Solopos.com, KARANGANYAR -- Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengungkapkannya alasannya memilih baju warok sebagai seragam dinas pegawai negeri sipil (PNS) tiap Kamis.
Selain karena melaksanakan anjuran Gubernur Jateng agar tiap pemerintah daerah mengalokasikan satu hari dalam sepekan untuk memakai pakaian adat sebagai seragam dinas, Yuli, sapaan akrab Bupati menyebut alasan lainnya adalah nostalgia masa perjuangan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
"Ini jadi khas Karanganyar. Di sini basis perjuangan R.M. Said, pendiri dan perintis Kabupaten Karanganyar. Pakaian ini sederhana, mudah, praktis, tidak mengganggu aktivitas, seperti sosok R.M. Said yang sederhana," jelas dia saat berbincang dengan wartawan di Karanganyar.
Pemkab Sukoharjo Minta PT RUM Hentikan Produksi
Bupati menyebut baju warok juga merupakan pakaian para petani zaman dulu. Mayoritas warga Karanganyar adalah petani. Pemkab mengangkat pakaian tani supaya petani merasa dihargai dan bangga.
Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar, Bagus Selo, mengapresiasi pakaian tani yang dikenakan PNS Karanganyar setiap Kamis. Sembari tersenyum, Bagus mengaku akan mengenakan pakaian serupa pada waktu tertentu.
Heboh AHY Minum Langsung dari Galon, Ditegur Anissa Pohan
Kebijakan memakai seragam warok/baju tani/hancinco/baju samin itu berlaku mulai Kamis (7/11/2019). Pada hari pertama, pemakaian baju adat itu sempat menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat.
Bahkan ada yang mengira para PNS itu adalah pendekar silat karena pakaiannya yang serbahitam lengkap dengan ikat kepala dan sandal.