SOLOPOS.COM - Ilustrasi pedagang cabai. (Antara)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Sukoharjo mengajukan tambahan pasokan cabai dari luar daerah guna menekan harga di pasaran.

Harga cabai di Sukoharjo mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir dikarenakan pasokan dari petani terbatas. Saat ini, harga cabai rawit merah menembus Rp80.000 per kilogram (kg).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terkuak! Ini Harga & Spesifikasi Samsung Galaxy Z Flip

Kepala Disdagkop dan UKM Sukoharjo Sutarmo mengatakan kenaikan harga cabai cukup signifikan. Sebab harga cabai sebelumnya relatif stabil bahkan sangat murah saat menjelang dan sesudah perayaan Natal dan Tahun Baru kemarin. Namun kenaikan mulai terjadi sejak beberapa pekan terakhir, bahkan kini menembus Rp80.000 per kg.

Menurutnya, kenaikan harga cabai disebabkan karena faktor terbatasnya pasokan dari petani. “Pasokan cabai dari petani terbatas lebih disebabkan karena faktor cuaca hujan. Di beberapa daerah penyuplai cabai terjadi banjir atau tanaman rusak akibat sering hujan dan angin kencang,” ujarnya ketika berbincang dengan wartawan, Rabu (29/1/2020).

Selama ini, Sutarmo mengatakan pasokan cabai di sejumlah pasar tradisional di Sukoharjo disuplai petani dari berbagai daerah seperti Kabupaten Boyolali, Karanganyar, Wonosobo dan lainnya. Pasokan cabai dari petani lokal Sukoharjo sangat terbatas sehingga membuat Disdagkop dan UKM berusaha mencari tambahan pasokan dari luar daerah.

Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dengan meminta tambahan pasokan. “Bisa dibilang memang harga cabai di Sukoharjo sudah naik tinggi,” lanjutnya.

Bill Gates Prediksi Munculnya Virus Corona Sejak 2017

Sutarmo berharap tambahan pasokan bisa menekan harga cabai di Sukoharjo dalam beberapa hari kedepan. Dengan demikian keluhan baik dari pedagang dan pembeli terkait melejitnya harga cabai bisa diminimalisasi.

Sebab kenaikan harga cabai sering dikeluhkan pedagang lantaran harus mengeluarkan biaya ekstra untuk kulakan mendapat barang. Di sisi lain penjualannya sepi pembeli atau sulit laku karena mahalnya harga cabai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya