SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung yang sebagian besar dari kalangan pelajar menikmati wahana yang ada di Gemolong Edupark, Jumat (18/12/2015). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Sragen, setelah terkatung-katung hampir setahun, Gemolong Edupark segera diresmikan.

Solopos.com, SRAGEN–Setelah terkatung-katung selama hampir setahun, Gemolong Edu Park di perbatasan Kampung Kauman dan Bolong, Kelurahan Gemolong, bakal diresmikan 17 Oktober mendatang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Taman itu selesai dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Ciptakaru) pada akhir 2015 lalu. Lantaran belum ada serah terima aset dari Pemprov Jawa Tengah ke Pemkab Sragen, taman yang menelan dana Rp5 miliar dari APBN 2015 sempat disalahgunakan oleh kalangan remaja. Mereka sempat menjadikan taman untuk kegiatan negatif seperti pacaran cenderung mesum, mabuk-mabukan serta bermain judi. Namun, Pemerintah Kelurahan Gemolong bersama Paguyuban Wong Salam akhirnya mengelola taman itu selama masa transisi pengalihan status aset.

“Peresmian Gemolong Edupark akan dimeriahkan beberapa perlombaan seperti festival band pelajar, lomba melukis tong sampah, lomba perawatan taman dan lain sebagainya,” kata Camat Gemolong Samsuri kepada Solopos.com, Minggu (13/9/2016).

Sesuai namanya, Gemolong Edupark diharapkan bisa menjadi tanam edukasi untuk pelajar. Di bagian tengah taman ini terdapat kolam dengan patung gajah purba yang juga dikenal sebagai ikon Sragen. Di sebelah utara terdapat arena skateboard, panggung pertunjukan, terapi batu dan lain-lain. Aneka tanaman langka juga mudah ditemui di taman ini.

“Gemolong Edupark itu adalah destinasi wisata baru bagi warga kami. Taman itu selalu ramai dikunjungi warga, khususnya pada Sabtu dan Minggu serta hari-hari libur,” terang Samsuri.

Secara simbolis, taman itu akan diresmikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Orang nomor satu di Sragen itu bakal menandatangani prasasti yang akan dipajang di bagian pintu masuk taman itu. Rencananya, Gemolong Edupark yang berdiri pada lahan seluas 1,3 hektare itu dibagi menjadi 31 kaveling taman atau sesuai dengan jumlah SMP dan SMA di Gemolong. Satu sekolah diwajibkan mengelola dan mempercantik satu kavling taman.

“Silakan dikelola dan dipercantik. Namun, tidak boleh ditanami pohon keras dan menambah bangunan fisik. Sekolah yang bisa mempercantik taman sesuai ketentuan itu berpeluang membawa pulang hadiah,” jelas Samsuri.

Ditemui terpisah, Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno, menjelaskan pengawasan taman sedianya melibatkan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Meski begitu, jumlah anggota Satpol PP di Sragen belum cukup untuk menjaga taman selama 24 jam. “Jumlah personel Satpol PP saat ini hanya berkisar 40 orang. Sebagian dari mereka sudah ditugaskan untuk menjaga sejumlah kantor pemerintahan. Kalau harus berbagi tugas mengawasi seluruh taman, mereka akan kewalahan. Dengan begitu, pemerintah kecamatan dan kelurahan atau desa setempat harus dilibatkan dalam pengawasan dan pengelolaan taman,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya