SOLOPOS.COM - Ilustrasi jaringan distribusi listrik PT PLN (Persero) (JIBI/Solopos/Dok.)

Infrastruktur Solo, Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Adisucipto jadi lokasi pertama proyek jaringan listrik bawah tanah.

Solopos.com, SOLO–Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Surakarta berencana memulai proyek penanaman kabel listrik di Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Adisucipto pada akhir tahun ini. Pembuatan jaringan bawah tanah tersebut diperkirakan membutuhkan investasi hingga Rp80 miliar.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Asisten Manager Perencanaan dan Evaluasi PLN Area Surakarta, Haryadi, menyampaikan jaringan listrik underground ini dilakukan dengan mempertimbangkan estetika supaya sepanjang jalan protokol ini terlihat lebih rapi. Penanaman jaringan listrik juga memungkinkan pohon besar dan rindang yang berada di jalur hijau bisa tumbuh lebih tinggi karena tidak ada pemangkasan dengan pertimbangan menganggu jaringan listrik.

Dia mengatakan jaringan underground ini juga lebih aman dari gangguan pohon, burung, dan petir yang biasanya menjadi penyebab kerusakan jaringan. Menurut dia, saat ini kajian dan survei mengenai pembangunan jaringan bawah tanah ini sudah selesai dilakukan. Oleh karena itu, nantinya saluran udara tegangan menengah dan tegangan rendah akan diubah menjadi underground saluran kabel tegangan menengah dan tegangan rendah.

“Jaringan underground akan dibangun sepanjang 12 km, yakni Jl. Slamet Riyadi sekitar 5,6 km dan Jl. Adisucipto sekitar 6,2 km. Dua ruas jalan tersebut diperkirakan butuh investasi Rp75 miliar-Rp80 miliar. Selain itu, ada juga ruas jalan di kawasan Solo Baru sepanjang 3,5 km dengan nilai Rp20 miliar,” ungkap Haryadi saat ditemui wartawan di lobi kantor PLN Area Surakarta, Kamis (16/6/2016) sore.

Dia menjelaskan sebelum survei sudah berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Telkom, PDAM, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, dan PT KAI Daerah Operasional (Daops) VI/Yogyakarta. Hal ini mengingat jaringan bawah tanah tersebut akan bersinggungan dengan jaringan telepon, air, penerangan jalan umum (PJU), dan rel kereta.

Haryadi menyampaikan hasil survei dan rancangan anggaran biaya (RAB) akan disampaikan ke Pekot Solo akhir bulan ini. Hal ini mengingat pembangunan jaringan underground merupakan inisiatif Presiden, Joko Widodo melalui Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo.

“Apabila RAB disetujui, langsung dilakukan proses lelang dan tiga bulan berikutnya atau pada Oktober atau November, pembangunan bisa dimulai dan diperkirakan butuh waktu sekitar satu tahun. Tapi sumber dana dari mana belum diputuskan, apakah dari Pemkot Solo, pemerintah pusat atau PLN,” jelasnya.

Diakuinya butuh waktu lama pemindahan jaringan karena pemindahan dari jaringan existing ke jaringan baru di bawah tanah cukup rumit. Pemindahan jaringan saluran udara ke bawah tanah akan dilakukan secara bertahap supaya tidak mengganggu aktivitas masyarakat akibat pemadaman.

Namun diakuinya operasional dan pemeliharaan jaringan bawah tanah ini lebih sulit terutama saat ada kabel yang terputus. Menurut dia, apabila ada kerusakan kabel untuk mengetahui titik yang bermasalah menggunakan kabel detector dimana tidak semua kantor PLN memiliki alat tersebut.

Solo merupakan kota pertama di Jateng yang akan menerapkan sistem jaringan listrik bawah tanah. Namun diakuinya Solo belum memiliki common utility atau sarana saluran (ducting) kabel fiber optic bersama.

Pengamat Tata Ruang Kota, Rizon Pamardi Utama, mengatakan Solo sudah saatnya melakukan pembenahan jaringan kabel supaya tidak semrawut. Dia menyampaikan investasi yang dibutuhkan memang tidak sedikit tapi ini akan membuat kota menjadi lebih rapi dan indah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya