan dengan fokus keahlian yang ia miliki.

Pria lulusan Sragen Bilingual Boarding School itu mengungkap untuk bisa mengajukan permohonan magang tidak diperlukan berkas-berkas yang menyulitkan. Curricullum vitae (CV) adalah hal yang paling penting, jika CV sudah lolos, saat interview harus bisa benar-benar menunjukkan keahlian di bidang masing-masing.

Belajar Mandiri

Irfan pun tak lupa memberikan tips bagi mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang ingin magang di perusahaan teknologi di Silicon Valley. Menurut Irfan, materi perkuliahan di Indonesia dirasa kurang. Oleh karena itu, saat magang ia merasa tidak tahu banyak hal. Alhasil, belajar secara mandiri adalah harga mati.

Sebagai pegawai magang di Twitter, biaya transportasi yang dibutuhkan Irfan sepenuhnya ditanggung perusahaan. Tidak hanya itu, Irfan juga mendapat biaya hidup serta gaji bulanan yang jumlahnya fantastis. Bayaran yang didapatkan bisa mencapai Rp129 juta tiap bulan.

“Kebanyakan sih segitu ya [US$5.000-US$10.000], itu gaji, biaya hidup sendiri,” ungkap Irfan.

Berdasarkan akun Linkedin Tri Ahmad Irfan, triahmadirfan, mahasiswa angkatan 2013 itu punya segudang prestasi dan pengalaman sebelum bisa menembus Twitter. Ia pernah magang di beberapa perusahaan digital di Indonesia. Ia juga aktif menjadi pelatih murid-murid SMA yang akan maju di Olimpiade Informatika.

Semenjak SMA tidak hanya satu dua kali Irfan memenangi lomba di bidang Informatika. Pada 2011-2013, Irfan memenangi tujuh lomba tentang Informatika. Salah satunya Juara I IT Venture Competition yang diadakan Universitas Sebelas Maret, Solo.

Video wawancara Irfan dengan VOA Indonesia bisa ditonton melalui tautan ini https://www.facebook.com/voaindonesia/videos/10154068295829825/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya