SOLOPOS.COM - Para siswa SDN III Jetis menyeberangi Sungai Kembang dengan menenteng sepatu saat pulang sekolah, Senin (21/3/2016). Sungai itu menjadi batas wilayah Dukuh Kembang, Jetis, dan Dukuh Sejeruk, Musuk, Kecamatan Sambirejo, Sragen. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Sragen, Pemkab Sragen berencana merelokasi jembatan karena kondisi struktur tanah labil.

Solopos.com, SRAGEN–Pembangunan Jembatan Kembang di perbatasan Desa Musuk dan Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen terkendala lahan. Pemerintah desa (pemdes) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen berencana merelokasi jembatan itu karena struktur tanahnya labil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jembatan darurat terbuat dari sesek yang masih setengah jadi di sisi utara lokasi Jembatan Kembang menjadi lokasi alternatif pembangunan jembatan baru. Kepala Desa Musuk, Suharno, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (22/3/2016), membenarkan adanya rencana relokasi Jembatan Kembang. Suharno mengaku kesulitan mencari lokasi yang cocok untuk jembatan baru.

“Lokasi alternatifnya ya di utara Jembatan Kembang itu. Tanah di situ milik tiga orang warga secara pribadi. Ya, dekat jembatan darurat. Lokasi jembatan darurat itu kalau hanya memakan dua meter tidak sewa. Kalau lokasi jembatan sekarang tidak memungkinkan. Percuma bangun lagi di tempat itu. Pemerintah sudah bangun tiga kali ternyata putus juga karena tanahnya labil,” kata Suharno.

Suharno sudah dipanggil berulang kali ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Petugas teknis dari DPU, kata dia, juga sudah survei ke lokasi tetapi sampai sekarang belum dikerjakan. Dia menyampaikan seharusnya ada usulan bersama antara Desa Musuk dan Jetis.

Kades Jetis, Sambirejo, Priyono, mengaku sudah berkomunikasi dengan Suharno terkait dengan infrastruktur antardesa itu. Priyono dan Suharno belum menyampaikan permohonan secara resmi ke DPU. Mereka menyampaikan permohonan pembangunan Jembatan Kembang secara lisan ketika menghadap Kepala DPU Sragen, Zubaidi.
“Harapan kami ya pekerjaan jembatan itu segera ditindaklanjuti. Lokasi memang masih menjadi kendala. Ketika bergeser ke utara jembatan juga menemui kendala karena tanah di Dukuh Sejeruk milik warga. Otomatis warga minta ganti rugi. Kalau di sisi timur [Dukuh Kembang] merupakan tanah kas desa. Selain itu bentangan jembatan lebih panjang karena sungai lebih lebar,” kata Priyono.

Priyono mengatakan persoalan teknis masih menjadi pertimbangan dari DPU untuk memulai pekerjaan. Untuk sementara, Priyono membuatkan akses alternatif untuk warga Dukuh Kembang, yakni sebuah jalan alternatif dekat SDN III Jetis. “Jalan alternatif itu diharapkan bisa digunakan warga Dukuh Kembang daripada memutar sejauh 10 km. Tapi jalan alternatif itu belum jadi,” ujarnya.

Priyono akan mengusulkan permohonan bantuan pembangunan jembatan lagi kepada DPU mengingat jembatan itu menjadi kebutuhan warga, terutama di Dukuh Kembang, Jetis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya