SOLOPOS.COM - Kepala Desa Gupit, Nguter, Sukoharjo, Bibit Riyanto (kiri), mewawancarai peserta seleksi perangkat desa di ruang kerjanya, Jumat (15/12/2017). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Legislator menilai pelaksanaan seleksi perangkat desa Sukoharjo amburadul.

Solopos.com, SUKOHARJO — Seleksi penerimaan perangkat desa (perdes) di Sukoharjo dinilai amburadul dan penuh kejanggalan. Kalangan legislator DPRD Sukoharjo bahkan menyebut pelaksanaan ujian tertulis tidak profesional.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jadwal pengumuman hasil tes tertulis molor hingga petang hari sehingga memunculkan dugaan ada tarik ulur kepentingan. Hasil tes tertulis calon perdes diserahkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret (LPPM UNS) Solo kepada Pemkab Sukoharjo pada Kamis (14/12/2017) sekitar pukul 12.00 WIB.

Hasil tes tertulis itu langsung diserahkan kepada para camat baru kemudian diteruskan ke panitia seleksi perdes di masing-masing desa. Praktiknya, hasil tes tertulis di beberapa desa molor hingga sore bahkan petang hari. (Baca: Hasil Tes Tertulis Perdes Sukoharjo Tak Dilampiri Nilai Bikin Bingung Kepala Desa)

Anggota DPRD Sukoharjo, Martono, mengungkapkan semestinya hasil tes tertulis diumumkan panitia seleksi perdes di masing-masing desa pada siang hari sehingga tak ada kecurigaan masyarakat ihwal hasil tes tertulis itu. “Wajar saja masyarakat curiga karena hasil tes tertulis diumumkan petang hari. Ini bukti konkret panitia tes tertulis tak profesional,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (15/12/2017).

Dia menduga ada tarik ulur kepentingan sebelum hasil tes tertulis diumumkan kepada para calon perdes. Apalagi sebelumnya sudah muncul isu jual beli jabatan dan titipan yang santer berembus menjelang pelaksanaan tes tertulis perdes.

Selain molor, hasil tes tertulis dinilai banyak kejanggalan. Ada dua nomor ujian tes tertulis yang sama sehingga membingungkan calon perdes. “Misalnya, nomor ujian dua atas nama Dwi Purnomo. Nah, hasil tes tertulis yang dinyatakan lolos memang nomor ujian dua namun atas nama orang lain,” kata dia. (Baca: Hasil Tes Tertulis Perdes Sukoharjo  Salahi Perbup karena Tak Cantumkan Nilai)

Politikus asal Partai Nasdem ini menilai pelaksanaan tes tertulis perdes jauh dari harapan masyarakat. Terlebih, tes wawancara yang wajib diikuti para calon perdes yang lolos tes tertulis. Martono pesimistis calon terpilih benar-benar memiliki kualitas dan berintegritas tinggi untuk memajukan desa.

Hal senada diungkapkan seorang warga Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Rahmad. Proses seleksi perdes belum berjalan maksimal kendati naskah soal tes tertulis disusun Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret (LPPM UNS) Solo.

Pelaksanaan tes tertulis itu sekadar formalitas lantaran masih ada tahap selanjutnya yakni tes wawancara. Kepala desa bakal mengajukan beberapa calon terpilih untuk direkomendasikan ke camat.

“Semestinya kepala desa yang berwenang mutlak ihwal pelaksanaan seleksi perdes. Tak ada sangkut pautnya dengan camat atau bupati,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya