SOLOPOS.COM - Gibran-Teguh saat debat Pilkada Solo 2020, Jumat (6/11/2020) malam. Solo menjadi daerah dengan partisipasi pemilih terendah di Soloraya pada Pilkada 2020. (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Partisipasi pemilih pada Pilkada Serentak 2021 di Soloraya dan Jawa Tengah secara umum cukup tinggi.

Kabupaten Boyolali menjadi wilayah dengan partisipasi pemilih tertinggi di Soloraya dan Jawa Tengah. Sedangkan Kota Solo menjadi wilayah dengan partisipasi pemilih terendah dan nomor 6 terendah di Jawa Tengah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data sementara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah, partisipasi pemilih Kabupaten Boyolali tercatat 89,53 persen.

BMKG Prediksi Potensi Hujan Lebat di Wilayah Indonesia

Boyolali mengungguli 20 kota/kabupaten lainnya di Jawa Tengah yang mengadakan Pilkada Serentak 2020. Setelah Boyolali, wilayah di Soloraya yang tercatat memiliki partisipasi pemilih tinggi nomor dua dan tiga adalah Sukoharjo dan Klaten.

Seperti diketahui, Pilkada Boyolali 2020 hanya diikuti satu pasangan calon, yakni Mohammad Said Hidayat dan Wahyu Irawan. Dalam pemungutan suara Pilkada 2020, pasangan ini melawan kotak kosong.

Hasil sementara pasangan Said-Wahyu unggul dengan perolehan 95,48 persen suara di 1.126 TPS dari total 2.277 TPS se-Boyolali. Sedangkan kotak kosong dengan perolehan 4,52 persen.

Mahfud MD: FPI Tidak Ada

Sukoharjo dan Klaten

Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat (Sosdiklihparmas) KPU Jawa Tengah, Diana Ariyanti, kepada Solopos.com, Sabtu (12/12/2020), mengatakan dari 21 kabupaten/kota yang menggelar Pilkada Serentak 2020, tingkat partisipasi pemilih paling tinggi di Kabupaten Boyolali.

Partisipasi masyarakat Boyolali pada Pilkada Serentak 2020 mencapai 89,53%. Disusul Kabupaten Rembang dengan 85%, Kabupaten Sukoharjo 80,74%, Klaten 80%, dan Kabupaten Semarang dengan 78,78%.

“Total DPT kita itu sekitar 15 juta-an. Dari jumlah itu sekitar 74,34% yang menggunakan hak pilih. Sisanya memilih untuk tidak menggunakan. Bukan karena golput atau ideologi. Tapi, lebih karena beberapa faktor seperti tidak ada di tempat saat pencoblosan atau tinggal di luar daerah,” kata Diana.

Belum Kondusif, Rencana PTM di Karanganyar 2021 Ditunda?

Dia menilai partisipasi pemilih masyarakat Jateng kali ini sudah sangat bagus. Apalagi, pilkada 2020 digelar dalam masa pandemi Covid-19. Terkait penyebab partisipasi pemilih di Jateng, termasuk Soloraya, yang lebih baik, Diana mengaku belum melakukan kajian terkait hal itu.

Meski demikian, dari pengamatan di lapangan ada beberapa pemilih yang datang ke TPS untuk memberikan suaranya pada Rabu (9/12/2020) karena penasaran.

“Mereka ingin tahu bagaimana TPS saat pandemi Covid-19. Kan perlakuannya berbeda. Harus pakai sarung tangan, masker, dan tintanya ditetesin. Beda dengan saat kondisi normal. Bahkan, ada yang datang ke TPS hanya karena ingin menjajal thermal gun [alat pengukur suhu tubuh],” ujar Diana.

Belajar pada UMKM Prakardus, Dari Kreasi Bikin Penghasilan Naik 700 Persen

Lantas bagaimana tingkat partisipasi pemilih di Soloraya? Berikut datanya yang dihimpun dari data sementara KPU Jawa Tengah:

1. Boyolali : 89,53%

2. Sukoharjo : 80,74%

3. Klaten: 80%

4. Sragen : 74,06%

5. Wonogiri : 71,26%

6. Kota Solo : 70,01%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya