SOLOPOS.COM - Ilustrasi longsor. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), tidak hanya berpotensi menyebabkan bencana banjir, tapi juga tanah longsor. Berikut tiga kecamatan di Kota Semarang yang rawan bencana tanah longsor.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Winarsono, menyebut ada tiga kecamatan di Kota Semarang yang rawan longsor selama musim penghujan. Salah satunya adalah Kecamatan Gajahmungkur.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

“Selain Gajahmungkur, ada di Ngaliyan dan Banyumanik. Warga tinggal di tebing yang konturnya terasering itu masih aman. Patut diwaspadai adalah warga yang tinggal tepat di bawah pereng bukit yang kondisinya sangat curam,” jelas Winarsono, Senin (17/10/2022).

Sementara itu, Camat Gajahmungkur, Ade Bhakti, meminta warga yang tinggal di wilayah perbukitan meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana selama musim penghujan. Selain bahaya longsor, pohon tumbang juga menjadi momok yang cukup menakutkan bagi warga Kecamatan Gajahmungkur. Apalagi, baru-baru ini di wilayah Kecamatan Gajahmungkur, tepatnya Kelurahan Petompon dan Kelurahan Sampangan, terjadi pohon tumbang.

Ade juga membenarkan jika banyak warganya yang tinggal di area rawan longsor. Area rawan longsong di Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, itu tersebar di sejumlah wilayah seperti Kelurahan Bendungan, Kelurahan Lempongsari, wilayah lingkungan RW 009 Kelurahan Gajahmungkur serta area tanah gerak yang terletak di Kelurahan Bendan Nduwur.

Baca juga: Awas! 3 Daerah di Jateng Siaga Hujan Ekstrem, Salah Satunya Karanganyar

“Setidaknya ada 10 lebih kampung yang masuk kategori rawan longsor. Terutama Kelurahan Bendungan yang banyak lahan bawah pereng bukit sejak lama ditempati warga. Warga juga sudah lama tinggal di sana,” kata Ade saat ditemui di kantornya, Senin.

Mengungsi

Pantauan terhadap aktivitas warga yang memiliki rumah tepat di bawah pereng, lantaran curah hujan yang mengguyur wilayah Gajahmungkur belakangan cukup tinggi. “Belum lama ini ada laporan bahwa ada lima KK di Bendungan yang mengungsi ke rumah saudaranya ketika terjadi hujan lebat. Mereka tinggal tepat di bawah lereng bukit,” lanjut Ade.

Sejauh ini, tindakan preventif yang sudah dilakukan pemerintah disebut Ade berupa pemberian terpal. Gunanya adalah sebagai penutup tebing yang masih berupa tanah.

Baca juga: Banjir & Tanah Longsor Terjang Belasan Desa di Banyumas, Satu Rumah Tertimbun

Ade berharap, melalui upaya pencegahan maka area rawan longsor tidak akan meluas. Sementara terkait kerawanan pohon tumbang, dikatakan setidaknya ada 53 pohon berukuran besar yang berpotensi membahayakan pengguna jalan selama musim penghujan tahun ini.

Puluhan pohon tersebut sebagian besar berada di Jalan Menoreh sementara sebagian lagi ada di sejumlah jalan raya lainnya. “Seperti di sisi kanan Jalan S Parman, itu ada beberapa pohon tua. Hari ini kita laporkan data pohon yang lapuk kepada Disperkim, rata-rata lokasinya di Menoreh. Supaya jangan sampai menimbulkan kerugian, maka pohon yang cenderung membahayakan harus dilakukan pengeprasan pada dahan dan rantingnya,” jelas Ade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya