SOLOPOS.COM - Tanah di bawah lapisan beton pada jalan lingkar Sangiran di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, ambles sepanjang 20 meter, Sabtu (8/4/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Sragen, Pemkab memperbaiki jalan lingkar Sangiran yang ambles dengan dana tak terduga.

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sragen berencana memperbaiki jalan lingkar Sangiran yang ambles menggunakan dana tak terduga pada tahun ini.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas PUTR Sragen, Subagiyono, memastikan penyebab amblesnya tanah di bawah permukaan beton di jalan lingkar Sangiran murni karena longsor. Menurutnya, tanah di sekitar lokasi terbilang labil sehingga mudah longsor apabila intensitas hujan tinggi.

“Pada hari pertama, tanah itu ambles sekitar 50 cm. Pada hari kedua, terjadi longsor lagi. Sekarang amblesnya tanah itu sudah melebihi 1 meter. Orang bisa masuk ke bawah jalan itu hingga dia tidak terlihat,” papar Subagiyono kepada Solopos.com, Minggu (16/4/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Tim teknis dari Dinas PUTR sudah menyurvei jalan lingkar Sangiran pekan lalu. Saat ini tim teknis sedang menyusun desain perbaikan jalan itu. Rencananya, perbaikan jalan itu menggunakan dana tak terduga karena masuk kategori bencana alam.

Dia belum bisa memperkirakan kebutuhan anggaran untuk perbaikan jalan itu. “Karena belum terkaver di APBD 2017, perbaikan jalan menggunakan dana tak terduga. Kami upayakan pada tahun ini. Mudah-mudahan desain segera jadi sehingga proyek perbaikan jalan itu bisa segera dimulai. Tapi, semuanya tergantung kondisi alam,” terang Subagiyono.

Subagiyono menjelaskan iklim menentukan cepat tidaknya perbaikan jalan itu. Menurutnya, perbaikan jalan tidak bisa dipaksakan apabila ada longsor susulan. Masih tingginya curah hujan menentukan cepat tidaknya perbaikan jalan itu.

Sementara itu, hingga kini jalan lingkar Sangiran masih ditutup untuk kendaraan roda empat. Penutupan jalan itu untuk mencegah jatuhnya korban jiwa.

“Tebal beton itu hanya sekitar 10 cm. Di bawah beton itu sudah tidak ada tanah. Kalau kendaraan berat melintasi di atasnya, beton itu bisa ikut ambles,” papar Kepala Seksi (Kasi) Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Kalijambe Agus Subagyo.

Pantauan Solopos.com, sekilas tidak terlihat jalan yang biasa difungsikan untuk memecah kepadatan lalu lintas di simpang empat Sangiran itu ambles. Permukaan jalan berupa lapisan beton masih utuh. Namun, tanah di bagian bawah lapisan beton itu sudah ambles.

Di bawah lapisan beton itu terdapat ruang kosong karena tanahnya ambles. Warga setempat menutup separuh badan jalan supaya kendaraan roda empat tidak melintas.

Warga hanya mengizinkan kendaraan roda dua dan pejalan kaki melintasi jalan alternatif penghubung Museum Purbakala Sangiran dan Menara Pandang Sangiran itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya