SOLOPOS.COM - Pemilihan presiden AS 2020. (JIBI/Solopos/reuters)

Solopos.com, SOLO -- Sistem pemilihan presiden AS berbeda dibandingkan pemilihan presiden di Indonesia. Meraih suara terbanyak dari masyarakat belum tentu menjadikan calon memenangi pilpres di AS.

Ini karena presiden AS tidak dipilih secara langsung oleh masyarakat. Namun oleh lembaga yang dikenal dengan sebutan electoral college atau bisa diterjemahkan sebagai lembaga pemilih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jadi siapa yang sebenarnya dipilih oleh warga AS?

Seperti dikutip  dari bbc.com, ketika warga AS datang ke tempat pemungutan suara, mereka sebenarnya memilih orang-orang yang bakal duduk dalam electoral college. Tugas utama anggota electoral college adalah memilih presiden dan wakil presiden.

Ekspedisi Mudik 2024

Hasil Pilpres AS: Joe Biden Unggul Jauh atas Donald Trump di Electoral Vote

Mereka bekerja setiap empat tahun sekali, yakni beberapa pekan setelah pemungutan suara oleh masyarakat di negara bagian. Pada saat itulah mereka menjalankan tugas.

Anggota electoral college dicalonkan oleh partai politik di tingkat negara bagian. Mereka biasanya petinggi partai atau sosok yang berafiliasi dengan kandidat presiden dari partainya.

Di tempat pemungutan suara, pemilih tidak hanya memberikan suara untuk calon presiden, tapi juga calon anggota electoral college. Di surat suara, nama mereka biasanya muncul di bawah nama kandidat presiden. Namun ada juga negara bagian yang tidak mencetak nama calon anggota electoral college.

Fakta Unik Seputar Pilpres AS

Bagaimana cara kerja electoral college?

Jumlah perwakilan setiap negara bagian dalam kelompok ini disesuaikan dengan total populasi di daerah tersebut. Anggota electoral college total berjumlah 538 orang. Jadi, calon yang mendapatkan minimal 270 electoral vote (suara electoral college) atau lebih bakal memenangi pilpres AS.

California adalah negara bagian dengan perwakilan terbanyak, yaitu 55 orang. Sementara negara bagian yang jumlah penduduknya sedikit, seperti Wyoming, Alaska, dan North Dakota, termasuk Washington DC, diwakilkan oleh minimal tiga orang. Setiap orang dalam lembaga ini memiliki satu hak suara.

Itu artinya para pemilih menentukan persaingan pada tingkat negara bagian, alih-alih tingkat nasional. Karenanya, seorang kandidat dimungkinkan merebut suara terbanyak pada tingkat nasional—seperti Hillary Clinton pada 2016—namun kalah dari jumlah suara electoral college.

Negara Bagian ini Harus Dimenangi Trump Jika Ingin Kembali Berkuasa

Semua negara bagian AS yang berjumlah 50, kecuali dua di antaranya, punya aturan bahwa pemenang bisa merebut semua suara electoral college. Dengan demikian, setiap kandidat yang mendulang suara terbanyak di sebuah negara bagian berhak meraup seluruh suara electoral college negara bagian tersebut.

Kebanyakan negara bagian condong pada salah satu partai, sehingga fokus setiap capres biasanya tertuju pada 12 atau lebih negara bagian yang peluang kemenangannya 50-50. Negara-negara bagian ini dijuluki negara bagian kunci pertarungan.

Swing State

Biasanya, setiap anggota electoral college akan memilih kepada calon presiden yang mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan umum di negara bagian.

Misalnya, jika seorang kandidat dari Partai Republik memenangi 50,1% suara di Texas, dia akan mendapat seluruh suara dari anggota electoral college dari negara bagian itu, yang berjumlah 38 orang.

Hanya negara bagian Maine dan Nebraska yang membagi suara electoral college berdasarkan proporsi suara yang diterima masing-masing calon presiden.

Itulah alasan calon presiden AS fokus memenangkan negara bagian yang tidak menyerahkan seluruh suara untuk kandidat yang paling banyak dipilih.

Negara bagian seperti ini dikenal dengan istilah 'swing state'. Memenangi sebanyak mungkin suara dari setiap negara bagian bukan strategi yang biasa dilakukan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya