SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bangun pagi, yang dilanjutkan olah raga ringan selama 30 menit memang membuat tubuh bugar. Tapi, berapa banyak sih diantara kita yang masih melakukan ritual menyehatkan itu? Kian hari, sepertinya orang-orang kian disibukkan saja oleh pekerjaan, sekolah dan kegiatan lainnya. Seolah tidak ada lagi waktu untuk berolah tubuh, sekadar untuk merenggakan otot yang kaku.

“Sibuk! Mana sempat olah raga,” demikian mungkin kita sering beralasan. Jangan begitu, sesibuk-sibuknya Anda, jangan pernah abaikan kebutuhan tubuh untuk berolahraga. Semua orang sepakat, olah raga penting untuk menjaga metabolisme agar tetap teratur dan meningkatkan imunitas, sehingga Anda tidak gampang sakit. Tak terkecuali bagi penderita diabetes.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Malah, khusus untuk penyandang penyakit ini, olah raga jadi satu kewajiban. Idealnya, olah raga dilakukan tiga hingga empat kali sepekan dengan durasi tiap latihan 30 menit hingga 60 menit, tergantung kondisi dan kebutuhan masing-masing. Olah raga ringan seperti jogging, renang, senam atau bersepeda bisa jadi pilihan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Yang penting olahraga dilakukan secara berkesinambungan dan bertahap. Misalnya dimulai dengan jalan pelan selama 10 menit, dilanjutkan dengan jalan cepat dan lari kecil,” sebut edukator diabetes mellitus (DM) RS Kasih Ibu, dr Enie Setiawati.

Bagi penderita diabetes, ada baiknya, sebelum mulai berolahraga, konsultasikan dulu keinginan Anda dengan dokter. Bukan apa-apa, beberapa penderita diabetes dengan kondisi gula darah lebih dari 250 mg/dL atau penderita dengan komplikasi tertentu biasanya dilarang berolahraga. Nah, kalau dokter sudah mengizinkan untuk berolahraga perhatikan pula kenyamanan kaki, hindari sepatu yang menyebabkan cedera pada kaki seperti lecet atau goresan.

Lebih baik gunakan kaos kaki dan sepatu yang nyaman. Kini, beberapa rumah sakit dan klinik diabetes bahkan juga menyediakan sepatu khusus bagi penderita diabetes.
 
Penderita diabetes juga perlu mewaspadai hipoglokemi atau penurunan kadar gula darah secara drastis yang mungkin terjadi saat berolahraga. Kenaikan penyerapan glukosa oleh otot dapat menurunkan gula darah ke tingkat yang sangat rendah Tanda-tandanya, badan gemetar, jantung berdebar, berkeringat , denyut nadi melemah, lapar, pusing, lesu, bingung, dan perubahan mood yang cepat. Bila terjadi hipoglikemi, penanganan pertama bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan manis seperti permen atau jus buah dan beristirahat.

Perlu diingat olah raga berbeda dengan aktivitas. Banyak orang beranggapan dengan berjalan kaki di tempat kerja hingga berkeringat sama nilainya dengan berolahraga.

“Itu anggapan yang keliru! Berjalan kaki atau naik tangga saat bekerja atau jalan di mall bukan bagian dari olah raga karena tidak ada otot yang secara spesifik mendapat latihan,” jelas dr Grendi.
ewy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya