SOLOPOS.COM - Kendaraan melintasi jembatan Ngujang, Tulungagung, Minggu (29/10/2017). Fondasi jembatan penghubung jalan nasional Tulungagung-Kediri-Blitar sepanjang 200 meter itu rusak berat tergerus erosi aliran Sungai Brantas. (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Infrastruktur Tulungagung, fondasi jembatan Ngujang rusak.

Madiunpos.com, TULUNGAGUNG — Warga memprihatinkan kondisi Jembatan Ngujang di Kabupaten Tulungagung karena dua struktur fondasi tiangnya rusak berat dan terlihat menggantung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kerusakan terjadi akibat erosi aliran Sungai Brantas yang menyebabkan dasar sungai terus tergerus membentuk palung sangat dalam.

“Kondisi ini sudah terjadi sejak tiga tahun lalu dan masih dibiarkan begitu,” kata sejumlah warga di sekitar Jembatan Ngujang di Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, salah satunya bernama Tarji, Minggu (29/10/2017).

Berdasar pengamatan di lapangan, Minggu, ada dua dari empat struktur fondasi yang terlihat menggantung di atas permukaan air sungai dan hanya ditopang beberapa tiang pancang (paku bumi). Jarak permukaan air dengan alas fondasi yang menggantung berkisar antara 0,5-1,5 meter, saat debit air surut.

Saat debit air sungai meningkat akibat pembukaan pintu air Bendung Serut, biasanya akibat luapan air dari wilayah hulu yang turun hujan, kerusakan fondasi jembatan tertutup aliran sungai. Namun setiap kali debit air menurun, terutama saat kemarau, struktur fondasi jembatan yang tidak menapak dasar sungai jelas terlihat.

“Airnya kan mengalir deras, sehingga mengikis tanah yang memendam tiang pancang. Begitu tanahnya hilang, kelihatan menggantung seperti itu,” kata Tarji.

Jembatan Ngujang Tulungagung melintas di atas Sungai Brantas, menghubungkan Kecamatan Kedungwaru di selatan dan Kecamatan Ngantru di utara. Jembatan ini sangat vital, karena menjadi penghubung di jalan nasional Tulungagung-Kediri-Blitar.

Posisi jembatan ini semakin pentin karena jalur alternatif Tulungagung-Kediri melalui Karangrejo kondisinya masih menggunakan jembatan darurat akibat jembatan penghubung di perbatasan kedua daerah putus dihantam banjir, beberapa bulan silam.

Untuk menutupi kerusakan dan meminimalkan dampak kerusakan lanjutan, Dinas Pekerjaam Umum dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional di Kediri memasang pelat baja mengelilingi fondasi yang rusak.

Pelat tersebut diharapkan bisa menahan derasnya aliran sungai. Namun beberapa di antaranya hanyat dibawa arus yang sangat kuat. “Kalau dilihat itu ada kerangka besi di sebelah barat (pondasi jembatan). Itu dulu dipasang untuk melindungi,” kata Tarji.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (PUBMCK) Kabupaten Tulungagung Sutrisno sebelumnya menyatakan kondisi jembatan Ngujang masih baik namun tetap dalam pengawasan tim teknis.

Terkait kerusakan sebagaimana terlihat dari struktur fondasi yang menggantung, kata dia, hal itu tidak membahayakan karena kekuatan tiang ada pada tiang-tiang pancang atau pasak bumi yang menopang fondasi jembatan.

“Kewenangan ada di PU pusat. Kami hanya membantu mengevaluasi, tapi pada dasarnya jembatan [Ngujang] masih aman,” katanya.

Direktur Eksekutif Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi Tulungagung, Muhammad Ichwan mengatakan, pengikisan pondasi jembatan Ngujang sudah lama terjadi.

Kondisi ini tidak lepas dari aktivitas penambangan pasir mekanik di Sungai Brantas.

Menurut Ichwan, eksploitasi pasir Sungai Brantas sudah melebihi kapasitas. Akibatnya aliran Brantas menjadi semakin dalam. Dampaknya aliran Brantas semakin deras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya