SOLOPOS.COM - Wabup Dedy Endriyatno mengukur ketebalan cor konstruksi di ruas jalan Sambirejo-Musuk saat sidak di simpang tiga Sambirejo, Sragen, Selasa (12/12/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Wabup Sragen Dedy Endriyatno curiga kualitas beton jalan Sambirejo-Musuk tak sesuai harapan.

Solopos.com, SRAGEN — Mobil Honda CRV berpelat merah AD 22 E itu memasuki halaman masjid pinggir simpang tiga Sambirejo, Selasa (12/12/2017). Simpang tiga itu menghubungkan Desa Sambi dan Bayanan ke arah Kadipiro, Musuk, dan Jetis, serta ke arah Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang lelaki berkaus kerah biru dongker, bercelana warna gelap, dan bertopi hitam keluar dari mobil itu. Laki-laki itu adalah Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Dedy Endriyatno. Dedy langsung melihat kualitas cor beton bertulang di simpang tiga yang di tengahnya ada pohon beringinnya.

Ia injak-injak ujung siku cor yang sudah keras tetapi belum kering 100% itu. Pekerjaan jalan itu belum selesai. Ada besi pencetak cor yang masih terpasang.

“Cor ini seperti tidak ada lantai kerjanya. Masa jalan selebar ini tidak ada alas kerjanya. Coba hubungi Kepala Dinas PUPR [Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang], Pak Marija!” ujar Dedy kepada ajudannya.

Setelah terhubung, Dedy mendapat penjelasan dari Marija bahwa lantai kerja atau B-0 itu hanya untuk jalan yang lebar minimalnya lima meter. Ia semula menganggap jalan yang tidak ada lantai kerjanya itu lebarnya kurang dari lima meter.

Ia masih memeriksa ke sebelah utara simpang tiga atau jalan ke arah Sragen, ternyata ada lantai kerjanya. Ia kemudian meminta konfirmasi lagi kepada Marija. “Ternyata beton yang belum selesai di sisi selatan itu sengaja tidak ada lantai kerjanya karena mengejar waktu. Padahal kualitas lantai kerja dengan beton bertulang berbeda. Mestinya biasanya lebih besar bila langsung dicor tanpa lantai kerja. Lantai kerja itu ketebalan 5 sentimeter dan cor beton bertulang itu ketebalannya 20 sentimeter. Kalau tanpa lantai kerja cor beton langsung setebal 25 sentimeter,” ujarnya.

Dedy mengukur ketebalan beton menggunakan penggaris untuk membuktikan penjelasan Marija. Hasilnya benar. Dedy masih tidak yakin dengan kualitas pekerjaan beton itu. Namun Dedy tak langsung mengambil kesimpulan. Untuk pembuktian kualitas pekerjaan beton itu harus diambil sampel dan diuji di laboratorium.

Di sisi lain, Dedy melihat potongan besi penghubung ke beton separuh jalan yang belum dibeton tidak proporsional. Ada yang terlalu panjang dan ada yang terlalu pendek. Ada yang panjangnya sampai 30 sentimeter, 20 sentimeter, bahkan ada yang hanya 5 sentimeter dari pangkal cor.

“Potongan besi yang tidak proporsional itu juga berpengaruh pada kualitas jalan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Sragen Marija menjelaskan ruas jalan yang disidak Wabup Sragen merupakan ruas jalan Sambirejo-Musuk. Marija menjelaskan lebar jalan lima meter dan mestinya ada cor B-0 setebal 5 cm dan sor konstruksi 20 cm.

“Tetapi untuk mempercepat waktu, rekanan mengajukan usulan untuk langsung dicor konstruksi setebal 25 cm. Secara teknis justru itu lebih kuat dan rekanan tidak menuntut bayar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya