SOLOPOS.COM - Warga menerjang banjir yang menggenangi jalan di Bulurejo, Nguntoronadi, Wonogiri, Selasa (28/11/2017). (Ahmad Wakid/JIBI/Solopos)

BPBD Wonogiri mencatat tidak hanya banjir dan longsor yang terjadi di Wonogiri selama dua hari terakhir.

Solopos.com, WONOGIRI — Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengungkapkan sejak Selasa (28/11/2017) pukul 10.00 WIB hingga Rabu (29/11/2017) pukul 16.00 WIB terjadi longsor di 51 lokasi, banjir di 92 lokasi, tanah bergerak di empat lokasi, dan pohon tumbang di tiga lokasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain menyebabkan tiga orang meninggal dan satu orang luka serius akibat tertimbun longsor di Tirtomoyo, bencana tersebut juga menyebabkan sembilan rumah rusak berat, 62 rumah rusak sedang, dan 417 rumah terendam banjir. Menurutnya, jumlah pengungsi sempat mencapai 2.202 orang di 19 kecamatan di 67 desa. (Baca: Total 14 Kecamatan Dilanda Banjir dan Tanah Longsor)

Namun, saat ini jumlah warga yang mengungsi berangsur-angsur berkurang hingga tinggal 1.100 orang seiring menyusutnya banjir. Dia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan siap siaga apabila terjadi hujan dengan durasi yang lama.

Bagi daerah lereng gunung berpotensi tanah longsor, sedangkan bagi daerah lembah berpotensi banjir. “Upaya kesiapsiagaan masyarakat harus ditingkatkan karena Wonogiri daerah yang rentan bencana. Hampir seluruh wilayah di Wonogiri berpotensi terjadi bencana saat musim penghujan. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat bisa mendeteksi lebih dini dan melakukan langkah evakuasi mandiri,” imbaunya saat diwawancarai Solopos.com, Rabu. (Baca: Korban Meninggal akibat Longsor Tirtomoyo Jadi 3 Orang, 1 Lainnya Luka Berat)

Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menetapkan masa tanggap darurat selama sepekan ke depan sejak Rabu. Menurutnya, pengungsi harus ditangani secara optimal oleh Pemkab Wonogiri mulai kebutuhan hidup sehari-hari hingga kesehatan dan mental pengungsi.

“Pelayanan kesehatan melalui Puskesmas masing-masing yang kami dorong agar melayani, mendampingi, dan mengantisipasi dampak-dampak psikologisnya,” jelasnya.

Dia mengajak masyarakat agar sadar lingkungan karena mendapati sejumlah titik terdapat penebangan pohon pinus dengan ukuran batang yang kecil. Menurutnya, kesadaran masyarakat untuk mengantisipasi hal serupa perlu ditingkatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya