SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SEMARANG— Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong pembangunan masjid di Kompleks Kelenteng Sam Poo Kong, Kota Semarang, sebagai wujud pluralisme.

Ganjar beralasan Laksamana Cheng Ho yang mendirikan bangunan itu muslim.  “Kita tahu Laksamana Cheng Ho merupakan seorang muslim maka saya dorong pengelola segera membangun masjid di sini sehingga semakin mewujudkan spirit pluralisme dan masyarakat akan mendapatkan pengalaman yang hebat, terutama soal Bhinneka Tunggal Ika,” kata Ganjar saat menghadiri perayaan Tahun Baru Imlek 2570 di Kelenteng Sam Poo Kong Semarang, Selasa (5/2/2019), sebagaimana dilansir Antara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Secara khusus, Ganjar mengapresiasi penataan Kelenteng Sam Poo Kong dan mewanti-wanti agar kebersihan tetap dijaga agar tetap menarik minat masyarakat untuk berkunjung. Selain itu, Ganjar juga meminta pengelola Kelenteng Sam Poo Kong terus meningkatkan pelayanan, serta menambah ragam kerajinan tangan dan kulinernya.

“Harganya yang wajar, jangan ngepruk agar pengunjung yang datang semakin banyak,” ujar Ganjar didampingi Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen, Kapolda Jateng Irjen Pol. Condro Kirono, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Perwakilan pengelola Kelenteng Sam Poo Kong, Mulyadi Setya Kusuma, mengatakan Perayaan Imlek yang dilaksanakan tahun ini mengangkat tema Harmonisasi dalam Kedamaian yang ditandai dengan pelepasan ratusan ekor burung dari kandang.

Menurut Mulyadi, tema tersebut dipilih karena sejalan dengan pelaksanaan Pemilu 2019 yang diharapkan dapat berjalan lancar dan damai.

“Filososi dari pelepasan sekitar 200 ekor burung adalah memohon berkah dan kedamaian yang menjadi harapan kita semua,” kata Mulyadi.

Mengenai kelenteng Sam Poo Kong, sebagaimana dikutip dari Wikipedia, adalah bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama Laksamana Zheng He atau Cheng Ho yang beragama Islam. Kelenteng ini terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Yang menandakan bahwa ini petilasan Cheng Ho yang muslim adalah adanya tulisan “Marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Alquran”.

Bangunan itu juga disebut  Gedung Batu karena dibangun di gua. Oleh warga Tionghoa, bangunan itu itu dianggap sebagai kelenteng karena arsitektur bangunan mirip kelenteng.

Ceritanya, saat melewati Laut Jawa, banyak awak kapal yang sakit. Laksamana Cheng Ho memerintahkan kapal membuang sauh di  pantai utara Semarang untuk berlindung di sebuah gua dan mendirikan masjid di tepi pantai. Bangunan itu sekarang berada di tengah Kota Semarang.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya