SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JOGJA-Jaringan Muda Produktif Indonesia (JMPI) merilis 16 nama kalangan pemuda yang dinilai layak menjadi pemimpin di 2024 mendatang. Ke-16 nama tersebut muncul setelah melalui proses seleksi selama dua tahun terakhir. Rilis itu dikeluarkan bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018.

Dari 16 nama tersebut satu berasal dari Jogja yaitu Hanafi Rais dan putra Caknun, Sabrang Nawa Damar Panuluh. Adapun nama lain seperti Ustadz Abdul Somad, Najwa Shihab, Gus Yaqut, Nadiem Makarim, Dahnil Azhar Simanjuntak, Romahurmuzy dan Emil Dardak. Selain itu ada Agus Harimurti Yudhoyono, Grace Natali, Ardi Bakrie, Dimas Oki Nugroho, Fadli Amron, Adnan Purichta dan Raja Sapta Oktohari. Dalam rilisnya, JMPI memaparkan rekam jejak 16 orang tersebut dan sepak terjang di bidangnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Juru Bicara JMPI Subhi Ridho mengatakan 16 nama yang ia rilis itu merupakan hasil riset selama dua tahun. Dari 50 nama kemudian mengerucut pada 16 nama tersebut. Pihaknya sengaja tidak merilis banyak nama tersebut agar tidak menimbulkan tanya di tengah masyarakat. Proses seleksi melibatkan tim ahli bidang sosial, politik dan lainnya, baik dari Jakarta dan Jogja.

Ia meyakini dari 16 nama itu jika diambil dua atau tiga menjadi pemimpin di negeri ini sudah sangat baik, harapannya ada transisi dari usianya milenial kepada non milenial. “Harapannya bisa lima, atau tujuh dari 16 itu, entah itu dubes, wakil menteri dan lembaga badan tinggi lainnya,” ungkapnya dalam konferensi pers rilis hasil riset kepemimpinan muda nasional di salah satu hotel di Jogja, Minggu (28/10/2018).

Ia meyakini 16 nama itu memiliki kemampuan di atas rata-rata sesuai bidangnya masing-masing. Namun jika masih ada sisi kekurangan dari 16 nama itu ke depan masih ada waktu untuk diperbaiki sepanjang belum ada keputusan hukum yang menjeratnya. Sehingga ia meyakini nama-nama tersebut sangat layak menjadi pemimpin ke depannya.

Ia menambahkan metode riset yang digunakan dengan memakai tiga parameter, antara lain media exposure, bobot dan integritas. Dalam penelitian melibatkan sekitar 400 pemuda dari seluruh provinsi di Indonesia dengan usia di bawah 30 tahun untuk memberikan masukan hingga muncul 16 nama tersebut.

“Prosesnya termasuk memberikan pelatihan di 34 provinsi. Margin error sekitar 2,5 persen,” ujarnya.

Menanggapi munculnya nama Abdus Shomad yang kadang memunculkan kontroversial, Subhi menilai, penentuan itu sudah sesuai prosedur penelitian. “Karena Ustadz Abdul Shomad ini ceramahnya kalau diikuti secara keseluruhan dan tidak dipotong-potong sebenarnya bisa dipahami konteksnya apa,” ucapnya.

Pihaknya sengaja tidak memasukkan Sanduaga Uno ke dalam daftar tersebut karena khawatir nanti ikut mengkampanyekan. “Karena Sandi sudah masuk di Pilpres, nanti sama dengan mengkampanyekan,” ujar pria bergelar doktor ini.

Dosen FISIP UAJY Lukas Ispandriarno menyatakan, dengan adanya 16 nama tersebut setidaknya memberikan banyak pilihan tentu memperhatikan integritas masing-masing. “Saya kira ini upaya bagus menawarkan banyak nama, sangat layak untuk diambil sebagai pengganti eksekutif. Bisa ditawarkan di Pilpres [2024] masih ada momentum,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya