SOLOPOS.COM - Ilustrasi aplikasi Tiktok. (Istimewa)

Solopos.com, WASHINGTON -- Perusahaan induk TikTok ByteDance dikabarkan setuju untuk memecah operasional di Amerika Serikat. Pernyataan ini muncul setelah Presiden Donald Trump mengancam akan memblokir media sosial tersebut.

Tegas, Presiden AS Donald Trump Segera Larang TikTok?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir Reuters, Minggu (2/8/2020), ByteDance semula ingin mempertahankan kepemilikan saham minoritas di bisnis TikTok AS. Namun hal ini ditolak Gedung Putih.

Donald Trump mengumumkan akan melarang aplikasi berbagi video asal China, TikTok. Kepada reporter Trump menyampaikan, dia akan menandatangani perintah eksekutif secepatnya pada Sabtu terkait larangan tersebut.

Pejabat keamanan AS mengungkapkan kekhawatirannya, aplikasi buatan perusahaan China ByteDance itu bisa dimanfaatkan untuk mengumpulkan data pribadi warga Amerika.

Peneliti Sebut Tak Ada Malware Mencurigakan di Aplikasi Tiktok

TikTok membantah tuduhan perusahaan tersebut dikontrol atau berbagi data dengan pemerintah China. Pengguna TikTok di Amerika mencapai 80 juta dan jika dilarang di AS akan sangat berdampak bagi ByteDance.

"Sepanjang TikTok mengkhawatirkan, kami melarangnya dari AS," kata Trump kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan, Air Force One, dikutip dari BBC, Minggu (2/8).

Tidak jelas otoritas apa yang dilanggar oleh TikTok, serta belum jelas bagaimana larangan akan ditegakkan dan tantangan hukum apa yang akan dihadapinya.

Tiktok Goyang Tarakdung Viral, Almira Dapat Penghargaan

Microsoft dilaporkan telah melakukan pembicaraan untuk membeli aplikasi dari ByteDance, tetapi Trump tampaknya meragukan bahwa kesepakatan seperti itu akan diizinkan.

Seorang juru bicara TikTok menolak berkomentar terkait larangan Trump tersebut, tetapi mengatakan kepada media AS bahwa perusahaan itu "percaya diri dalam keberhasilan jangka panjang TikTok" di AS.

Gak Cuma Buat Lucu-Lucuan, Ini 5 Tips Jitu Manfaatkan Tiktok untuk Promosi Bisnis

Langkah untuk melarang TikTok terjadi pada saat ketegangan yang meningkat antara pemerintah Trump dan pemerintah China atas sejumlah masalah, termasuk sengketa perdagangan dan penanganan Beijing terhadap wabah virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya