SOLOPOS.COM - Ketua KPU, Juri Ardiantoro (kanan), melihat koleksi kegiatan pemilu dari tahun ke tahun di Rumah Demokrasi KPU Sukoharjo, Selasa (24/1/2017). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Ketua KPU pusat meresmikan rumah demokrasi di Kantor KPU Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO — Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Juri Ardiantoro, meresmikan rumah demokrasi di Kantor KPU Sukoharjo, Selasa (24/1/2017). Keberadaan rumah demokrasi diharapkan menjadi wahana baru pembelajaran bagi semua kalangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rumah demokrasi milik KPU Sukoharjo merupakan yang pertama di tahun ini. Berbagai informasi mengenai perkembangan demokrasi dan penyelenggaraan pemilu dari masa ke masa tertampung di sana. Namun, data yang dipajang di rumah demokrasi belum lengkap.

KPU Sukoharjo masih mencari data hasil pemilihan umum (pemilu) tiga periode yakni 1972, 1977, dan 1982. Pengelola rumah demokrasi memberi catatan “data belum dapat kami temukan, masih dalam tahap penelusuran. Mohon partisipasinya.”

Ketua KPU Sukoharjo, Kuswanto, mengaku sudah mencari data hasil pemilu tiga periode itu ke kantor terkait. “Kami sudah ke provinsi dan arsip nasional tetapi data hasil pemilu tiga peridoe itu tidak ditemukan,” katanya.

Kuswanto berharap data hasil pemilu tiga periode itu bisa diperoleh sehingga diketahui masyarakat Sukoharjo. Kuswanto menjelaskan ada tiga ruangan di rumah demokrasi yaitu ruangan display yang berisi buku literatur dan hasil pemilu, ruang simulasi dan diskusi, serta ruang visual yang menyajikan pemutaran video tentang pemilu 1955 hingga 2015 baik nasional maupun lokal.

Ketua KPU, Juri Ardiantoro, berharap KPU kabupaten/kota lain segera mendirikan rumah demokrasi. Menurut dia, rumah demokrasi menjadi etalase kehidupan demokrasi suatu daerah untuk mengetahui informasi dan data hasil pemilu dari masa ke masa.

“Informasi dan data di rumah demokrasi bisa digunakan partai politik untuk menyusun strategi pemenangan, melihat basis massa, dan sebagainya. Bagi masyarakat keberadaan rumah demokrasi menjadi wahana pembelajaran atau referensi. Jadi rumah demokrasi ini bisa digunakan siapa saja yang meminta data terkait pemilu.”

Juri menambahkan bagi KPU keberadaan rumah demokrasi menjadi simbol pendidikan politik untuk masyarakat. “Ke depan rumah demokrasi menjadi sarana meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu. Pemilu menjadi bagian penting dari masyarakat dan bukan hanya kegiatan dari KPU.”

Pada bagian lain, Juri menyebutkan partisipasi pemilih dalam pemilu cenderung turun walau ada beberapa daerah yang partisipasi pemilihnya naik. “Kecenderungan partisipasi pemilih menurun. Penurunan itu disebabkan berbagai faktor. Bisa jadi minimnya tingkat partisipasi pemilih ke TPS karena output pemilu tak ada kaitan dengan urusan masyarakat. Bisa juga janji pemilu ada perbaikan ekonomi tidak teralisasi atau banyaknya pejabat yang tersandung skandal korupsi atau perselingkuhan.”

Dia berharap rumah demokrasi mampu menampilkan latar belakang atau track record seorang calon untuk diketahui publik. “Ke depan rumah demokrasi ada kegiatan diskusi yang melibatkan pihak lain.”

Sementara itu, Wakil Bupati Sukoharjo, Purwadi, menegaskan rumah demokrasi menjadi wujud nyata sarana pembelajaran masyarakat tentang politik dan demokrasi. “Rakyat Sukoharjo menjadi cerdas berpolitik dan mendapatkan pemimpin berkualitas, cerdas pribadi, dan peka terhadap kebutuhan rakyatnya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya