SOLOPOS.COM - Lawang Sewu, Kota Semarang, Jawa Tengah. (Instagram—wisatasemarang)

Solopos.com, SEMARANG — Stasiun Kereta Api (KA) Tawang merupakan stasiun utama yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah. Di stasiun inilah, para pendatang dari berbagai daerah yang ingin mengunjungi kota lumpia datang. Sebagai salah satu pintu masuk utama Kota Semarang, terdapat banyak destinasi wisata yang lokasinya dekat dengan Stasiun KA Tawang. Berikut ini lima destinasi wisata yang dekat dengan Stasiun KA Tawang;

Lawang Sewu

Gedung bersejarah ini adalah milik dari PT Kereta Api Indonesia  (Persero) yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perushaaan kereta api swasta  Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) di masa pemerintahan kolonial Belanda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Pemprov Jateng Minta Swab Tes & Vaksin Tidak Jadi Syarat Wajib SKD CPNS, Setuju Lur?

Gedung Lawang Sewu ini dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 18.232 m2 dan bangunan utama dibangun pada 27 Febuari 1904 dan selesai pada Juli 1907. Sedangkan bangunan tambahan dibangun sekitar 1916 dan selesai tahun 1918.

Ekspedisi Mudik 2024

Bangunan ini dibangun oleh seorang arsitek Belanda bernama Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, sehingga terdapat nuansa bangunan khas Eropa yang banyak dijadikan latar swafoto para kaum milenial. Selain berswafoto, pengunjung juga disuguhkan beragam informasi cerita-cerita yang ada dibalik gedung ini. Untuk memasuki gedung bersejarah ini, pengunjung harus membayar tiket seharga Rp 10.000 untuk umum dan Rp5.000 untuk pelajar.

Kota Lama Semarang

Sering disebut sebagai Little Netherland karena nuansa bangunan khas Belanda masih terasa di kawasan ini. Kota Lama Semarang adalah salah satu peninggalan masa kolonial yang masih sangat kental nuansa kolonialnya.

Baca Juga: Duh! Baru 4 Hari PTM Berjalan, Pelajar SMK di Semarang Malah Tawuran

Mengutip dari situs Jogjaprov.go.id, Jumat (3/9/2021), secara umum bentuk bangunan yang ada di Kota Lama ini mengikuti gaya bangunan yang ada di Eropa sekitar tahun 1700an. Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai adanya ruang bawah tanah.

Hal ini wajar karena kawasan ini dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia saat itu sehingga konsep bangunan sudah pasti mengikuti gaya bangunan yang ada di Belanda di masa itu. Dari segi tata kota, wilayah ini dibuat memusat dengan gereja Blenduk dan kantor-kantor pemerintahan sebagai pusatnya.

Mengapa gereja? Karena pada saat itu pusat pemerintahan di Eropa adalah gereja dan gubernurnya. Gereja terlibat dalam pemerintahan dan demikian pula sebaliknya. Bagaimanapun bentuknya dan apapun fungsinya saat ini, Kota Lama merupakan aset yang berharga bila dikemas dengan baik. Sebuah bentuk nyata sejarah Semarang dan sejarah Indonesia pada umumnya.

Baca Juga: 4 Penyebab Semarang Langganan Banjir Rob hingga Diprediksi Tenggelam

Dream Museum Zone (DMZ)

Merupakan museum lukisan 2D yang dibuat menjadi 3D. Objek wisata ini memungkinkan untuk berfoto dengan objek-objek unik yang tampak nyata, Ada berbagai tema yang disajikan di museum ini, Pembuat lukisan ini berasal dari Korea, karena itu untuk masuk ke museum ini memang harus merogoh kocek yang lumayan dalam, yaitu Rp100.000. Namun tentunya harga tiket itu sepadan dengan hasil karya seni yang dipamerkan.

Di museum ini, pengunjung juga bisa berswafoto dengan latar lukisan yang seakan seperti nyata. Museum ini buka dari pagi hingga malam supaya pengunjung yang ingin berswafoto bisa mendapatkan waktu terbaiknya, namun disarankan untuk datang saat weekdays karena tidak ramai sehingga foto yang dihasilkan bisa lebih baik, selain itu juga tidak mengantri.

Simpang Lima

Merupakan tempat pertemuan lima jalan utama di Semarang yang menyatu, yaitu Jalan Pahlawan, Jalan Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada dan Jalan Ahmad Dahlan.  Mengutip dari Wikipedia, Simpang Lima ini  beridiri banyak hotel-hotel bernintang dan pusat pemebelanjaan.  Di antaranya Hotel Ciputra, Hotel Horison, Hotel Graha Santika, Mall Ciputra, E Plaza, Plaza Simpang Lima, Living Plaza, @Hom Hotel, Holiday Inn Express, Warhol Apartment dan Condotel

Simpang Lima dijadikan sebagai pusat Alun-alun Semarang berdasarkan atas usulan Presiden RI pertama kali yaitu Ir. Soekarno dengan alasan Pusat alun-alun yang semula berada di Kawasan Kauman telah beralih fungsi menjadi Pusat Perbelanjaan. Rencana pembangunan Lapangan Pancasila waktu itu dipilih di ujung jalan Oei Tiong Ham (Jalan Pahlawan Semarang). Lapangan Pancasila kemudian dapat terbangun pada tahun 1969.

Semarang Kreatif Galery

berlokasi di Kota Lama, Semarang Kreatif Galery merupakan ruang kreatif dengan jalur pejalan kaki yang dibuat sangat Instagramable. Mengutip situs Detik.com, lokasi tepatnya berada di Jalan Letjen Suprapto yang tidak jauh dari Gereja Blenduk, tepatnya di gedung kuno yang digunakan PT Telkom.

Menjelang sore, banyak wisatawan yang datang kemudian berswafoto di jalur pejalan kaki ini. Desainnya menarik karena luas dan memiliki berbagai hiasan. Perpaudian meja dan kursi antik di depan gedung juga menarik warga untuk niongkrong di sana.

Di dalam galeri, terdapat berbagai macam produk UMKM di Semarang seperti baju, tas, sepatu. Masih di gedung yang sama, Keris Cafe yang menyediakan oleh-oleh tradisional dan jajan pasar dengan gaya cafe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya