SOLOPOS.COM - Petugas memeriksa suhu tubuh penumpang pesawat yang tiba di area Terminal Kedatangan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Selasa (10/3/2020), sebagai antisipasi penyebaran virus corona. (Antara/Fikri Yusuf)

Solopos.com, JAKARTA - Wabah virus corona yang mulai merebak membuat publik waspada. Salah satu bentuk kewaspadaan adalah pemeriksaan suhu tubuh.

Banyak fasilitas umum yang kini dilengkapi dengan pemeriksaan suhu tubuh. Hal ini yang membuat masyarakat menjadi semakin rajin memeriksa suhu tubuh.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pulang dari Dolan ke Bali, 93 Warga Pilang Sragen Bebas Corona

Banyak diantaranya yang mulai sadar suhu tubuh sehari-hari mereka berada jauh di bawah 35 derajat celcius.

Ekspedisi Mudik 2024

Seperti yang dialami dr. Shela Putri Sundawa. Saat diperiksa suhu tubuhnya, dr. Shela mendapatkan hasil yang tidak biasa, yaitu 31,5 derajat celcius. Padahal menurutnya, kondisi manusia dengan suhu di bawah 35 derajat cukup mematikan.

"Suhu di bawah 35 derajat celcius itu lethal atau mematikan untuk manusia," tulisnya di akun twitter pada Senin (16/3/2020).

Terdakwa Korupsi BKK Sukoharjo Dituntut 7 Tahun 6 Bulan

Menurutnya, apabila ada orang sehat yang suhu tubuhnya kurang dari 35 derajat celcius, maka ada tiga kemungkinan yang terjadi; "alatnya rusak, cara pengukuran kurang tepat, yang diperiksa bukan manusia," tambahnya.

Sementara itu, dr. Shela juga mengungkapkan bahwa manusia memiliki suhu normal 36,5-37,5 derajat celcius.

"Kurang dari itu, hipotermi atau terlalu dingin, lebih dari itu demam. Kalo sehat-sehat saja enggak ada keluhan tapi suhu enggak normal, cek 3 kemungkinan yang tadi saya sebut," tulisnya lagi.

Update: 2 Kematian Pertama Pasien Corona di Malaysia

Suhu Tubuh Hipotermia

Ia menambahkan, bahwa manusia termasuk homoiterm atau berdarah panas yang artinya suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh suhu ruangan.

"Jika lingkungan dingin, tubuh akan tetap berusaha mempertahankan suhu normal sesuai settingan di pusat saraf (otak), salah satu mekanismenya dengan menggigil," imbuh dr. Shela.

Ia juga menyebutkan, bahwa bayi memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena hipotermia daripada orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cadangan lemak yang sedikit dan otak yang belum matang membuat kesulitan penyesuaian suhu.

Perjalanan Virus Corona dari Wuhan Menyebar ke Dunia

"Jadi kalo ada orang dewasa dicek suhu di bawah 35 derajat, orangnya bisa jalan-jalan dan sehat walafiat kesalahan mungkin pada cara pengukuran atau termometernya."

Menurutnya, cara pengukuran suhu yang baik adalah ditempel di ketiak, mulut, atau dubur. Cuitan tersebut telah mendapatkan belasan ribu retweet dan lebih dari 19.000 suka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya