SOLOPOS.COM - Petugas DLH Solo memindahkan pohon yang terdampak flyover Purwosari di Jl. Slamet Riyadi, Kerten, Laweyan, Senin (13/1/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO – Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo menyiapkan sejumlah tempat relokasi pohon yang terdampak proyek Flyover Purwosari. Setidaknya ada empat lokasi yang disiapkan sebagai lahan penanaman pohon-pohon peneduh jalan tersebut.

Keempat lokasi tersebut adalah depan Kompleks TMP Kusuma Bhakti Jurug, kawasan Jurug Solo Zoo, kawasan Bong Mojo (Jebres), dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo. Selain itu, kemungkinan ada lokasi baru yang dipersiapkan untuk menanam kembali ratusan pohon terdampak Flyover Purwosari Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hdup (DLH) Solo, Gatot Sutanto, saat diwawancara wartawan, Rabu (29/1/2020).

“Kami sedang koordinasikan dengan pengelola tempat-tempat tersebut untuk persiapan teknis,” tutur dia.

Keempat lokasi itu dipilih berdasarkan sejumlah pertimbangan. Mulai dari luas tempat hingga lokasinya yang tidak di pinggir jalan. Dengan begitu pohon yang ditanam tidak terdampak polusi dan diganggu tangan-tangan jahil.

Pemindahan itu juga minim risiko bagi pengguna jalan, mengingat akar pohon yang baru ditanam relatif kurang kuat dan rawan ambruk. “Dengan begitu juga memudahkan dalam pemantauan. Pertimbangan lain dekat sumber air,” ujar dia.

Di sisi lain Gatot menambahkan pihaknya akan bekerja sama dengan Universitas Batik (Uniba) terkait perawatan pohon-pohon yang sudah dipindahkan ke kebun bibit DLH Solo. Kongkretnya dengan memberdayakan para mahasiswa Uniba.

“Insyaallah mulai bulan depan ada beberapa mahasiswa yang akan membantu kami dalam perawatan pohon-pohon itu di kebun kami. Saat ini mahasiswa sedang off kuliah dan ada kegiatan praktik sehingga belum bisa gabung,” urai Gatot.

Sementara diwawancarai terpisah, anggota DPRD Solo yang juga pecinta lingkungan, Antonius Yogo Prabowo, berharap DLH serius merawat pohon-pohon tua yang dipindahkan dari Purwosari. Dia tidak ingin pohon-pohon tersebut rusak atau justru mati.

“Perawatan pohon-pohon yang dipindahkan dari Purwosari harus benar-benar serius. Agar nanti saat akan ditanam kembali masih hidup. Ini penting karena Solo butuh pepohonan hijau untuk menjaga suhu udara tak terlalu panas,” kata Antonius Yogo Prabowo.

Apalagi berdasarkan data terbaru, ruang terbuka hijau (RTH) Solo masih jauh dari angka minimal sebesar 20 persen. Perlu kerja keras semua pihak untuk menambah RTH di berbagai tempat, agar suhu udara di Solo bisa tetap segar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya