SOLOPOS.COM - Ilustrasi rel kereta api (JIBI/Solopos/Dok)

PT KAI akan membangun stasiun tambahan di wilayah Sekip, Kadipiro, Solo, untuk mendukung kereta bandara.

Solopos.com, SOLO — PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan membangun satu stasiun tambahan di wilayah Sekip, Kadipiro, Banjarsari, Solo, untuk mendukung operasional kereta api dari Stasiun Solo Balapan menuju Bandara Adi Soemarmo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Setidaknya ada 20 bidang lahan di sisi timur rel yang bakal terdampak pembangunan stasiun tersebut. Hal itu disampaikan Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Setda Kota Solo, Hendro Pramono, ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Senin (4/9/2017).

“Koordinasi terakhir akan dibangun stasiun tambahan di Sekip,” kata dia. (Baca: Pembebasan Lahan untuk Rel Kereta Bandara Ditarget Rampung Oktober)

Menurut dia, stasiun tambahan ini dibangun untuk melengkapi pengoperasian kereta bandara. Selama ini di jalur tersebut belum ada stasiun sehingga perlu dibangun untuk mengakomodasi penumpang dari wilayah Kadipiro.

Saat ini, Hendro mengatakan pembebasan lahan masih dibahas bersama tim dari pemerintah pusat dan provinsi Jawa Tengah. Rencananya ada 100 bidang tanah hak milik (HM) di Kadipiro yang akan dibebaskan.

Namun, lantaran PT Kereta Api Indonesia (KAI) membutuhkan lahan tambahan sebagai stasiun, ada tambahan lahan yang dibebaskan. “Lahan tambahan ini ada di sisi timur rel. Jadi pinggir jalan raya Solo-Purwodadi. Ada 20 bidang lahan tambahan yang akan dibebaskan lagi,” katanya.

Dia mengatakan sosialisasi pembebasan lahan digelar Pemkot malam ini. Sosialisasi pembebasan lahan diperuntukkan warga terdampak yang memiliki sertifikat HM.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo menyakini proses pembebasan lahan terdampak proyek kereta bandara di Solo akan berjalan lancar. Ia percaya masyarakat akan kooperatif mendukung program tersebut. “Saya percaya pemilik HM akan menudukung kereta bandara,” katanya.

Rudy sapaan akrabnya menyampaikan ada dua skema pembebasan lahan dalam proyek kereta bandara. Bagi warga di bantaran yang menempati lahan milik PT KAI akan diberi lahan pengganti di Jeruksawit, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

Sedangkan bagi yang memiliki sertifikat HM, pembebasan lahan akan dilakukan dengan menggandeng tim appraisal dan memberikan uang kompensasi. “Jadi nanti dihitung tim appraisal. Per meter persegi mereka [warga] mintanya berapa, kalau sama dengan hitungan tim appraisal dan pemerintah pusat oke, maka langsung dibayarkan,” kata Rudy. (Baca: Warga Terdampak Proyek Rel Kereta Bandara Meminta Rp9 Juta Per Meter Persegi)

Tentunya, kata Rudy, nilai appraisal setiap lahan berbeda-beda. Lahan HM dengan bangunan akan mendapatkan nilai lebih besar dibandingkan lahan tanpa bangunan.

Menurut dia, Pemkot akan mempercepat proses pembebasan lahan sesuai target pemerintah pusat rampung Oktober 2017. Selanjutnya pembangunan proyek kereta api bandara mulai dikerjakan dan ditargetkan rampung pada 2018.

Mekanisme pembebasan lahan sama seperti saat Pemkot melaksanakan relokasi bagi warga bantaran Sungai Bengawan Solo. Proses pemindahan warga tidak ditempatkan ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa), melainkan dengan sistem rumah pengganti.

“Untuk merealisasikan ini, akan dibentuk kelompok kerja relokasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya