SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di jalan Dusun Blembem, Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Rabu (15/6/2016). Lokasi tersebut merupakan titik akhir JLK yang dibangun tahun lalu. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Wonogiri, hingga Juni proyek lanjutan JLK senilai Rp11 miliar belum dilelang.

Solopos.com, WONOGIRI–Proyek lanjutan pembangunan jalur lingkar kota (JLK) Wonogiri 2016 yang diproyeksikan menelan anggaran Rp11 miliar hingga pertengahan Juni belum dilelang. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) mengaku sudah menyerahkan berkas-berkas ke Unit Layanan Pengadaan (ULP).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pengamatan Solopos.com di website resmi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Wonogiri, Rabu (15/6/2016), paket pekerjaan JLK belum ada. Kepala DPU Wonogiri, Sri Kuncoro, saat dihubungi Solopos.com, tidak memungkiri proyek JLK tahun ini belum dilelang. Namun, pihaknya sudah sudah menyerahkan dokumen-dokumen persyaratan ke ULP secara bertahap. ULP telah membentuk kelompok kerja (pokja). Hanya, DPU belum mendapat informasi lebih lanjut mengenai lelang.

“Tinggal pokja-nya mau dilelang kapan. Dokumen persyaratan sudah kami masukkan ke ULP. Kalau proyek kami yang lain sudah banyak kok yang dilelang,” kata Sri Kuncoro.

Terpisah, Kepala ULP Wonogiri yang juga Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Aris Tri Budoyo, saat hendak ditemui di kantornya untuk dimintai konfirmasi tidak berada di tempat.

JLK direncanakan sejauh 15,3 km yang melintasi dua kecamatan, yakni Wonogiri dan Selogiri. Pembangunan dikerjakan dengan betonisasi. Lebar jalan 15 meter dengan area perkerasan 7 meter. JLK itu dari persimpangan dekat Rumah Makan Pak Eko di Bulu Sulur, Kecamatan Wonogiri ke selatan hingga Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, lalu melalui Waduk Gajah Mungkur (WGM). Selanjutnya ke arah Markas Polres Wonogiri lalu melalui Desa Pare hingga Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri dan berakhir di dekat Terminal Giri Adipura, Krisak, Selogiri. Dari perencanaan 15,3 km tersebut JLK baru terbangun sepanjang 5 km.

Pantauan di lokasi, JLK yang sudah terbangun di Wonogiri sepanjang kurang lebih 4 km dan di Selogiri sepanjang 1 km. JLK di Wonogiri yang sudah terbangun yakni dari persimpangan dekat Rumah Makan Pak Eko-Desa Purworejo-Desa Pokoh Kidul. Titik akhir JLK di jalur itu berakhir di Dusun Blembem. Sedangkan JLK di Selogiri yang terbangun di dekat Terminal Giri Adipura-depan Kantor Desa Singodutan-arah Desa Pare. JLK yang belum terbangun di Selogiri masih banyak yang berwujud tegal dan permukiman.

Pembebasan lahan sudah dilaksanakan sejak lama. JLK dibangun untuk mengatasi kepadatan lalu lintas di Jl. Diponegoro yang merupakan kawasan kota Wonogiri. Sedianya JLK diperuntukkan bagi kendaraan umum, termasuk angkutan umum, seperti bus. Anggaran proyek banyak disokong dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Tahun lalu Pemprov menggelontorkan dana Rp5,8 miliar. Tahun ini Pemkab menerima bantuan serupa senilai kurang lebih Rp8 miliar dan akan ditambah dari anggaran APBD 2016 senilai kurang lebih Rp3 miliar.

Warga Dusun Sumberejo, Desa Purworejo, Kecamatan Wonogiri, Wiwin, berharap proyek lanjutan JLK tahun ini segera terealisasi agar transprotasi warga lancar. Menurut Kades Singodutan, Karsanto, JLK akan berdampak positif bagi perekonomian warga yang dilalui JLK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya