SOLOPOS.COM - Pemilik Citramata, Hasan Agus Wiratomo, 31, menunjukkan karya kerajinan boneka kayu miliknya, dalam acara Solo Art Market, di jalur pedestrian, Jl. Diponegoro, Ngarsapura, Solo, pada Minggu (4/6/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Warga Yogyakarta, Hasan Agus Wiratomo, 31, sukses menyulap limbah mebel menjadi kerajinan boneka kayu. Laris manis sebagai pilihan suvenir dan hadiah, boneka kayu miliknya mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Hasan menjual produknya dengan merek Citramata. Boneka kayu miliknya dibuat dengan limbah mebel yang ia temukan secara tidak sengaja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia bekerja sama dengan perajin mebel dan menggunakan sisa-sisa kayu jati atau mahoni. Walaupun produk miliknya bisa dibuat dengan semua jenis kayu.

Boneka kayu miliknya dibuat mungil, ia sengaja mengambil pasar untuk suvenir, hadiah, dan oleh-oleh.  Boneka kayu miliknya mengadopsi bentuk Boneka Matrioska asal Rusia dan Boneka Kokeshi dari Jepang.

Ekspedisi Mudik 2024

Namun bedanya, ia melukis boneka kayu miliknya memakai baju adat nusantara. Dengan menggunakan pigura yang diklaimnya cocok untuk suvenir.

Ia memutuskan untuk fokus bergelut di kerajinan ini karena berbekal ilmu kuliahnya di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Sebelum lulus kuliah, ia bertekat untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan bukan menjadi pelamar kerja.

Ia berbekal keahlian mematung bersama rekannya dengan keahlian melukis dan hasil riset di internet memutuskan untuk membuat boneka kayu pada 2016 lalu.

“Awalnya datang ke tempat bubutan, pengin bubutin kayu. Karena pakai yang kecil-kecil, tapi ternyata di sana banyak dan tidak dipakai. Hanya dipakai buat kayu bakar. Ini bisa buat produk saya,” papar Hasan saat ditemui Solopos.com dalam acara Solo Art Market, di jalur pedestrian, Jl. Diponegoro, Ngarsapura, Solo, pada Minggu (4/6/2023).

Sebelum pandemi Covid-19 ia mempunyai dua karyawan tetap dan dua freelancer untuk membantu produksinya.

Saat ini ia tidak mempunyai karyawan tetap, namun ia tetap menggunakan jasa freelancer untuk melukis. Sebab, pandemi membuat produksi boneka kayu miliknya menurun, karena tidak ada perayaan wisuda ataupun pernikahan.

Boneka kayu miliknya dijual satuan dan per paket mulai Rp65.000 hingga Rp360.000. Dalam sebulan ia mampu memproduksi 100 hingga 150 buah.

Ia memasarkan produk miliknya secara online melalui Instagram. Ia juga menjual produknya di hotel-hotel bintang lima di Yogyakarta dengan binaan dinas setempat. Kesulitan dalam membuat produknya adalah menghasilkan lukisan yang presisi.

Saat pandemi ia sempat memutar otak karena telah menyiapkan banyak pigura untuk boneka kayunya. Karena menumpuk, ia memutuskan untuk menjualnya di marketplace. Sebab ia melihat pemintaan pasar pigura cukup besar.

Ia kini juga memproduksi aneka ukuran pigura mampu menjual ribuan buah pigura hingga kini. Ia menjual pigura kayu miliknya mulai harga Rp30.000 hingga Rp150.000. Dalam sebulan rata-rata ia mampu menjual 50 hingga 100 buah pigura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya