SOLOPOS.COM - Desain jembatan Tirtonadi baru yang diberi tiang dengan bentuk keris. (Istimewa/Dinas PUPR Solo)

Sebanyak 22 bangunan harus dibongkar terdampak proyek  jembatan Tirtonadi baru. 

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 22 banguan di tepi Jl. Popda dan Jl. Piere Tendean, Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo, yang kini dimanfaatkan sebagai lapak PKL dan markas komunitas masyarakat akan dibongkar karena terdampak proyek penggantian Jembatan Tirtonadi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasi Pembangunan Jalan dan Jebatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Solo, Joko Supriyanto, menyatakan puluhan bangunan di utara Jembatan Tirtonadi mesti dibongkar karena menempati lahan yang diperlukan untuk pelebaran jalan seiring pembangunan jembatan baru. Dia meminta pengertian para PKL dan kelompok masyarakat yang masih menempati bangunan di tanah negara tersebut untuk segera pindah.

Joko berharap mereka bisa mendukung pelaksanaan proyek infrastuktur untuk kepentingan umum itu. “Bangunan serta lapak PKL di utara jembatan harus bersih. Mulai dari konter handphone di Jl. Popda hingga PKL di Jl. Piere Tendean semuanya harus dibongkar karena ada pembangunan jembatan baru di sisi barat jembatan yang ada sekarang,” kata Joko saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (28/3/2018) pagi.

Joko menyatakan Pemkot jelas tidak akan lepas tangan dalam menangani kelompok masyarakat yang terdampak proyek penggantian Jembatan Tirtonadi. Dia mencontohkan kalangan PKL ber-KTP Solo yang terdampak proyek akan difasilitasi Dinas Perdagangan (Disdag) Solo untuk bisa pindah berjualan di selter atau pasar resmi milik Pemkot.

Baca juga:

Dia menyebut proyek penggantian Jembatan Tirtonadi ini strategis dikerjakan untuk mengurai kemacetan di kawasan Tirtonadi. Kondisi jembatan yang ada sekarang tidak mampu lagi menampung kapasitas kendaraan bermotor yang terus bertambah.

“Rencananya di sisi utara jembatan diberi bundaran untuk mempermudah pengaturan lalu lintas atau membagi arus. Namun untuk pengaturan lalu lintasnya, nanti tergantung dari skema rekayasa lalu lintas yang dibuat Dinas Perhubungan [Dishub]. Yang jelas secara prinsip kami sudah berdiskusi dengan Dishub untuk membahas hal itu,” jelas Joko.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Rabu pagi, beberapa lapak semi permanen di Jl. Piere Tendean telah dibongkar pemiliknya. Sementara lapak permenan di Jl. Piere Tendean dan Jl. Popda masih digunakan berjualan.

Begitu juga dengan bangunan yang dimanfaatkan untuk markas DMC kini masih berdiri. Salah seorang PKL makanan di lapak bangunan permenan, Kino, pasrah dengan rencana pemerintah membongkar lapak di utara Jembatan Tirtonadi.

Dia meminta solusi dari Pemkot agar mendapat tempat berjualan pengganti yang sama strategis. “Saya berharapnya bangunan lapak bisa dibongkar nanti-nanti saja saat sudah mendekati jawal pelebaran jalan. Tapi arahan dari pemerintah lain. Kami diminta pada 1 April mendatang sudah harus siap-siap untuk membongkar bangunan,” kata Kino.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya