SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin (freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Sebagian besar kandidat vaksin Covid-19 masih dalam tahap praklinis, artinya masih sedang diuji pada hewan atau di laboratorium, tetapi beberapa di antaranya telah mencapai uji coba pada manusia.

Demo Buruh di Kantor Gubernur Jateng Abaikan Protokol Covid-19, Begini Reaksi Ganjar…

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Uji klinis semacam itu dipecah menjadi tiga hingga empat tahap, dengan tahap sebelumnya (fase 1/fase 2) memeriksa keamanan, dosis, dan kemungkinan efek samping dan kemanjuran (seberapa baik kinerjanya dalam memerangi patogen) vaksin.

Namun, kunci untuk mendapatkan kandidat vaksin yang disetujui adalah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji coba fase 3 lebih lanjut.

Dalam uji coba fase 3, peneliti menguji keampuhan vaksin, sambil memantau reaksi merugikan pada ratusan hingga ribuan sukarelawan.

BPOM AS kemudian menyetujui vaksin jika percobaan menunjukkan itu aman dan efektif, dan manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya.

Dilansir Live Science, berikut kandidat vaksin Covid-19 yang paling menjanjikan:

Vaksin Oxford/Astra Zeneca

Vaksin yang disebut ChAdOx1 nCoV-19 dibuat dari versi lemah dari virus flu biasa (adenovirus), yang menginfeksi simpanse.

Peneliti secara genetik mengubah virus sehingga tidak dapat bereplikasi pada manusia dan menambahkan gen ke kode untuk protein lonjakan yang digunakan virus corona untuk menginfeksi sel manusia.

Secara teori, vaksin akan “mengajarkan” tubuh untuk mengenali lonjakan ini, sehingga ketika seseorang terpapar, sistem kekebalan dapat menghancurkannya.

Sukoharjo Tambah 51 Kasus Positif Covid-19 Baru Dalam Sepekan, Nakes Mendominasi

Sinovac Biotech

Vaksin PiCoVacc yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech asal Beijing diketahui dapat melindungi monyet kera rhesus dari infeksi virus corona.

Perusahaan, yang menunjukkan vaksin tersebut aman dan efektif dalam uji klinis awal, sedang merekrut untuk uji klinis fase 3 dengan 8.870 peserta di Brasil.

Vaksin ini terdiri dari versi tidak aktif dari virus SARS-CoV-2. Vaksin yang tidak aktif adalah versi mati dari patogen penyebab Covid-19. Ini berbeda dengan vaksin dari virus yang dilemahkan.

Moderna/ National Institute of Allergy and Infectious Diseases US

Kandidat vaksin ini (mRNA-1273), dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi AS Moderna dan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), adalah yang pertama kali diuji pada manusia di AS.

Vaksin Moderna bergantung pada teknologi yang belum digunakan dalam vaksin yang disetujui sampai saat ini, yaitu menggunakan sepotong materi genetik yang disebut messenger RNA (mRNA).

Vaksin mRNA, terdiri dari bahan genetik yang mengajarkan sel untuk membangun protein virus sendiri (dalam hal ini, protein lonjakan virus corona).

Baik vaksin tradisional maupun mRNA memicu respons imun dalam tubuh sehingga jika seseorang secara alami terpapar virus, tubuh dapat dengan cepat mengenali dan melawannya.

Kabar Baik! 10 Pasien Covid-19 di Klaten Sembuh, Termasuk Batita Asal Tulung

CanSino Biologics/Institut Bioteknologi Beijing

CanSino Biologics, bekerja sama dengan Institut Bioteknologi Beijing, mengembangkan kandidat vaksin menggunakan adenovirus yang dilemahkan.

Berbeda dengan vaksin Oxford, CanSino Biologics menggunakan adenovirus yang menginfeksi manusia.

Bersama dengan Moderna, kelompok ini juga menerbitkan hasil dari uji coba fase 2 mereka pada 20 Juli di jurnal The Lancet.

Studi ini tidak menemukan efek samping yang serius, meski beberapa melaporkan reaksi ringan atau sedang termasuk demam, kelelahan dan nyeri di tempat suntikan. Sekitar 90% dari peserta mengembangkan respon sel-T dan sekitar 85% mengembangkan antibodi penawar.

Sinopharm

Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm) milik negara memiliki dua vaksin dalam pembuatannya, keduanya dalam bentuk SARS-CoV-2 yang tidak aktif.



Vaksin-vaksin ini dikembangkan oleh Institut Produk Biologi Beijing dan Institut Produk Biologi Wuhan.

Menurut media pemerintah China, vaksin dapat diap digunakan publik pada akhir 2020.

Update 28 Juli: Kasus Terkonfirmasi Covid-19 Indonesia Tambah 1.748

Pfizer/BioNTech/Fosun Pharmaceutical

Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, mengembangkan vaksin yang menggunakan messenger RNA untuk mendorong sistem kekebalan untuk mengenali virus corona.

Pfizer mengumumkan hasil baru (dalam siaran pers, sehingga temuan tersebut tidak ditinjau oleh rekan sejawat atau peer-review) bahwa vaksin juga mendorong produksi sel-T khusus untuk virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya