SOLOPOS.COM - Jembatan Bejingan yang menjadi akses utama penghubung Desa Pilang, Kliwonan, dan Jati di Kecamatan Masaran, Sragen patah pada Mei lalu. Rombongan Bupati Sragen meninjau jembatan itu untuk memproyeksikan rencana pembangunan, Minggu (19/6/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Sragen jembatan Bejingan yang menghubungkan Desa Pilang, Kliwonan, dan Jati, Masaran, patah sejak Mei lalu.

Solopos.com, SRAGEN—Jembatan Bejingan yang menghubungkan Desa Pilang, Kliwonan, dan Jati di wilayah Kecamatan Masaran, Sragen patah sejak Mei lalu. Jalan penghubung antardesa itu terpaksa ditutup untuk akses kendaraan roda empat. Pemkab Sragen akan mengalokasikan anggaran Rp3 miliar untuk membangun jembatan itu pada APBD 2017 mendatang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Jembatan yang melintang di atas Sungai Grompol itu masuk wilayah Desa Pilang, Masaran. Jembatan itu menjadi akses utama bagi warga Pilang dan Kliwonan menuju Desa Jati dan pusat kota Kecamatan Masaran. Fondasi jembatan bagian tengah ambles sehingga jembatan patah. Badan jalan pada bagian tengah jembatan selebar retak. Keretakan jalan juga ditemukan di ujung timur jembatan karena tarikan fondasi yang ambles.

Penanggungjawab (Pj) Kepala Desa Pilang, Suparman, saat ditemui Espos, Minggu (19/6/2016), menyampaikan jembatan itu sempat ambrol di sisi barat pada 2010. Setelah lima tahun berjalan, kata dia, giliran fondasi bagian tengah jembatan amble. Akibatnya, jembatan sepanjang 10 meter itu patah.

“Jembatan itu ditutup untuk kendaraan roda empat tetapi untuk kendaraan roda dua masih boleh melintas. Kami berharap kerusakan jembatan itu diperbaiki pada jangka pendek supaya bisa digunakan warga dulu. Jembatan ini jadi akses ekonomi,” kata dia.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Zubaidi, sudah mengetahui kerusakan jembatan itu. Pada kesempatan itu, Zubaidi mengajak rombongan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati melihat langsung kondisi jembatan. Dia membenarkan bila jembatan yang patah itu akibat fondasi jembatan di bagian tengah ambles.

“Struktur jembatan itu sudah lama. Yang dibangun pada 2010 itu kan fondasi di sisi barat yang ambrol. Struktur di tengah dan timur masih bangunan lama. Nah, kemungkinan ya dibangun total. Kami belum menghitung kebutuhan anggarannya,” kata Zubaidi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, begitu melihat kondisi jembatan langsung mengusulkan agar jembatan itu dibangun total pada APBD 2017. Dia mengatakan perbaikan sementara bisa dilaksanakan pada 2016 tetapi hanya berumur pendek.

“Kami bisa memperbaiki jembatan ini dengan dana Rp500 juta. Tetapi dua tahun kemudian bisa rusak lagi. Kami jadi rugi. Lebih baik dibangun total pada tahun depan,” usulnya.

Bupati Yuni sepakat dengan usulan Sekda. Demikian pula Wakil Bupati (Wabup) Dedy Endriyatno pun sependapat dengan usulan itu. Dia memutuskan supaya akses jembatan itu ditutup untuk kendaraan roda empat sampai akhir 2016. Dia dan Yuni berkomitmen mengalokasikan anggaran senilai Rp3 miliar untuk pembangunan jembatan itu pada APBD 2017.

“Kalau dipaksakan pada tahun ini tidak memungkinkan. Di APBD Perubahan 2016 pun tidak bisa karena waktunya mepet. Daripada pekerjaan tidak maksimal lebih baik dibangun tahun depan. Kami berharap lelang proyek jembatan segera dipercepat setelah anggaran digedok,” tambah dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya