SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA—Peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei 2019 diwarnai dengan vandalisme. Di Bandung, ratusan remaja berpakaian hitam-hitam membuat coretan di sejumlah tempat publik dengan pesan khusus, mengkritik kapitalisme dan polisi. Hal sama juga terjadi di Surabaya, Makassar, dan kota lain. Siapakah mereka?

Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian menyebut massa berbaju hitam-hitam yang membuat ricuh Aksi May Day di Kota Bandung sebagai kelompok anarcho-syndicalism. Siapakah mereka? Tito menyebut anarcho-syndicalism sebagai fenomena internasional di mana pekerja ingin lepas dari aturan. Menurutnya, fenomena ini berkembang di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Jadi maunya pekerja lepas dari aturan dan mereka menentukan aturan sendiri, makanya disebut dengan anarcho-syndicalism. Ini sudah lama berkembang di Rusia, kemudian di Eropa, Amerika Selatan, termasuk di Asia,” jelas Tito di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jl. Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2019), sebagaimana dikutip dari Detik.com.

Dikutip dari buku Political Theorists in Context karya Stuart Issacs dan Chris Sparks, anarcho-syndicalism atau anarko-sindikalisme adalah cabang dari anarkisme yang berkonsentrasi pada pergerakan buruh. Anarko-sindikalisme meyakini bahwa hanya penghapusan sistem upah dan pembentukan manajemen industri yang mandiri dapat membebaskan para pekerja.

Buku Anarcho-syndicalism in the 20th Century karya V. Damier menyebut gerakan ini bangkit dalam dekade pertama abad ke-20. Gerakan ini menyebar ke berbagai negara di belahan dunia, dari Spanyol, Rusia, Prancis, Jepang, Argentina, Swedia, Italia, China, Portugal, hingga Jerman.

Pada 1922, International Workers Association (IWA) dibentuk sebagai federasi internasional untuk serikat buruh anarko-sindikalisme. Organisasi ini mengusung bendera berwarna merah dan hitam.

Di situs resminya, IWA sendiri membuat seruan saat May Day 2019 kepada para pekerja. IWA menyatakan tujuannya agar para buruh mendapatkan kendali atas hidupnya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah pemuda ditangkap polisi di Bandung lantaran dianggap mengganggu jalannya May Day. Kelompok berbaju hitam-hitam itu melakukan aksi vandalisme. Merek mencorat-coret tembok dengan tulisan “Kapitalisme Jahat”, “May Day ACAB”, “Polisi ACAB (All Cops are Bastard). Mereka ditangkapi dan dikirim Mapolrestabes Bandung. Rambut mereka digunduli.

Di Surabaya, muncul pula massa berpenampilan hitam-hitam. Ulah mereka juga sama, bikin rusuh. Tanpa banyak bicara, massa berpakaian hitam-hitam ini langsung melakukan aksi duduk di depan Gedung Negara Grahadi tempat massa buruh merayakan May Day.

 Polda Jabar memburu otak penggerak massa kelompok tersebut. “Kami harus mengambil keterangan dan ada alat bukti yang sah. Apakah mereka mengadopsi atau memang bagian dari kelompok itu,” tutur Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko.

Polisi memastikan massa pakaian hitam-hitam itu bukan kelompok atau serikat dari buruh yang menggelar aksi May Day.

Di Makassar, enam orang ditangkap polisi karena merusak fasilitas umum.  Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di lokasi penangkapan yang di Makassar, ditemukan spanduk diduga terkait kelompok anarcho-syndicalism. “Ada spanduk, iya mereka punya simbol,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko.

Di Paris, Prancis, acara May Day diwarnai tembakan gas air mata oleh polisi setelah kemunculan gerombolan kelompok anarkis yang terpisah dari massa aksi May Day.

Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (1/5), demonstrasi serikat buruh disusupi demonstran berpakaian serbahitam yang memakai jaket berpenutup kepala (hoodie) dan bermasker. Gerombolan bermasker itu melempari polisi dengan botol dan benda-benda lainnya. Polisi menyebut mereka kelompok anarkis sayap kiri jauh yang dikenal sebagai Blok Hitam atau Black Bloc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya