SOLOPOS.COM - Raden Mas Said atau Pangeran Mangkunegara I yang berjuluk Pangeran Samber Nyawa. (civitasbook.com).

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemkab Karanganyar akan merayakan HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia dengan menggelar konser dangdut dengan menghadirkan Nella Kharisma pada 19 Agustus 2022 mendatang. Pesta itu tak akan ada tanpa perjuangan dan pengorabanan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.

Sebagian besar orang tentu telah mengenal para pahlawan yang turut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka berasal dari berbagai daerah, termasuk Kabupaten Karanganyar. Belum tentu semua tahu siapa saja pahlawan asal Bumi Intapari ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di Karanganyar, terdapat sejumlah pahlawan kemerdekaan yang salah satunya menjadi cikal-bakal berdirinya Karanganyar itu sendiri. Berikut Solopos.com merangkum sosok pahlawan asal Karanganyar yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Nyi Ageng Karang

akam pendiri Karanganyar, Nyi Ageng Karang di Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar Kota, Kabupaten Karanganyar. (JIBI/Solopos/Dok)
akam pendiri Karanganyar, Nyi Ageng Karang di Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar Kota, Kabupaten Karanganyar. (JIBI/Solopos/Dok)

Sejarah Karanganyar tidak bisa dilepaskan dari sosok Nyi Ageng Karang. Makam wanita yang merupakan istri Pangeran Diponegoro dari Keraton Mataram di Kartasura, Sukoharjo, itu berada di Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar, Karanganyar.

Ketua Komunitas Kiai Damar Sesuluh Karanganyar, Kustawa Esye, dalam wawancara pada Maret 2015 lalu mengatakan Nyi Ageng Karang membentuk laskar perempuan.

Baca Juga: Ini Pahlawan Kemerdekaan Asal Sragen, Ada Pencetus Taktik Kamuflase

“Singkat cerita, Nyi Ageng Karang bertemu dengan Raden Mas Said. Nah, Raden Mas Said ini cucu Nyi Ageng Karang. Mereka bertemu di padepokan Nyi Ageng Karang,” tutur Cak Kus, panggilan akrab Kustawa Esye.

Nyi Ageng Karang menjamu cucunya yang kemudian dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa. Julukan itu diberikan kepada Raden Mas Said karena kelihaian dan kedigdayaan mengalahkan tentara Belanda. Saat itu, Nyi Ageng Karang menyuguhkan jenang bekatul dan burung tekukur.

Penyajian tersebut bukanlah jamuan biasa, karena Nyi Ageng Karang sedang mengajarkan filosofi perang melawan tentara Belanda.

Dengan menyarankan taktik perang gerilya melalui jenang bekatul, di mana saat melawan para tentara Belanda melalui tepi dan perlahan ke tengah. Burung tekukur pun memiliki makna yang berbeda.

Baca Juga: Ada Usulan Nama Jalan Ki Hajar Dewantoro Diganti, Ini Respons ISI Solo

“Raden Mas Said tidak menyadari bahwa Nyi Ageng Karang sedang mengajarkan filosofi perang melawan tentara Belanda. Ya, lewat suguhan yang disajikan itu,” beber dia.

Setelahnya, Raden Mas Said menjadi raja, yakni Raja Mangkunegara I. Sementara Nyi Ageng Karang kemudian wafat dan dimakamkan di barat masjid Tegalgede, Karanganyar.

2. Raden Mas Said

Raden Mas Said atau yang dikenal dengan nama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I lahir pada 7 April di Kartasura. Ia merupakan pendiri Kadipaten Mangkunegaraan, sebuah kadipaten di Solo, Jawa Tengah, dan Pahlawan Nasional Indonesia.

Dirinya mendapat julukan Pangeran Sambernyawa langsung oleh Nicolaas Hatingh, perwakilan VOC, karena ia selalu membawa kematian bagi musuh-musuhnya dalam peperangan.

Raden Mas Said merupakan cucu dari Nyi Ageng Karang, cikal bakal berdirinya Karanganyar.

Baca Juga: Potret Tradisi Cuci Bendera di Selo Boyolali, Sambut Hari Kemerdekaan

Ia bertemu dengan neneknya lalu diajarkan filosofi taktik gerilya menghadapi tentara Belanda. Ia juga memakan burung tekukur seperti yang terdapat dalam wangsit Nyi Ageng Karang. Raden Mas Said akhirnya berhasil melawan Belanda dan menjadi Raja Mangkunegara I

Ia sempat bertitah bahwa tempat pertemuannya dengan Nyi Ageng Karang akan menjadi keramaian zaman. Tempat tersebut diberi bernama Karanganyar karena Raden Mas Said merasa dapat pencerahan baru.

Raden Mas Said wafat pada 23 Desember 1795 dan dimakamkan di Astana Mangadeg, Matesih, Karanganyar.

3. Joko Songo

Tugu Joko Songo Matesih Karanganyar
Tugu Joko Songo di Matesih, Karanganyar, simbol perjuangan sembilan tentara pelajar yang masih bujangan. (okezone)

Dari sekian banyak pahlawan yang berkontribusi besar pada kemerdekaan bangsa ini, ada di antaranya berasa dari Karanganyar. Mereka adalah Joko Songo yang artinya Jejaka Sembilan. Mereka adalah sembila pemuda yang masih jejak yang tergabung dalam Pasukan Alap-alap. Mereka gugur melawan penjajah Belanda pada saat Agresi Belanda II tahun 1948.

Sepak terjang Joko Songo ini diabadikan dalam Monumen berupa tugu setingga 2,5 meter di dekat Pasar Matesih, Karanganyar. Di tugu tersebut terdapat tulisan “Angudi Leburing Angkoro Penjajah, Amrih Luhuring Anak Putu” yang berarti “Berusaha memusnahkan sifat angkara murka penjajah, demi meningkatnya derajat dan martabat anak cucu.”

Baca Juga: Hari Lahir Pancasila dan Hari Kesaktian Pancasila, Ini Perbedaannya

Di depan tugu, berjajar sangat rapi 14 bangunan bekas makam tanpa nisan. Dulunya itu makam 14 pejuang kemerdekaan. Namun, jasad mereka kini telah dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan. Namun, nama-nama yang pernah dimakamkan di sana, tertera pada prasasti yang berdiri di samping tugu.



Dari 14 pejuang tersebut, sembilan di antaranya masih berstatus jejaka alias bujangan. Dari situ nama Joko Songo diambil dan jadi nama tugu tersebut.

Sembilan orang anggota Tentara Pelajar (TP) tersebut adalah:

  1. Laktoto
  2. Marjoto
  3. Roesman
  4. Soeprijadi
  5. Soenarto
  6. Slamet
  7. Soekotyo
  8. Salam Hasjim
  9. Waloejo

Di komplek tempat tugu tersebut berada juga terdapat prasasti yang berbunyi: “Untung Sabut Timbul Untung Batu Tenggelam” yang artinya melepas tentara pergi berperang jika untung selamat, jika malang tinggal di medan perang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya