SOLOPOS.COM - Desain jembatan Tirtonadi baru yang diberi tiang dengan bentuk keris. (Istimewa/Dinas PUPR Solo)

Sejumlah bangunan di selatan Kali Anyar ikut terdampak proyek pembangunan jembatan Tirtonadi Solo.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga Kampung Cinderejo Lor RT 001/RW 005 Kelurahan Gilingan, Banjarsari, Solo, di sisi selatan Kali Anyar ikut terdampak proyek pembangunan jembatan Tirtonadi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu bangunan yang tergusur adalah toko kelontong milik Suparto, penjahit baju kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi). Proyek bernama resmi Penggantian Jembatan Tirtonadi itu dikerjakan Satker Pelaksanaan Jalan (PJN) Wilayah II Provinsi Jawa Tengah (Jateng). (Baca: Jembatan Tirtonadi Baru Dihiasi Tiang Berbentuk Keris Raksasa)

Seorang warga Cinderejo Lor, Nano, 37, menceritakan awal Oktober lalu sejumlah warga Cinderejo Lor diundang Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk menghadiri pertemuan membahas pembangunan jembatan Tirtonadi di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Sejumlah warga yang hadir diberi tahu lahan mereka diperlukan untuk pembangunan jembatan. Nano mengatakan tidak lama setelah sosialisasi pejabat perwakilan pemerintah datang ke Kampung Cinderejo Lor guna mengukur lahan warga yang diproyeksi terdampak proyek Penggantian Jembatan.

“Ini kok kesannya dadakan ya? Warga di selatan jembatan ternyata terdampak proyek. Pada awal Oktober lalu kami baru diundang mengikuti rapat. Sekitar sepekan setelah itu langsung ada pengukuran lahan terdampak proyek. Awalnya kami mengira hanya lahan dan bangunan di utara jembatan yang terdampak proyek karena lahan di sana sudah dibebaskan dan bangunan sudah dibongkar mulai tahun lalu. Tapi ternyata lahan dan bangunan di selatan jembatan juga kena,” kata Nano saat berbincang dengan Solopos.com di Cinderejo Lor, Selasa (28/11/2017). (Baca: Pembebasan Lahan Kelar, Pemkot Tagih Pembangunan Jembatan Tirtonadi)

Nano memiliki toko Arjuna Komputer di tenggara jembatan Tirtonadi. Di belakang toko tersebut dia menempati sebuah bangunan sebagai tempat tinggal.

Nano menyebut lahan miliknya seluas 52 meter persegi yang kini dimanfaatkan sebagai toko Arjuna Komputer telah dinyatakan petugas akan terdampak proyek Penggantian Jembatan Tirtonadi. Nano berharap pemerintah memberikan kompensasi yang layak bagi warga terdampak proyek infrastruktur jembatan tersebut.

Dia tidak mau jika kompensasi hanya dihitung dari segi kerugian material. Nano meminta pemerintah menentukan nilai ganti rugi untuk warga dengan menitikberatkan pada kerugian immaterial.

“Saya dan juga mewakili warga Cinderejo Lor Lor tentulah mendukung pelaksanaan proyek pembangunan jembatan baru yang salah satunya untuk kemajuan Solo utara. Namun kami sebagai warga terdampak proyek meminta pengertian dari pemerintah. Kami berharap pemerintah menentukan nilai ganti untung secara maksimal. Proyek ini jelas mempengaruhi kelangsungan usaha yang telah kami rintis tidak mudah sejak puluhan tahun lalu. Semua orang tahu di sini dulu dikenal sebagai zona merah kawasan Randu Alas,” jelas Nano.

Nano menyampaikan hingga kini warga belum juga diajak membahas nilai kompensasi. Dia khawatir Pemkot tiba-tiba mengeluarkan kebijakan soal besaran nilai kompensasi mengingat proyek dijawalkan mulai dikerjakan pada Desember 2017.

Nano meminta pemerintah mendengarkan aspirasi warga. Berdasarkan informasi yang dia peroleh dari Pemkot Solo, ada empat bangunan di Cinderejo Lor yang bakal terdampak proyek penggantian Jembatan Tirtonadi baru. Selain tokonya, ada toko kelontong Arjuna bekas Arjuna Tailor, Ruko Sarinah, dan PAUD Asy Syifa.

Pemilik Toko Kelontong Arjuna, Suparto, membenarkan tokonya dinyatakan akan terdampak proyek Penggantian Jembatan Tirtonadi. Dia menyebut rencananya sekitar 12 meter persegi lahan miliknya yang digunakan untuk toko kelontong Arjuna akan dibongkar untuk kepentingan proyek.

Suparto yang dikenal sebagai penjahit baju kampanye Presiden Jokowi saat maju Pilkada DKI tersebut yakin pemerintah akan bijak dalam memberikan kompensasi bagi warga yang terdampak proyek jembatan.

“Kalau bisa minta, saya tentu memilih agar toko tidak kena proyek. Tapi mau bagaimana lagi? Sudah dinyatakan akan terdampak proyek. Ya kami warga mendukung saja. Kami yang terdampak proyek hanya meminta pemerintah bijak dalam memberikan ganti rugi. Kami di sini sudah puluhan tahun merintis usaha. Tidak mudah merintis usaha di kawasan yang dulu dikenal sebagai kawasan negatif ini. Ya aspek ekonomisnya harus diperhitungkan dalam menentukan nilai ganti rugi,” jelas Suparto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya