SOLOPOS.COM - ilustrasi

Solopos.com, SOLO—Sebagianorang mungkin pernah mengalami deja vu. Fenomena unik ini muncul ketika seseorang mengalami sebuah momen atau peristiwa seperti yang seolah sudah pernah dilakukan sebelumnya.

Istilah deja vu ini dicetuskan pada 1876 oleh filsuf Perancis Emile Boirac untuk menggambarkan perasaan kuat bahwa pengalaman yang Anda alami sekarang sudah pernah dialami di masa lalu.

Promosi BRI Optimistis Bisnis Remitansi Tumbuh 25% Selama Ramadan dan Lebaran 2024

Sejumlah psikolog dan psikiater lain mencoba menjelaskan penyebab terjadinya deja vu.  Menurut Sigmund Freud, terjadinya fenomena ini berhubungan dengan keinginan seseorang yang terpendam.

Sedangkan Studi pada 2006, ilmuwan dari Leeds Memory Group di Leeds, Inggris, menyimpulkan bahwa penyebab deja vu tersebut merupakan pemicu yang tidak terduga di bagian otak yang sedang menjalankan fungsi pengenalan.

Ekspedisi Mudik 2024

Akibatnya, seseorang merasa pengalamannya begitu familier dengan salah satu memori yang tersimpan. Dirangkum dari beberapa sumber berikut alasan utama terjadinya deja vu.

Doni Monardo Resmikan Rumah Sakit Covid-19 di Biak

Sirkuit Otak

Deja vu bisa terpicu ketika otak mencerna informasi dari lingkungan sekitar dan langsung mengirimkannya ke bagian otak yang menyimpan memori jangka panjang. Malfungsi sirkuit inilah yang membuat seseorang seolah-olah mengalami kembali kejadian dari masa lalu.

Saraf Sedang Tidak Cocok

Karena otakpun sebenarnya tidak sempurna, ada kemungkinan ketidakcocokan pada neurologik atau saraf otak yang mengacaukan memori anda.

Pertanda Anda Masih Muda

Sekira 60 persen-70 persen deja vu ini, sering dialami oleh orang yang lebih muda. Walaupun, tidak bisa dimungkiri bahwa orang yang sudah berumur juga bisa mengalami deja vu.

Otak Anda Bekerja

Ada anggapan, dejan vu adalah pertanda baik yang bisa mencerminkan tingkat dan kecepatan kemampuan otak dari suatu individu untuk memproses memori. Maka, ketika Anda mengalami deja vu kembali, nikmatilah karena fenomena ini jarang sekali terjadi.

5 Hal Yang Sebaiknya Tidak Diceritakan Kepada Keluarga, Ini Alasannya

Faktor di Balik Deja Vu

Menurut sehatq.com, sejauh ini, penyebab dejavu pada orang yang bukan penderita psikosis atau epilepsi lobus temporalis bisa dikategorikan menjadi empat:

1. Faktor atensi

Penjelasan berdasarkan faktor atensi menduga bahwa dejavu bisa terjadi ketika persepsi awal terjadi saat tingkat perhatian (atensi) seseorang sedang menurun. Kemudian, persepsi ini berlanjut hingga tingkat atensi orang tersebut penuh.

Bangkitkan Semangat Anak Saat Belajar Lewat Daring, Ikuti Tips Berikut

2. Faktor memori

Teori berdasarkan faktor memori berasumsi bahwa pemicu deja vu adalah adanya ingatan mengenai beberapa detail dalam pengalaman yang sedang terjadi. Tetapi sumber ingatan tersebut sudah terlupakan.

3. Faktor pemrosesan ganda

Penjelasan mengenai dejavu akibat pemrosesan ganda menduga bahwa dua proses kognitif yang biasanya berlangsung secara sinkron, sejenak menjadi tidak sinkron. Contohnya, perasaan familiar dan proses pemanggilan informasi di otak yang tidak sejalan, atau persepsi serta memori yang mendadak tidak sinkron.

4. Faktor neurologis

Penjelasan mengenai faktor neurologis sebagai penyebab dejavu menduga bahwa fenomena ini terjadi akibat adanya kejang ringan di lobus temporal pada orang yang tidak mengidap epilepsi.

Adanya keterlambatan transmisi neuron di antara mata, telinga, dan organ persepsi lain dengan pusat pemrosesan tingkat tinggi di otak juga bisa memicunya. Faktor pemrosesan ganda dan faktor neurologis belum bisa diteliti lebih lanjut. Pasalnya, para ilmuwan belum menemukan teknologi yang cukup canggih untuk melakukan pengujian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya