SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani mengairi lahan pertanian dengan mesin penyedot air yang dimodifikasi menggunakan gas elpiji sebagai bahan bakar. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kelangkaan bahan bakar minya berimbas pada petani yang menggunakan pompa air berbahan premium. Namun petani di Bantul dan  Kulonprogo memiliki ide untuk mensiasati kelangkaan BBM. Bagaimana caranya?

Bulak Srikayangan di Kecamatan Sentolo telah dikenal sebagai ladang bawang merah terbesar di Kulonprogo. Sayang, memasuki musim tanam saat ini petani justru dihadapkan dengan sulitnya bahan bakar minyak. Dampaknya, ratusan hektare lahan bawang merah terancam tak dapat dialiri air. Pasalnya untuk mengaliri lahan, petani mengandalkan pompa air. Tanpa BBM, pompa itu tidak akan bekerja.Sudah berhari-hari petani bawang merah kesulitan mendapatkan bensin. Langkanya BBM jenis premium, memaksa petani untuk mencari bahan bakar alternatif agar mesin pompa dapat tetap digunakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sudah sejak BBM langka itu, saya tidak bisa mendapatkan bensin. Terpaksanya pakai pertamax, karena bagaimana pun juga pompa tetap harus bisa dipakai,” papar Haryadi, 31, salah satu petani bawang merah saat disambangi di ladangnya, Rabu (27/8/2014).

Sulitnya mendapatkan bensin, pertamax atau bahan bakar nonsubsidi ini akhirnya menjadi pilihan satu-satunya. Bila dibandingkan harganya, pertamax seharga Rp11.500 per liternya tentu lebih mahal dari premium. Sementara bensin harganya hanya Rp6.500 per liter. Untuk mengairi sekitar 2.000 meter persegi, satu disel setidaknya membutuhkan 10 liter bensin. Bila menggunakan pertamax, dia hanya menggunakan empat liter saja.

Setelah dihitung-hitung biaya tanam menjadi semakin mahal dengan bahan bakar tersebut. Hingga akhirnya seorang temannya yang sesama petani dari wilayah lain memberikan saran untuk menggunakan bahan bakar gas. Ide kreatif tersebut lantas mencoba dilakukan. Bermodalkan tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram atau yang sering disebut gas melon seharga Rp18.000, satu selang infus seharga Rp6.000 dan regulator gas seharga Rp60.000, Haryadi mencoba cara lain.

“Caranya, selang infus ini dipasang dari tabung gas ke filter disel. Untuk awalnya saya gunakan bensin sebagai pemacu saja. Nanti setelah mesin nyala, baru saluran bensin ditutup, dan filter untuk gas dibuka,” jelas Haryadi.

Setelah dipraktikan penggunaan bahan bakar gas untuk disel ternyata dapat lebih hemat. Bila harga bensin saja Rp6.500, setidaknya untuk satu hari pengairan membutuhkan 10 liter bensin. Maka, biaya operasional yang dikeluarkan mencapai lebih dari Rp65.000.

Bahan bakar alternatif ini memberikan pencerahan bagi petani di dusun ini. Penggunaan gas elpiji sebagai alternatif bahan bakar juga dapat menghemat biaya operasional petani bawang. Cukup dengan satu tabung gas elpiji tiga kilogram seharga Rp18.000 sudah dapat menggerakkan disel untuk mengaliri air di lahan seluas 2.000 meter persegi.

“Kalau pakai gas ternyata lebih hemat lagi. Satu tabung gas ukuran tiga kilogram ini sebanding dengan 10 liter bensin,” ungkap Haryadi.

Langkah serupa juga dilakukan Mujiyar, 58, warga Dusun Suge, Desa Srigading, Sanden, Bantul. Mesin pompa penyedot air untuk irigasi berbahan bakar premium ia modifikasi menggunakan gas melon. Pengetahuan modifikasi itu dia dapatkan dari membaca artikel di surat kabar tentang seorang ojek motor yang bisa mengkonversi premium ke gas beberapa waktu lalu.

Penemuan sederhana itu cepat menular ke beberapa petani lain di sekitar lahan yang ia garap. Penghematan dalam bahan bakar pompa irigasi menjadikan sejumlah petani ikut melakukan modifikasi terhadap pompa mereka.

“Semoga temuan ini membantu petani lain yang kesulitan mendapatkan BBM premium untuk pompa irigasi,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya