SOLOPOS.COM - Tim Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran bersama tim gabungan melakukan evakuasi fosil gading gajah persawahan warga di lereng Pegunungan Patiayam sebagai kawasan Situs Patiayam, Jumat (17/12/2021. (Antara)

Solopos.com, SRAGEN — Banyak orang yang begitu mendengar nama Kabupaten Sragen langsung mengidentikannya dengan situs purbakala. Ini wajar saja karena Sragen adalah rumah dari Museum Manusia Purba Sangiran.

Melansir artikel dari kemenparekraf.go.id, situs manusia purba di Sangiran dianggap menjadi yang terbesar dan terpenting di dunia. Bahkan, para peneliti beranggapan bahwa Sangiran adalah pusat peradaban besar, penting, dan lengkap manusia purba di dunia. Ini karena Situs benda purbakala itu memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Situs Sangiran menyimpan kekayaan fosil-fosil purbakala, mulai dari fosil manusia purba, binatang-binatang purba, hingga hasil kebudayaan manusia praaksara.

Mengutip kemendikbud.go.id, Situs Sangiran terletak di dua wilayah kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar, dengan luas 59,21 kilometer persegi. Situs ini dikelola Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Ada Atraksi Baru di Museum Sangiran Sragen Setiap Minggu

Museum Sangiran yang terletak di kawasan Situs Sangiran dibagi menjadi lima klaster. Klaster pertama adalah Klaster Krikilan yang berfungsi sebagai pusat kunjungan atau visitor center. Di klaster ikni memberikan informasi secara lengkap tentang Situs Sangiran.

Kemudian ada Klaster Dayu, Klaster Bukuran, Klaster Ngebung, dan Museum Manyarejo. Saat ini Situs Sangiran tidak hanya dikenal di Indonesia, melainkan juga di dunia internasional sebagai situs yang mampu menyumbangkan pengetahuan penting mengenai bukti-bukti evolusi (perubahan fisik) manusia, evolusi fauna, kebudayaan, dan lingkungan, yang terjadi sejak dua juta tahun yang lalu.

Karena nilai-nilainya, Situs Sangiran telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. UNESCO menetapkan Situs Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia Nomor 593 pada tahun 1996 dengan nama The Sangiran Early Man Site.

Baca Juga: Watu Kelir, Situs Purbakala dari Dasar Samudra Hindia

Koleksi Benda Purbakala di Sangiran

Beberapa koleksi yang tersimpan di Museum Sangiran, di antaranya fosil manusia. Fosil ini antara lain Australopithecus africanus (replika), Pithecanthropus mojokertensis (Pithecanthropus robustus) (replika), Homo soloensis (replika), Homo neanderthal Eropa (replika), Homo neanderthal Asia (replika), dan Homo sapiens.

Situs Sangiran juga menyimpah benda purbakala berupa fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinoceros sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).

Selanjutnya fosil binatang laut dan air tawar, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.

Baca Juga: Bukit Gendol, Gunung Api Purbakala di Lereng Merapi

Di situs purbakala ini juga tersimpan beragam batuan, antara lain rijang, kalsedon, batu meteor, dan diatom. Ada pula artefak batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya