SOLOPOS.COM - Nelayan beraktivitas di area tempat bersandar perahu dekat Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri, belum lama ini. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Warga yang akan terdampak pengembangan Wisata Waduk Gajah Mungkur atau WGM, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri meminta berdiskusi dengan semua pihak terkait secara khusus.

Hal itu supaya mereka dapat menyampaikan aspirasi sebelum proyek dimulai, sehingga semua bisa klir di depan. Pertemuan lanjutan tersebut dinilai penting untuk menghindari kesalahpahama atau bahkan gesekan sosial. Warga mencatat tiga hal yang perlu diperhatikan pihak berwenang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga Desa Sendang, Sugiyanto, kepada Solopos.com, Minggu (25/4/2021), mengatakan elemen masyarakat yang berkepentingan ingin berkomunikasi lebih leluasa dengan pihak berwenang mengenai rencana pengembangan Wisata WGM.

Baca Juga: Beto Segera Gabung Persis Solo, Kaesang Sudah Bertemu Sang Agen

Mereka seperti petani ikan, nelayan, pedagang di area Wisata WGM, dan warga desa sekitar Wisata Puncak Joglo. Warga ingin menyampaikan aspirasi secara langsung kepada Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Wonogiri, konsultan, dan pemerintah pusat yang akan melaksanakan proyek.

Sugiyanto mencatat tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, ihwal karamba apung dan tempat pendaratan ikan. Dia yang juga petani ikan itu menilai lebih baik karamba apung tetap berada di kawasan seperti saat ini. Karamba apung hanya perlu ditata agar lebih rapi.

Bahkan, karamba apung bisa dijadikan salah satu destinasi wisata yang bagus. Pengunjung bisa berkeliling melihat karamba, melihat proses budi daya, bisa memberi makan ikan, membeli ikan dari petani ikan di karamba, dan kegiatan rekreatif lainnya.

“Jika ditata dengan bagus karamba apung bisa menjadi objek wisata yang menarik. Kami berharap karamba apung tidak dipindah, cukup dirapikan penataannya. Yang penting tidak mengurangi produktivitas budi daya ikan,” ulas Sugiyanto saat dihubungi.

Pedagang WGM

Kedua, terkait pedagang area Wisata WGM. Berdasar paparan pada forum focus group discussion atau FGD, pekan lalu, konsultan menginformasikan ada 403 pedagang. Namun, pedagang yang akan ditampung di tempat wisata baru nanti sebanyak 167. Itu berarti bakal ada banyak pedagang yang tak bisa berjualan di tempat wisata baru.

Menurut Sugiyanto, pedagang terdata sebanyak itu karena ada satu keluarga pedagang yang memiliki beberapa izin. Misalnya, istri, suami, dan orang tua masing-masing mempunyai izin berdagang. Akan lebih baik penempatan pedagang di tempat wisata baru ke depan berdasar pedagang eksisting.

“Pedagang yang satu keluarga diberi satu los/kios, jangan setiap anggota keluarga yang punya izin diberi tempat sendiri-sendiri. Kalau semua anggota keluarga pemilik izin diberi tempat, pedagang lain enggak kebagian tempat. Ini masalah sensitif, sehingga perlu ada solusi,” ulas Sugiyanto.

Ketiga, terkait pengembangan wisata di Watu Cenik, Puncak Joglo, dan tiga Bukit Susu. Warga desa berharap rute wisata tidak hanya sampai di Puncak Joglo lalu balik lagi melalui jalur sebelumnya. Warga meminta rute wisata melewati jalur lingkar dari jalan menuju Wisata Watu Cenik hingga tembus ke pertigaan jalan raya dekat Rumah Makan Sari Raras. Dengan begitu dampak ganda atau multiplier effect sektor pariwisata bisa dirasakan masyarakat lebih luas.

Baca Juga: Muncul Klaster Masjid Di Jaten Karanganyar, 12 Orang Positif Covid-19

“Jika rute wisata hanya sampai Puncak Joglo lalu kembali lagi, warga di wilayah lain tak mendapat dampak positifnya. Warga menyampaikan hal ini kepada saya setelah FGD lalu,” ujar Sugiyanto.

Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan atau Bappeda Litbang Wonogiri, Heru Utomo, memastikan akan ada tahapan konsultasi publik terutama dengan warga terdampak pengembangan WGM. Kegiatan tersebut sebagai ajang sosialisasi dan berkomunikasi antara pihak terkait dengan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya