SOLOPOS.COM - KRI Ahmad Yani, merupakan kapal perang terbesar milik Indonesia (tnial.mil.id)

Solopos.com, SOLO — Keamanan maritim menjadi salah satu parameter keberhasilan negara kepulauan, seperti Indonesia. Berikut ini Solopos.com sajikan daftar kapal perang milik Indonesia.

Sebagai salah satu negara kepulauan dan lokasi geografis di antara dua benua-dua samudera menjadikan Indonesia jalur lalu lintas laut. Sebagaimana dilansir dari Jurnal Strategi Pertahanan Negara, idu.ac.id, Rabu (10/8/2022), keamanan maritim merupakan salah satu parameter keberhasilan negara yang wilayahnya dikelilingi perairan luas.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Hingga kini Indonesia terus berupaya meningkatkan pertahanan keamanan maritim. Selain melalui upaya diplomasi, persuasi, dan koersif, Indonesia juga memperkuat militer laut dari armada kapal perang maupun persenjataan.

Berikut ini Solopos.com akan membagikan kepada Anda informasi tentang daftar kapal perang yang dimiliki oleh Indonesia seperti dilansir dari kanal YouTube Lycma Mil-Tech, Rabu (10/8/2022) :

1. KRI Kelas Ahmad Yani

KRI Ahmad Yani, merupakan kapal perang terbesar milik Indonesia
KRI Ahmad Yani, merupakan kapal perang terbesar milik Indonesia (tnial.mil.id)

Daftar kapal perang yang dimiliki Indonesia adalah kapal berjenis fregat Kelas Ahmad Yani. Kapal ini dibuat Belanda pada tahun 1967 dan dibeli Indonesia antara tahun 1977 sampai dengan tahun 1980.

Baca Juga : Kapal Eks KRI Teluk Sampit 515 akan Dijual, Berapa Nilainya?

Seluruh kapal perang jenis friget dan korvet milik AL memiliki nomor lambung berawalan angka 3. Adapun untuk nama-nama kapal ini diambil dari nama pahlawan, di antaranya KRI Ahmad Yani 351, KRI Slamet Riyadi 352, KRI Yos Sudarso 353, KRI Oswald Siahaan 354, KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355, dan KRI Karel Sasuit Tubun 356.

KRI Kelas Ahmad Yani merupakan kapal tempur paling besar yang digunakan Angkatan Laut. Panjangnya 113 m dengan bobot penuh 2.800 ton. Kendati memiliki ukuran besar, kapal tersebut mampu melaju dengan kecepatan 28 knot. KRI Ahmad Yani mempunyai kemampuan melakukan 3 serangan, yakni menyerang kapal permukaan, kapal selam, bahkan serangan udara.

Kapal yang termasuk daftar kapal perang milik Indonesia ini dipersenjatai rudal C0802 atau rudal yakhont yang memiliki jangkauan 120 km untuk mengantisipasi serangan darat.

Untuk melawan kapal selam menggunakan torpedo Honeywell MK-6 dengan jarak jangkauan 11 km dan dapat menembus ke kedalaman 370 m di bawah permukaan air laut. Terakhir, untuk melawan serangan udara, kapal ini menggunakan rudal mistral. Pada serangan jarak dekat, kapal ini memiliki senjata Meriam OTO Melara dengan kaliber 76 mm.

2. KRI Kelas Martadinata

KRI Kelas Martadinata memiliki teknologi SIGMA dan merupakan jenis kapal yang canggih
KRI Kelas Martadinata memiliki teknologi SIGMA dan merupakan jenis kapal yang canggih (tnial.mil.id)

Daftar kapal perang milik Indonesia selanjutnya adalah kapal fregat di Kelas Martadinata. Kapal ini menggunakan teknologi Ship Integrated Geometrical Modularity Approcah atau SIGMA sehingga merupakan kapal paling canggih yang digunakan Angkatan Laut.

Baca Juga : Keren! Anak-Anak di Semarang Jalani Vaksinasi di Kapal Perang

Kapal dengan panjang 105 meter ini dilengkapi persenjataan rudal anti kapal permukaan Exocet MM40 Block-3, rudal antipesawat, MICA, dan Torpedo Eurotop untuk melawan kapal selam. Untuk meriam, kapal ini menggunakan senjata Oto Melara berkaliber 76 mm, Denel-Vektor G12 20 MM, dan Rheinmetall berkaliber 20 mm.

Rencananya Indonesia akan membangun 6 unit kapal Kelas Martadinata. Hingga kini, terdapat 2 unit kapal yang telah dioperasikan, yakni KRI Eddy Martadinata 331 dan KRI I Gusti Ngurah Rai 332.

3. KRI Kelas Diponegoro

KRI Kelas Diponegoro mulai dioperasikan oleh TNI Angkatan Laut Indonesia pada tahun 2007
KRI Kelas Diponegoro mulai dioperasikan oleh TNI Angkatan Laut Indonesia pada tahun 2007 (tnial.mil.id)

Kapal ini masuk ke dalam daftar kapal perang milik Indonesia yang ketiga. Kapal berjenis fregat ini dibuat Belanda dengan teknologi SIGMA, sama seperti kapal Kelas Martadinata.

Memiliki panjang 91 m dan lebar 13 m, kapal ini mulai dioperasikan Angkatan Laut pada tahun 2007. Kapal ini digerakkan 80 orang personel dan dapat berjalan sejauh 504 kilometer dengan kecepatan maksimal 28 knot.

Untuk persenjataannya, kapal ini dilengkapi Rudal Exocet MM-40, Rudal Mistral, dan Torpedo A244S. Persenjataan lainnya, kapal ini dilengkapi Meriam Oto Melara berkaliber 76 mm dan 2 pucuk senjata Denel-Vektor G12 kaliber 20 mm.

Kapal yang tergabung dalam kelas ini adalah KRI Diponegoro 365, KRI Sultan Hasanuddin 366, KRI Sultan Iskandar Muda 367, dan KRI Frans Kaisepo 368.

Baca Juga : Indonesia Segera Punya Kapal Canggih Ini, China Bakal Takut Wara-Wiri di Laut Natuna

4. KRI Kelas Bung Tomo

KRI Kelas Bung Tomo yang semula akan dibeli oleh Brunei Darussalam dari Inggris
KRI Kelas Bung Tomo yang semula akan dibeli oleh Brunei Darussalam dari Inggris (tnial.mil.id)

Daftar kapal perang keempat milik Indonesia yang dioperasikan Angkatan Laut adalah KRI Kelas Bung Tomo. Kapal berjenis korvet ini memiliki panjang 90 m dan memiliki kecepatan maksimal 21 knot.

Terdapat 79 orang personel yang menjadi bagian dari awak kapal. Kelengkapan persenjataan tak kalah gagah. Kapal ini dilengkapi dengan Rudal Exocet MM-40, Torpedo BAE SYSTEM, Rudal MICA, Meriam Oto Melara berkaliber 76 mm, dan DS30M berkaliber 30 mm.

Namun tahukah Anda? Ada cerita menarik dibalik proses pengadaan kapal buatan Inggris tersebut. Mulanya kapal ini merupakan pesanan Angkatan Laut Brunei Darussalam. Tetapi, kurangnya jumlah personel untuk mengoperasikan kapal tersebut membuat Brunei memutus kontrak dengan penyedia.

Hingga pada tahun 2012, kapal ini dibeli Indonesia dan diberi nama KKRI Bung Tomo 357, KRI John Lie 358, dan KRI Usman Harun 359.

5. KRI Kelas Fatahillah

KRI Kelas Fatahillah, telah dioperasikan oleh TNI AL Indonesia sejak tahun 1979
KRI Kelas Fatahillah, telah dioperasikan oleh TNI AL Indonesia sejak tahun 1979. (tnial.mil.id)

Daftar kapal perang kelima milik Indonesia ada kapal berjenis korvet di Kelas Fatahillah. Terdapat 3 unit kapal jenis ini yang beroperasi, yaitu KRI Fatahillah 361, KRI Malahayati 362, dan KRI Nala 363.

Kapal buatan Belanda ini memiliki panjang 83,85 m dengan kecepatan maksimal 21 knot. Kapal ini khusus dibuat di Belanda untuk Angkatan Laut Indonesia.

Kapal mulai dioperasikan pada tahun 1979 dan hingga kini masih aktif digunakan. Persenjataannya Rudal Exocet MM38, Torpedo Honeywell MK-6. Untuk Meriam yang dimiliki adalah Bofors berkaliber 120 mm. Tak ketinggalan penangkis serangan udara, Rheinmetall berkaliber 20 mm.

Baca Juga : Akhirnya Indonesia Pilih Kapal Perang Baru Desain Inggris

6. KRI Kelas Pattimura

KRI Kelas Pattimura yang dulunya merupakan bekas AL Jerman Timur
KRI Kelas Pattimura yang dulunya merupakan bekas AL Jerman Timur (tnial.mil.id)

KRI Kelas Pattimura menjadi daftar kapal perang terakhir milik Indonesia yang digunakan Angkatan Laut. Kapal korvet berjenis parchim ini memiliki panjang 75 m dengan bobot 800 ton.

Kapal yang dahulunya digunakan Jerman Timur ini dibeli Indonesia pada tahun 1991. Kapan berkecepatan maksimal 28 knot ini dirancang antikapal selam.

Persenjataan yang melengkapi kapal pemburu kapal selam ini seperti torpedo, peluncur roket antikapal selam RBU-6000, Rudal Panggul 9K32 Strela. Untuk menangkis serangan udara, kapal ini dilengkapi Twin Gun AK-725 57 mm, Twin Gun AK-250 kaliber 30 mm, dan CIWS AK-630 yang merupakan meriam putar otomatis berlaras 6 dengan kaliber 30 mm.

Hingga kini terdapat 14 armada kapal yang masih aktif di antaranya KRI Kapitan Pattimura 371, KRI Untung Suropati 372, KRI Nuku 373, KRI Lambung Mangkurat 374, KRI Cut Nyak Dien 375, KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376, dan KRI Sutanto 377.

Kemudian, KRI Sutedi Senoputra 378, KRI Wiratno 379, KRI Tjibtadi 381, KRI Imam Bonjol 383, KRI Teuku Umar 385, KRI Silas Papare 386, dan KRI Hasan Basri 382.

Melansir dari Wikipedia, KRI Memet Sastrawiria 380 telah terbakar pada 2008 hingga kemudian ditenggelamkan sebagai bentuk penghormatan. KRI Pati Unus 384 tenggelam di Selat Malaka pada Juni 2016 dan saat ini masih menjalani proses perbaikan berat.



Baca Juga : Kisah Evakuasi “Kapal Hantu” Indonesia Hanyut di Perairan Malaysia

7. Kapal Selam

daftar kapal selam milik indonesia
Potret salah satu kapal selam Angkatan Laut Indonesia saat peringati HUT Satuan Kapal Selam Indonesia ke-62 (tnial.mil.id)

Daftar kapal perang milik Indonesia yang ketujuh adalah kapal selam. Melansir dari kanal YouTube Daftar5, kapal selam pertama yang digunakan Indonesia adalah KRI Cakra 401. Kapal tipe 209 1300 buatan Jerman ini merupakan armada pemukul yang digunakan TNI AL.

Yang kedua, KRI Nanggala 402. Kapal ini beroperasi sejak tahun 1981 dan pernah beberapa kali digunakan dalam operasi intelijen. KRI Nanggala 402 pernah 2 kali mengalami perbaikan, yakni pada tahun 1989 dan 2012. Pada tahun 2021, KRI Nanggala 402 mengalami kecelakaan di laut Bali dan menyebabkan seluruh prajurit di dalam kapal selam tersebut meninggal dunia.

Yang ketiga, KRI Nagapasa 403 merupakan kapal pertama yang dipesan dari Korea Selatan. Jika dibandingkan dengan Cakra dan Nanggala, sistem persenjataannya jauh lebih modern.

Selanjutnya, KRI Ardadedali 404. Kapal yang juga hasil produksi Korea Selatan ini digunakan TNI AL pada tahun 2018. KRI Ardadedali 404 mempunyai masa jelajah hingga 50 hari dengan jarak tempuh 18.000 km.

Terakhir, KRI Alugoro 405. Kapal ini merupakan proyek karya anak bangsa PT PAL Indonesia yang bekerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan. Menurut laman resmi kemhan.go.id, kapal yang selanjutnya akan dioperasikan Koarmada 2 TNI Angkatan Laut ini diresmikan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, pada bulan Maret 2021.

Indonesia semula memiliki 5 unit kapal selam. Namun dikarenakan kecelakaan yang dialami KRI Nanggala 402, kini armada kapal selam yang dapat dipergunakan TNI Angkatan Laut hanya 4 unit.

Baca Juga : 2 Kapal Perang Diluncurkan, Industri Galangan Nasional Terus Bergeliat

8. Kapal Cepat Rudal

Salah satu Kapal Cepat Rudal produksi PT PAL Indonesia, KRI Kerambit 627
Salah satu Kapal Cepat Rudal produksi PT PAL Indonesia, KRI Kerambit 627 (Pal.co.id)

Daftar kapal perang milik Indonesia selanjutnya ini memiliki nomor lambung berawalan angka 6. Nama yang digunakan diambil dari senjata tradisional yang ada di Indonesia.



Kapal cepat rudal terbagi di beberapa kelas. Pertama, KCR Kelas Clurit yang merupakan hasil produksi PT PAL Indonesia. Kapal panjang 40 m dengan bobot 250 ton ini memiliki kecepatan maksimal hingga 30 knot.

Beberapa kapal yang masuk dalam kategori tersebut KRI Clurit 641, KRI Kujang 642, KRI Beladau 643, KRI Alamang 644, KRI Surik 645, KRI Siwar 646, KRI Parang 647, dan KRI Terapang 648.

Kedua, KCR buatan Korea, Kelas Mandau. Kapal dengan panjang 53 meter ini mempunyai kecepatan maksimal 30 knot. Kapal Kelas Mandau yang masih beroperasi adalah KRI Mandau 621, KRI Badik 623, KRI Keris 624.

Selanjutnya, KCR Kelas Sampari. Kapal buatan Indonesia ini dilengkapi persenjataan Rudal C-705, Meriam bofors, dan denek vector. Beberapa KCR kelas ini yang masih aktif KCR Kelas Sampari, KRI Kerambit 627, KRI Sampari 628, KRI Tombak, 629 dan KRI Halasan 630.

Kemudian, KCR Kelas Todak produksi PT PAL Indonesia. Kapal ini memiliki kecepatan maksimal hingga 27 knot. Kapal cepat rudal Kelas Todak hingga kini masih aktif adalah KRI Todak 631, KRI Lembang 632, KRI Hiu 634, dan KRI Layang 635.

Baca Juga : Aksi Kopaska Latihan Operasi Kontra Teror Maritim di Kepulauan Seribu

9. Kapal Cepat Torpedo

KRI Matjan Tutul, Komodor Yous Sudarso gugur bersama kapal tersebut di Laut Aru pada tahun 1962
KRI Matjan Tutul, Komodor Yous Sudarso gugur bersama kapal tersebut di Laut Aru pada tahun 1962 (wikipedia)

Daftar jenis kapal perang milik Indonesia yang berikutnya adalah Kapal Cepat Torpedo (KCT). Kapal ini dapat digunakan melakukan pemburuan terhadap kapal selam maupun kapal permukaan karena dilengkapi torpedo.

KCT memiliki nomor lambung dengan awalan angka 6 juga. Salah satu kapal jenis ini memiliki cerita sejarah yang masih diingat sampai sekarang. Komodor Yos Sudarso meninggal tenggelam bersama KCT KRI Matjan Tutul pada saat menempuh misi perebutan Irian Barat di tahun 1962.

10. Kapal Patroli Cepat

2 Kapal Patroli Cepat milik TNI Angkatan Laut Indonesia
2 Kapal Patroli Cepat milik TNI Angkatan Laut Indonesia bernomor lambung 874 dan 875 (ANTARA/Mulyana)

Daftar kapal perang milik Indonesia yang selanjutnya dengan nomor lambung angka 8 ini paling banyak dimiliki TNI Angkatan Laut. Nama yang digunakan pada kapal ini diambil dari nama-nama ikan dan ular.



Kapal patrol cepat buatan Indonesia berkolaborasi dengan Jerman ini memiliki panjang 57 meter. Kapal jenis ini memiliki kecepatan hingga 28,1 knot.

TNI AL juga menggunakan kapal berukuran 36 meter, 40 meter, dan 43 meter yang dibuat PT PAL Indonesia maupun hibah dari negara lain, seperti Brunei Darussalam dan Singapura.

Baca Juga : TNI AL Gagalkan Penyelundupan Kokain Seberat 179 Kg di Selat Sunda

Kapal patrol cepat mempunyai 3 kelas, yakni Kelas Kakap terdiri dari KRI Kakap 811, KRI Kerapu 812, KRI Tongkol 813, KRI Barakuda 814. Kemudian, Kelas Pandrong terdiri dari KRI pandrong 801 dan KRI Sura 802.

Selanjutnya, Kelas Viper, yakni KRI Piton 821, KRI Weling 822, dan KRI Metacora 823. Untuk Kelas Boa terdapat KRI Welang 808, KRI Suluh Pari 809, KRI Katon 810, KRI Warakas 816, KRI Panana 817, dan KRI Kalakae 818.

Kemudian, Kelas Kobra yakni KRI Anakonda 868, KRI Taliwangsa 870 dan KRI Kalagian 871. Untuk Kelas Krait terdapat KRI Krait 827. Adapun Kelas Pari terdiri dari KRI Pari 849, KRI Sembilang 850, KRI Sidat 851, KRI Cakalang 852, KRI Tatihu 853, KRI Layaran 854, dan KRI Madidihang 855.

Pada Kelas Badau terdapat KRI Badau 841 dan KRI Selawaku 842. Di Kelas Cucut terdapat KRI Cucut 886. Adapaun di Kelas Sibarau terdiri dari KRI Sibarau 847, KRI Siliman 848, KRI Sigalu 857, KRI Silea 858, KRI Siribua 859, KRI Waigeo 861, KRI Siada 862, KRI Sikuda 863, KRI Sigurot 864, dan terakhir KRI Tenggiri 865.

11. Kapal Penyapu Ranjau

Kapal Penyapu Ranjau
Kapal Penyapu Ranjau, KRI Pulau Rengat 711 (tnial.mil.id)

Berikutnya daftar kapal perang milik Indonesia ini digunakan untuk mendeteksi ranjau yang ditebar di bawah laut. Indonesia menggunakan kapal penyapu ranjau. Sejumlah kapal penyapu ranjau milik TNI AL merupakan buatan Belanda dan sebagian lainnya bekas Angkatan Laut Jerman Timur.

Kapal penyapu ranjau menggunakan angka lambung berawalan angka 7. Namanya diambil dari nama-nama pulau kecil di Indonesia, seperti KRI Pulau Roter 721, KRI Pulau Raas 722, KRI Pulau Romang 723, KRI Pulau Rimau 724, KRI Pulau Rondo 725, KRI Pulau Rusa 726, KRI Pulau Rangsang 727, dan juga KRI Pulau Rempang 729.



Baca Juga : TNI AL & Warga Transplantasi Ribuan Terumbu Karang di Banyuwangi

12. Kapal Angkut

KRI Teluk Weda yang resmi diluncurkan oleh Kemhan pada tahun 2021
KRI Teluk Weda , kapal buatan anak negeri yang resmi diluncurkan oleh Kemhan pada tahun 2021 lalu (kemhan.go.id)

Daftar kapal perang milik Indonesia yang selanjutnya ini untuk mendukung operasional kapal perang lainnya. Kapal angkut memiliki beberapa jenis, yakni kapal angkut personel militer dengan nomor lambung 9, seperti KRI Tanjung Oisina 927, KRI Tanjung Nusanive 973, KRI Tanjung Fastagar 974, KRI Karang Pilang 981, KRI Karang Tekok 982, KRI dan Karang Banteng 983.

Kemudian, kapal angkut tank yang diberi nama seperti nama-nama teluk di Indonesia, yakni KRI Gilimanuk 531, KRI Teluk Celukan Bawang 532, KRI Teluk Cendrawasih 533, KRI Teluk Peleng 535, dan KRI Teluk Sibolga 536.

Kemudian, KRI Teluk Manado 537, KRI Teluk Hading 538, KRI Teluk Parigi 539, KRI Teluk Lampung 540, dan KRI Teluk Jakarta 541. Lalu, KRI Teluk Sangkulirang 542, KRI Teluk Cirebon 543, dan KRI Teluk Sabang 544.

Jenis kapal lainnya Landing Platform Dock digunakan membawa kendaraan amfibi, di antaranya KRI Makassar 590, KRI Surabaya 591, KRI Banjarmasin 592, dan KRI Banda Aceh 593.

Terakhir kapal jenis tanker. Kapal dengan nomor lambung 9 ini terdiri dari KRI Balikpapan 901, KRI Sambu 902, KRI Arun 903, KRI Sorong 911, KRI Sungai Gerong 906, dan KRI Tarakan 905. Kapal ini digunakan untuk mengangkut bahan bakar.

Baca Juga : Heroik! Prajurit TNI AL Selamatkan 3 Bocah dari Ganasnya Ombak di Tegal

13. Armada Kapal Pendukung

Salah satu kapal armada pendukung
Salah satu kapal armada pendukung milik TNI AL Indonesia, Kapal Bantuan Rumah Sakit KRI Semarang 594 (pal.co.id)

Daftar kapal perang milik Indonesia selanjutnya ini termasuk armada pendukung.  Kapal latih KRI Dewaruci, KRI Bimasuci, KRI Arung Samudera, dan KRI Ki Hajar Dewantara bernomor lambung 364 yang digunakan sebagai armada pelatihan dasar, seperti navigasi laut.

Selain itu, TNI juga memiliki kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit, yakni KRI dr. Soeharso 990 yang merupakan buatan Korea Selatan dan dilengkapi ruang rawat inap, poliklinik, ruang bedah, dan juga UGD.

Masih dilansir dari kanal YouTube Lycma Mil-Tech, hingga kini Indonesia belum memiliki kapal induk. Namun, apabila di masa mendatang hal tersebut dapat direalisasikan maka kapal induk yang akan dipergunakan oleh Angkatan Laut Indonesia akan diberi nama seperti nama-nama kerajaan di masa lampau, seperti Sriwijaya, Majapahit, Demak, maupun Samudera Pasai.

Baca Juga : KRI Golok 688 Kapal Trimaran Baru Andalan TNI AL

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya