SOLOPOS.COM - Kilang Minyak Cilacap merupakan Kilang terbesar se-Asia Tenggara. Kapasitas produksinya dapat mencapai 348.000 barrel per hari (Antara/Idhad Zakaria)

Solopos.com, SOLO — Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak mempunyai beberapa kilang minyak yang tersebar di sejumlah wilayah di Tanah Air.

Dikutip dari kanal youtube Daftar Top, Selasa (13/9/2022), total ada 10 kilang minyak di Indonesia yang dikelola beberapa perusahaan swasta hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kilang minyak Cilacap disebut-sebut sebagai kilang minyak terbesar di Indonesia. Berikut ini Solopos.com rangkumkan 5 kilang minyak terbesar yang ada di Indonesia urut dari yang paling kecil hingga terbesar:

  1. Kilang Minyak Balongan

Kilang Balongan
Kilang Minyak Balongan, di Indramayu. Menempati urutan kelima dari deretan Kilang Minyak terbesar di Indonesia
(BUMNINC)

Salah satu kilang minyak Indonesia sekaligus menjadi terbesar kelima ada di Indramayu, yakni Kilang Minyak Balongan. Kapasitas produksi 125.000 barrel minyak per hari.

Bahan baku minyak yang diolah di Kilang Minyak Balongan adalah minyak mentah yang berasal dari Riau. Kilang Minyak Balongan dianggap memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pasokan BBM ke wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan sekitarnya.

Baca Juga : Miliader Kini Bangkrut, Warga Tuban Tak Dibekali Cara Mengelola Uang?

Sejak November tahun 2020, Pertamina membangun Refinery Development Master Plan (RDMP) fase pertama untuk meningkatkan kapasitas produksi Kilang Minyak Balongan.

Sesuai rencana, dengan terealisasi RDMP ini, Kilang Minyak Balongan mampu meningkatkan kapasitas produksi minyak yang semula 125.000 barrel menjadi 150.000 barrel per hari. Selain itu menghasilkan naphtha hingga 2 kali lipat kapasitas awal.

  1. Kilang Minyak Dumai

Kilang Minyak Dumai
Kilang Minyak Dumai, direncanakan mendapat RDMP pada 2030 mendatang (Antara)

Daftar kilang minyak terbesar keempat di Indonesia adalah Kilang Minyak Putri Tujuh di Dumai, Riau. Kilang minyak yang telah beroperasi sejak tahun 1971 ini memiliki kapasitas produksi hingga 127.000 barrel minyak per hari.

Hasil produksinya berupa BBM dan non-BBM yang didistribusikan ke seluruh Indonesia hingga mancanegara. Rencananya, Kilang Minyak Dumai juga akan mendapatkan RDMP untuk mengakomodir kebutuhan bensin nasional pada tahun 2030.

Baca Juga : Para Eks Miliarder Tuban Demo Minta Pekerjaan, Ini Tanggapan Pertamina

  1. Kilang Minyak Plaju

Kilang Minyak Plaju
Kilang Minyak Plaju, merupakan Kilang Minyak tertua di Indonesia. Telah berdiri sejak tahun 1904 (Antara)

Selanjutnya, terdapat Kilang Minyak Plaju yang menjadi Kilang Minyak terbesar ketiga di Indonesia. Letaknya di tepi Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.

Pada tahun 2016, Kilang Minyak Plaju mampu memproduksi hingga 127.300 barrel minyak per hari.

Kilang Minyak Plaju didirikan pada tahun 1904 oleh Belanda dan menjadi kilang minyak tertua yang dimiliki Indonesia. Pada awal beroperasi, Plaju memiliki kapasitas produksi 110.000 barrel per hari.

Adapun Kilang Minyak Plaju mengakomodir proses pengolahan minyak mentah dan intermediate product menjadi produk jadi berupa premium kerosin, solar, fuel oil, avtur, pertamax, dan lain-lain. Produk unggulannya adalah polypropylene.

Untuk diketahui, Kilang Minyak Plaju milik Pertamina ini merupakan satu-satunya kilang minyak yang dapat menghasilkan biji plastik.

Baca Juga : Rentetan Kebakaran di Kilang Minyak Pertamina Sepanjang 2021

  1. Kilang Minyak Balikpapan

Kilang Minyak Balikpapan
Kilang Minyak terbesar kedua yang ada di Indonesia (bisnis.com)

Kilang Minyak terbesar kedua masih dimiliki Pertamina, yakni Kilang Minyak Balikpapan di Kalimantan Timur. Kilang minyak ini menghasilkan 260.000 barrel minyak per hari. Kilang Minyak Balikpapan mengakomodir 26% pasokan BBM nasional.

Penyaluran produk dari Kilang Minyak Balikpapan sampai dengan Indonesia Timur. Kilang Minyak Balikpapan juga akan meningkatkan kapasitas produksi melalui proyek RDMP.

Sesuai rencana, Kilang Minyak Balikpapan akan meningkatkan hasil produksi hingga 100.000 barrel. Semula kapasitas produksi 260.000 barrel menjadi 360.000 barrel. Jika proyek ini berjalan maka Pertamina akan menyerap 20.000-25.000 tenaga kerja.

Proyek ini diperkirakan selesai pada tahun 2023. Jika telah beroperasi, menurut perhitungan proyek ini mampu meningkatkan GDP hingga US$ 1,6 miliar atau setara Rp23,2 triliun.

Baca Juga : Satu Tangki di Kilang Pertamina Indramayu Kembali Terbakar, Ini Tindakan Polisi

  1. Kilang Minyak Cilacap

Kilang Minyak Cilacap
Kilang Minyak Cilacap merupakan Kilang terbesar se-Asia Tenggara. Kapasitas produksinya dapat mencapai 348.000 barrel per hari (Antara/Idhad Zakaria)

Daftar kelima dan merupakan Kilang Minyak terbesar milik Indonesia dan dikelola Pertamina adalah Kilang Minyak Cilacap. Kapasitas produksi mencapai 348.000 barrel per hari. Sebagian besar pasokan minyak nasional dari Kilang Minyak Cilacap.

Bahkan, Kilang Minyak Cilacap menjadi satu-satunya di Indonesia yang mampu memproduksi aspal sebagai material pendukung pembangunan infrastuktur di Indonesia.



Kilang Minyak Cilacap terbesar di Indonesia ini terbagi menjadi 3, yakni Kilang Minyak I yang mulai beroperasi sejak tahun 1976. Kemudian, Kilang Minyak II yang mulai beroperasi pada tahun 1983 dan Kilang Paraxylene yang mulai beroperasi pada tahun 1990.

Pada tahun 2011-2015, Pertamina mulai membangun Residue Catalytic Cracking (RCC). Proyek ini diadakan dengan tujuan mengurangi impor BBM dan produk petrokimia.

Baca Juga : Alhamdulillah…Api di Kilang Pertamina Cilacap Berhasil Dipadamkan

Selain itu, ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam program pembangunan infrastuktur energi untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dengan nilai investasi mencapai Rp11 triliun.

RCC memanfaatkan teknologi katalis untuk mengonversi minyak berat yang menghasilkan berbagai produk, seperti gasoline, LPG, dan lain-lain. Tak berhenti sampai di situ Pertamina kembali membangun proyek yang disebut Langit Biru Cilacap pada tahun 2019.

Produk yang dihasilkan setara dengan Euro 4 atau jenis BBM yang sudah memiliki kualitas ramah lingkungan. Selain itu, proyek Langit Biru Cilacap menjadi sarana Pertamina meningkatkan produksi pertamax hingga 60% atau dari semula 1 juta barrel menjadi 1,6 juta barrel per bulan.

Hebatnya, dengan Langit Biru Cilacap, Pertamina mampu menghemat biaya impor hingga Rp10 triliun setiap tahun.

Di tahun 2022 ini Pertamina kembali menyusun proyek RDMP yang bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak di Kilang Minyak Cilacap yang semula 348.000 barrel per hari menjadi 400.000 barrel per hari. Menurut perkiraan proyek ini akan selesai pada tahun 2025.

Baca Juga : Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Dicegah ke Luar Negeri, Kenapa?

Dari uraian di atas dapat kita lihat betapa luar biasa proses pembangunan infrastuktur pada bidang energi di Indonesia. Tentu semua upaya itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan konsumsi minyak masyarakat.

Bahkan, Kilang Minyak Cilacap yang saat ini menjadi kilang minyak terbesar di Indonesia ternyata juga merupakan yang paling strategis di Asia Tenggara. Keren, bukan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya