SOLOPOS.COM - Ilustrasi staycation di rumah bersama keluarga. (Freepik)

Solopos.com, SOLO--Pergi berlibur di tengah pandemi pada momen libur panjang nanti menimbulkan perjalanan ke wilayah-wilayah dengan transmisi lokal maupun luar negeri. Setiap orang yang pulang dari berlibur diwajibkan menjalani karantina mandiri selama 14 hari untuk mencegah penularan Covid-19.

Karantina mandiri ini wajib dilakukan baik seseorang itu memiliki gejala maupun tidak. Apabila seseorang bergejala seperti batuk, demam, kehilangan indra penciuman seusai perjalanan dari wilayah transmisi lokal, ia berstatus suspek.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di sisi lain, gejala Covid-19 makin beragam. Gejala baru bahkan timbul delirium atau gejala menyerupai halusinasi. Apalagi di lokasi tujuan wisata itu pengunjung bertemu banyak orang tak dikenal termasuk status kesehatannya.

“Liburan ketemu banyak orang. Kita tidak tahu apakah seseorang OTG [orang tanpa gejala] atau tidak. Padahal, OTG ini paling berbahaya,” kata dokter sekaligus enterpreneur, dr. Ivan Adrian, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Penanganan Covid-19, Selasa (15/12/2020).

Ivan menyarankan agar sebaiknya orang menghabiskan liburan di rumah saja. Namun, jika terpaksa harus pergi ke luar rumah, seseorang wajib menjalankan disiplin protokol kesehatan 3M. Protokol ini meliputi memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

Jadi Kata Terpopuler Di Pencarian Google, Ini Arti Ghosting

Cegah Penularan Covid-19

Pelaksanaan protokol kesehatan itu penting di manapun berada lantaran mencegah potensi penularan baik aktif maupun pasif. Penularan aktif yakni penularan yang terjadi akibat kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Sedangkan, penularan pasif terjadi saat seseorang menyentuh benda-benda terkontaminasi virus corona. Lalu, ia memegang hidung, mata, dan mulut tanpa sempat mencuci tangan pakai sabun atau menggunakan hand sanitizer.

“Pelaksanaan 3M butuh kesadaran kita. Tanpa kesadaran tidak terjadi perubahan perilaku. Masyarakat harus memahami kenapa harus memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan lainnya,” ujar dia.

Selama bepergian, seseorang juga harus meniminalisasi transaksi secara tunai dan gunakan layanan pembayaran digital. Hal ini penting untuk melindungi keselamatan dan kesehatan diri sendiri dan orang lain.

Ivan juga menyarankan agar selalu mengasup multivitamin dan mengonsumsi makanan bergizi selama menjalani aktivitas di daerah tujuan. Banyaknya aktivitas itu tentu akan menguras tenaga. Hal ini akan berpengaruh terhadap imunitas tubuh.

“Tapi alangkah baiknya tidak bepergian. Kita bisa manfaatkan teknologi untuk bersua misalnya zoom atau aplikasi. Kita tetap bisa berkumpul tanpa harus menimbulkan kerumunan,” pesan Ivan.

Usir Bosan, Isi Liburan di Rumah Saja dengan Mengasah Kreativitas Anak

Banyak Penyesuaian

Pengusaha Travel asal Bali, Anton Thedy, mengatakan menyambut libur panjang di tengah pandemi mendorong banyak penyesuaian di tempat usahanya. Ia kini tak lagi membuka perjalanan dengan model group tour. Sebagai gantinya, ia melakukan road trip di mana masing-masing kelompok akan pergi ke tempat tujuan dengan kendaraan masing-masing.

Aturan kedatangan di Bali juga diperketat dengan pemberlakukan tes swab polymerase chain reaction (PCR) oleh Gubernur Bali. Hal ini berdampak pada okupansi hotel yang rendah. Namun, standar ini membuat kondisi lebih aman.

“Kami juga melarang tamu ke kantor. Semua proses baik pesan tiket, hotel, pengiriman dokumen harus dilakukan secara online. Sebelumnya, orang datang ke kantor bisa sampai 100 orang per hari,” ujar Anton.

Perubahan lainnya yang Anton lakukan adalah mengajak wisatawan mengunjungi lokasi-lokasi wisata yang sepi. Caranya, wisatawan akan tiba di lokasi wisata sebelum jam buka dan akan akan tak berlama-lama di lokasi tersebut. Misalnya, objek wisata bukan pukul 9.00. Wisatawan dituntut hadir pukul 8.30. Saat buka, mereka akan menjadi pengunjung pertama dan segera pergi setelah menyelesaikan kunjungan.

Hal senada juga dilakukan pengusaha angkutan sewa daring di Bali Bananaz, Rizky Aria Diansyah. Ia menjelaskan semua pelayanan usahanya dilakukan secara digital. Wisatawan bisa menyewa motor melalui aplikasi termasuk urusan pembayarannya. Begitu tiba di bali, kendaraan yang dipesan akan diantarkan di lokasi yang ditentukan pemesan.

“Kendaraan sudah didisinfektan. Jadi begitu sampai [di Bali] sudah optimal kebersihannya. Kalau sekarang, kami bagikan masker gratis kepada pengguna Bananaz,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya