SOLOPOS.COM - Tampilan Dr Scheurer Hospital yang menjadi cikal bakal RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. (rsupsoeradji.id)

Solopos.com, SEMARANG — Ratusan rumah sakit atau RS tersebar di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng). Namun, dari ratusan rumah sakit itu manakah yang dianggap paling tua atau tertua di Jawa Tengah atau Jateng.

Berdasarkan data yang tertera di situs web Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng, ada sekitar 317 rumah sakit yang tersebar di 35 kabupaten/kota di Jateng. Rumah sakit paling banyak berada di Kota Semarang dengan 29 unit, disusul Kabupaten Banyumas dengan 23 rumah sakit dan Kota Solo dengan 19 rumah sakit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kendati demikian, rumah sakit tertua di Jawa Tengah atau Jateng rupanya tidak berada di tiga kabupaten/kota yang memiliki rumah sakit terbanyak itu. Rumah sakit tertua di Jateng kemungkinan besar  ada di Kabupaten Klaten, yakni RSUP dr Soeradji Tirtonegoro.

Selama ini, rumah sakit tertua di Jawa Tengah memang masih menjadi tanda tanya. Masih jarang atau bahkan nyaris tidak ada literatur yang menulis tentang rumah sakit pertama atau yang tertua didirikan di Jateng.

Ekspedisi Mudik 2024

Meski demikian, berdasarkan pernyataan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo, rumah sakit tertua di Jawa Tengah adalah RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro di Kabupaten Klaten.

Baca juga: Tiga Rumah Sakit di Jateng Dapat Tambahan Anggaran Belanja Rp190,4 Miliar

“RSUP Soeraji Tirtonegoro Klaten paling tua,” tulis mantan Kepala Dinkes Jateng itu kepada Solopos.com melalui aplikasi perpesanan, Selasa (17/5/20220.

Didirikan Belanda

Berdasarkan catatan sejarah, RSUP dr Soeradji Titronegoro Klaten didirikan pada 20 Desember 1927. Rumah sakit ini didirikan secara gotong royong oleh perkebunan-perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda.

Awalnya, rumah sakit ini bernama Dr. Scheurer Hospital dan dikelola yayasan Zending, sebuah yayasan yang bergerak di bidang kesejahteraan umat dan dipimpin Dr. Bakker.

Saat pendudukan Jepang pada 1942, rumah sakit ini dikuasai Pemerintah Jepang. Namun saat kemerdekaan Indonesia, rumah sakit ini diambil alih Pemerintah Indonesia dan diganti namanya menjadi Rumah Sakit Umum Tegalyoso Klaten.

Baca juga: Gedung Tua dalam Kemegahan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Penamaan Rumah Sakit Umum Tegalyoso tak terlepas dari lokasi rumah sakit yang berada di Desa Tegalyoso, Klaten. Namun pada tahun 1997, berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. 1442 A/Menkes/SK/XII/1997 tertanggal 20 Desember 1997, Rumah Sakit Tegalyoso resmi berubah nama menjadi RSUP dr Soeradji Tirtonegoro.

RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten juga memiliki andil besar dalam perkembangan ilmu kedokteran di Tanah Air. Pada tahun 1946 silam, di rumah sakit ini dibuka Perguruan Tinggi Kedokteran yang menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran UGM di Yogyakarta. Sejak saat itu, rumah sakit ini juga dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan dokter.

Namun pada tahun 1950, pendidikan dokter di rumah sakit ini dipindah ke Yogyakarta dan berkembang menjadi Fakultas Kedokteran UGM. Oleh karenanya hingga kini RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menjalin kerja sama erat dengan Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya