SOLOPOS.COM - TERSANGKA CURAT-Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Sugiyo (kanan) memeriksa dua tersangka pencurian dengan pemberatan (Curat) di Toko Kramat Jaya, Jalan Letjen Suprapto, Wonokarto di ruangannya, Kamis (5/1/2012). Kedua tersangka merupakan karyawan toko tersebut.(Espos/Trianto Hery Suryono)

TERSANGKA CURAT-Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Sugiyo (kanan) memeriksa dua tersangka pencurian dengan pemberatan (Curat) di Toko Kramat Jaya, Jalan Letjen Suprapto, Wonokarto di ruangannya, Kamis (5/1/2012). Kedua tersangka merupakan karyawan toko tersebut.(Espos/Trianto Hery Suryono)

WONOGIRI--Nasib apes dialami dua karyawan Toko Kramat Jaya, Jalan Letjen Suprapto, Wonokarto, Wonogiri. Kegiatan mencuri yang dilakukannya berulang-ulang berakhir setelah polisi menangkapnya, Rabu (4/1/2012) di toko tempatnya bekerja.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kedua karyawan itu adalah Suryanto alias Jasno, 31, warga Keron Lor, Kelurahan Wuryorejo, Wonogiri dan Sugianto, 34, warga Batu Tengah, Desa/Kecamatan Baturetno, Wonogiri. Kamis (5/1/2012), keduanya masih diperiksa oleh penyidik reskrim Polres Wonogiri. Selain tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti berupa Sembako seperti minyak goreng, mi instan dalam kardus, gula pasir dan sebagainya.

Pernyataan itu disampaikan Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Sugiyo mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Kamis. “Kedua tersangka ditangkap di toko tempatnya bekerja, berselang beberapa jam setelah pemilik melaporkan tindak pencurian ke polisi.”

Pemilik toko adalah Tri Sugiarsih, 41. Kepada polisi, Sugiarsih mengaku kehilangan barang-barang Sembako senilai Rp 135 juta. Peristiwa itu terungkap saat pemilik merasa curiga ketika melakukan pengecekan barang. Dari hasil pengecekan terdapat selisih, yakni antara uang yang terkumpul dari hasil penjualan dengan barang-barang yang tersisa tidak sama.

Di hadapan Kasatreskrim, keduanya mengatakan, pekerjaan yang dilakukan cukup berat. Datang ke toko sekitar pukul 04.00 WIB dan pulang larut malam. “Kami hanya menerima gaji tanpa ada uang makan. Bekerja mulai pagi dan mengirim barang sampai pelosok desa. Barang-barang (curian-red) itu sebagai wedusan (hasil tambahan-red),” ujar Sugianto dan diiyakan Suryanto.

(JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya