SOLOPOS.COM - Kondisi trotoar baru Jl. dr. Moewardi sisi timur ruas Hotel Agas yang hanya selebar 30 cm, Selasa (26/12/2017) siang. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Dinas PUPR bergeming terkait trotoar Jl. dr. Moewardi yang dicibir warga karena lebarnya hanya 30 cm.

Solopos.com, SOLO — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Solo akan bergeming soal trotoar baru Jl. dr. Moewardi, Kelurahan Mangkubumen, Banjarsari, yang dicibir warga karena lebarnya hanya sekitar 30 sentimeter (cm).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Solo, Joko Supriyanto, mengatakan teknis pembangunan trotoar baru di Jl. dr. Moewardi disesuaikan rencana pembangunan jalan layang (flyover) Manahan. Dia menuturkan trotoar baru terpaksa dibangun selebar itu karena kondisi lahan yang terbatas.

Ekspedisi Mudik 2024

Joko menjelaskan trotoar di Jl. dr. Moewardi sisi timur ruas Hotel Agas-Perempatan Kota Barat tidak bisa dibangun lebih lebar lagi ke arah barat karena bisa memakan lahan yang bakal digunakan untuk jalur cepat di samping flyover Manahan.

“Trotoar di dekat Hotel Agas sampai pertigaan Kota Barat kami bangun segitu. Ya, menyesuaikan kepentingan frontage jalur cepat yang berada di samping overpass Manahan,” jelas Joko saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (27/12/2017) pagi.

Dinas PUPR tidak bisa membikin trotoar di Jl. dr. Moewardi sisi timur lebih lebar lagi ke arah timur karena bersinggungan dengan lahan milik swasta. Pemkot otomatis harus mengeluarkan dana lagi dan menyediakan waktu tambahan untuk membebaskan lahan milik swasta tersebut.

Padahal pembangunan flyover Manahan bakal mulai dikerjakan dalam waktu dekat ini. Joko menerangkan trotoar Jl. dr. Moewardi dibuat selebar itu karena menyesuaikan ketersediaan dan kebutuhan lahan untuk membangun flyover dan jalan samping.

“Rata-rata jalan dibangun dengan lebar 4 meter, termasuk jalan di samping overpass Manahan itu. Sesuai tupoksi, Pemkot punya kewajiban menyediakan lahan yang cukup untuk pembangunan overpass dan segala komponen pendukungnya. Sedangkan pembangunan overpass akan dikerjakan Kementerian PUPR,” jelas Joko.

Anggota staf Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional II Provinsi Jateng, Herdian Syahputra, menjelaskan bagian flyover Manahan di Jl. dr. Moewardi rencananya dibangun dengan lebar 9 meter untuk dibuat menjadi tiga lajur arus lalu lintas. Sedangkan dalam pengerjaan proyek flyover Manahan, dia menyebut Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional II Provinsi Jateng akan memakai Jl. dr. Moewardi selebar 11 meter.

Ruang tersebut harus dibuat steril dari kendaraan untuk mendukung proses pembangunan flyover Manahan. “Proyek saluran di Jl. dr. Moewardi harus dikerjakan dulu sebelum dimulai pekerjaan pembangunan overpass. Bagian atas saluran akan dijadikan jalur lalu lintas. Kalau tidak dikerjakan dulu, nanti tidak ada jalur yang bisa dipakai masyarakat. Kami akan menggunakan 9 meter lebar jalan untuk pekerjaan proyek. Untuk mendukung mobilitas, bagian kanan-kiri batas proyek kami tambah 1 m. Jadi kami akan pakai 11 meter lebar jalan untuk dipasang seng pembatas,” tutur Herdian.

Warga sebelumnya menilai trotoar itu tidak layak dan justru membahayakan. Jika warga ingin menyalip pejalan kaki lainnya saat terburu-buru atau berpapasan salah satunya harus mengalah turun ke jalan dan rawan terserempet kendaraan. Trotoar selebar itu juga dinilai tidak ramah difabel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya