SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Guru besar teknik kelistrikan UNS memberikan saran untuk penghematan pemakaian listrik.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah berencana mencabut subsidi listrik bagi 18,9 juta pelanggan listrik 900 Volt Ampere (VA). Tarif listrik yang semula Rp605/kilowatt hour (Kwh) akan naik secara bertahap dalam tiga periode menjadi Rp1.352/Kwh.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Guru Besar Teknik Tenaga Listrik UNS, Muhammad Nizam, menuturkan beberapa langkah agar tagihan tarif listrik bisa ditekan. Tarif listrik berbanding lurus dengan tingkat konsumsi energi listrik.

Oleh karena itu, konsumsi energi listrik dapat disiasati dengan berbagai cara. “Pertama kita harus menjadwal penggunaan listrik. Langkah kedua adalah berinvestasi menggunakan produk-produk elektronik yang hemat listrik misalnya lampu LED [light emitting diode] dan televisi LED,” papar dia saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (21/11/2016).

Investasi dalam bentuk lampu LED, menurut Nizam, bisa sangat mengurangi tarif listrik. Efisiensi lampu LED bisa mencapai 80% dibandingkan lampu biasa. “Misalnya kita biasa menggunakan lampu biasa 100 watt [W]. Lampu tersebut sama terangnya dengan lampu LED 20 W. Jadi kita bisa lebih hemat 80 W. Selain itu, lampu LED juga lebih tahan tiga sampai enam kali lebih lama dibandingkan lampu biasa,” imbuh dia.

Dia menambahkan harga lampu LED saat ini jauh lebih murah dibanding saat lampu tersebut baru diperkenalkan beberapa waktu lalu. Selain itu, langkah penghematan konsumsi energi listrik lainnya adalah attitude atau kebiasaan penggunaan energi listrik.

“Sebagai contoh apabila kita terbiasa dengan pemakaian AC. Sebenarnya itu tidak masalah. Tapi sebenarnya, yang perlu didinginkan itu kan tubuh kita, jadi tak perlu mengeset AC dengan suhu 16 derajat Celcius. Sebenarnya 25-26 derajat Celcius itu sudah cukup,” imbuh dia.

Langkah lainnya untuk menghemat penggunaan energi listrik ialah menerapkan ilmu manajemen energi. Kebutuhan energi setiap ruangan berbeda. Tinggal disesuaikan saja misalnya ruangan untuk membaca butuh pencahayaan berapa besar, pencahayaan ruang tamu berapa besar, dan ruang tidur berapa besar.

“Kalau sudah bisa menentukan besarnya energi tiap ruangan, tinggal berinvestasi dengan membeli alat elektronik yang hemat listrik,” kata dia.

Terpisah, salah satu penjual alat elektronik di Pasar Elektonik Ngarsopuro, Widodo, mengemukakan saat ini harga lampu LED jauh lebih murah dibandingkan waktu diperkenalkan oleh merek ternama tiga tahun lalu.

“Dulu harga lampu LED 10 W sekitar Rp120.000. Sekarang sudah banyak sekali produknya, harganya juga jauh lebih murah, Rp20.000 sudah dapat lampu LED 5 W,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di kiosnya, Senin.

Widodo mengaku menggunakan lampu LED di rumahnya. “Sebagian besar lampu di rumah saya juga menggunakan lampu LED. Lumayan, bisa menghemat tarif listrik sampai 50%. Lebih awet juga daripada lampu biasa,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya