SOLOPOS.COM - Direktur Kampung Taman Asri Mandiri, Eko Wijoyono (kiri), menerima glodok berisi lebah klanceng sebagai simbol bantuan pendampingan dari Pemimpin Bank Jateng Cabang Sragen Retno Tri Wulandari saat launching Kampung Klanceng di Kampung Taman Asri, Kelurahan Kroyo, Karangmalang, Sragen, Jumat (17/12/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan ekor lebah klanceng terbang memutari glodok kayu berukuran 35 cm persegi di teras rumah Mugiyono. Ada tiga unit glodok di teras rumah Ketua RW 014A Taman Asri, Kroyo, Karangmalang, Sragen itu. Setiap glodok terdapak lubang berdiameter sekitar 1 cm sebagai pintu keluar masuk lebah hitam itu.

Setiap glodok berisi satu koloni yang terdiri atas ratusan sampai ribuan ekor lebah klanceng. Lebah tersebut tidak menyengat seperti lebah madu pada umumnya. Badannya lebih besar. Lebah-lebah itu didatangkan dari Palembang satu paket dengan glodoknya. Satu paket lebah plus glodoknya bernilai Rp1,5 juta. Lebah itu menempati glodok itu secara alami dengan dipancing makanan kesukaan lebah klanceng.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Taman Asri kini jadi lokasi ternak lebah klanceng yang diinisiasi Eko Wijiyono, warga RW 014A, yang terinspirasi dengan banyaknya warga yang mebudidayakan bunga di saat pandemi Covid-19. Melihat bunga-bungan itu membuat Eko teringat lebah. Sejak itulah, Eko belajar budidaya lebah, dan lebah jenis klanceng yang dipilih.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Sragen Bakal Punya Desa Bebas Pengangguran, Ini Lokasinya

Dari coba-coba ternyata berhasil. Setiap dua bulan sekali, Eko bisa panen madu klanceng. Di sisi lain, permintaan konsumen cukup menjanjikan. Dari kesuksesan Eko membuat warga lainnya mengikuti usaha ternak lebah klanceng.

“Saat itu ada sembilan orang yang mebudidaya lebah klanceng. Lebah itu ramah dengan anak-anak karena tidak menyengat. Sembilan orang itu pun berhasil dan bisa panen madu klanceng. Permintaan dari Makasar, Palembang, Kalimantan Timur, Jogja, Jakarta, dan Tangerang cukup banyak,” jelas Eko saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (17/12/2021).

Setiap bulan permintaan madu klanceng berkisar 20-30 kg. Belakangan dari Suara Muhammadiyah meminta 100 kg per bulan. Sejak permintaan pasar tinggi Eko mencoba menawarkan ke warga lain untuk ikut membudidayakan lebah klanceng.

Baca Juga: Selama Pandemi SPBU Mini Bermunculan di Sragen

Dengan hasil yang sudah dirasakan, sebanyak 200 keluarga di lingkungan RT 032 dan RT 033/RW 014A Taman Asri tertarik untuk ikut memelihara lebah klanceng itu. Para warga berkomitmen untuk ternak lebah klanceng secara serentak. Dengan komitmen yang kuat itulah, lingkungan RW 014A dideklarasikan sebagai Kampung Klanceng. Deklarasi dilakukan dengan mengundang Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Suroto.

“Ada 12 keluarga yang tidak memiliki tempat untuk budidaya lebah klanceng. Mereka pun berkomitmen untuk memanfaatkan lahan 750 meter persegi di lingkungan RW 014A sebagai tempat budidaya lebah klanceng secara komunal. Setiap rumah di Taman Asri ini akan memiliki 5-6 glodok,” kata Eko yang dipercaya sebagai Direktur Program Taman Asri Mandiri.

Wabup Sragen Suroto mengapresiasi warga Taman Asri yang menginisasi kampung klanceng kali pertama di Sragen. Dia berharap dengan kamandirian warganya maka bisa membantu Pemkab Sragen dalam meningkatkan derajat hidup dan kesejahteraan masyarakat. “Kampung ini memiliki nilai lebih lewat kreativitasnya sebagai kampung yang mandiri secara ekonomi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya