SOLOPOS.COM - Novi, 12, bocah kelas VI SD yang jualan snack dan kerudung anak di trotoar Jl Adi Sucipto seberang RS Mata Solo, demi bantu ibunya yang sakit, Minggu (2/1/2022). (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Di usianya yang masih 11 tahun, bocah SD bernama Novia Lestari itu lebih memilih jualan snack dan kerudung anak di pinggir Jl Adi Sucipto seberang RS Mata Solo ketimbang bermain bersama teman atau berwisata pada hari libur, Minggu (2/1/2022).

Bukan tanpa sebab, kehidupan bocah perempuan itu memang tidak mudah. Ayahnya sudah meninggal dunia sekitar tiga tahun lalu sedangkan ibunya sakit-sakitan. Novia pun terpaksa mengorbankan waktu bermainnya untuk mencari uang dan membantu sang ibu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sehari-hari, Novia tinggal bersama simbahnya dan bersekolah di SD Paulan, Colomadu, Karanganyar. Bocah yang kerap disapa Novi itu merupakan bungsu dari empat bersaudara. Ibunya, Dian Sumarni, diketahui menderita penyakit vertigo.

Baca Juga: Bocah SD Jualan Snack di Pinggir Jalan Solo demi Bantu Ibu yang Sakit

Dian bekerja sebagai buruh pijat jika kondisi kesehatannya sedang baik. Ayah Novi telah meninggal dunia, tiga tahun yang lalu. Sedangkan saudara-saudaranya sudah bekerja. Satu kakak laki-laki bocah SD yang jualan snack di pinggir jalan Solo itu bekerja sebagai pemulung.

Ibu dan ketiga kakaknya juga mengetahui perihal pilihannya berjualan makanan di pinggir trotoar. Ia tinggal bersama neneknya di daerah sekolahnya, Paulan, karena kondisi rumah sudah tak layak. Ibunya sesekali juga menginap di rumah neneknya.

Hanya sekali dua kali, mereka pulang ke rumah di wilayah Ketelan, Banjarsari, Solo, untuk bersih-bersih sebab atap sudah bolong. “Saya kadang pulang ke Solo [rumah ibunya], bersihin rumah. Tapi sudah enggak bisa buat tidur soalnya bocor. Itu kan tadinya bekas jalan yang dikasih atap,” terangnya.

Baca Juga: Ealah! Malam Tahun Baru di Solo Diwarnai Sejumlah Pelanggaran

Pinjam Ponsel Tetangga untuk Belajar Online

Ketika pembelajaran sekolah masih online, Novi terpaksa meminjam ponsel milik tetangganya agar tetap bisa mengikuti pembelajaran. Kepada Solopos.com, ia menjelaskan sedang mengumpulkan uang untuk membeli handphone.

Dengan suara yakin dan penuh harap, ia mengatakan ingin melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Colomadu. Alasannya sederhana, sebab ia ingin satu sekolah lagi dengan kawan-kawannya di SD.

Di sekolahnya, bocah SD yang jualan snack di pinggir jalan Kota Solo itu tergolong pintar. Pada semester gasal kelas VI, ia meraih peringkat III di kelas. Siswi kelas VI itu menyukai pelajaran Bahasa Jawa. Ia bercerita kesukaannya terhadap Bahasa Jawa dimulai sejak ia mendapatkan nilai Bahasa Jawa bagus.

Baca Juga: Mulai Senin Besok, Siswa Sekolah di Solo PTM Terbatas Tiap Hari

“Sukanya pelajaran Bahasa Jawa, soalnya pernah dapat nilai B pas tes. Kalau matematika enggak, karena teman-teman yang enggak bisa malah nirun [menyontek],” terangnya sambil tertawa kecil.

Kehidupan yang sulit tak membuat Novi patah arang. Terdorong keinginan untuk menyembuhkan penyakit vertigo yang diderita ibunya, juga penyakit jantung yang telah merenggut nyawa ayahnya, Novi mematok cita-cita mulia, yakni menjadi dokter. “Cita-citanya jadi dokter, biar kalau ibu sakit aku bisa memeriksa,” imbuhnya.

Kisah Novi, bocah SD yang jualan snack di pinggir jalan Kota Solo sebelumnya sempat vira di media sosial setelah diunggah pengguna akun Instagram @christsetyawan dan diunggah ulang oleh @mlampahsolo, pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya