SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo bersama Wakil Wali Kota dan rombongan menaiki perahu wisata air Kali Pepe di Kawasan Kretek Gantung, Sudiroprajan, Jebres, Solo, Kamis (5/2) malam. Perahu wisata tersebut resmi beroperasi hingga 10 hari kedepan utnuk menyambut Grebeg Sudiro 2015. (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, transportasi air disiapkan untuk mendukung megaproyek penanganan banjir.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo merancang penyediaan moda transportrasi air seiring dengan pelaksanaan mega proyek penanganan banjir Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk mengembangkan kondisi Kali Pepe pascapelaksanaan proyek penanganan banjir Solo oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Dia berencana menyediakan moda transportrasi air dan mengembangkan wisata air di Kali Pepe.

“Kami ke arah pariwisata. Kalau dibangun tidak ada manfaatnya buat apa? Rencana kami, setelah sungai Pepe dari hulu ke hilir sudah selesai dikerjakan dan pintu Demangan digeser ke hilir berikut pompanya, di situ bisa jadi transportrasi wisata dan transportrasi air,” kata Rudy saat ditemui Solopos.com di Kali Buntung, Gandekan, Jebres, Minggu (25/9/2016).

Rudy menyadari tujuan utama pelaksanaan proyek penanganan banjir yang menyedot anggaran hingga Rp400 miliar tersebut adalah untuk menanggulangi banjir di Kota Bengawan. Meski demikian, menurut dia, tidak ada salahnya sungai dimanfaatkan untuk kepentingan lain setelah dibenahi.

“Tujuan utama tiga paket proyek penanganan banjir bukan untuk mencegah longsor tanggul, tapi penanggulangan banjir. Mesti dimanfaatkan itu sungai. Kalau penataannya bersih dan baik, bisa jadi wisata air dan pegembangan transportrasi air,” papar Rudy.

Rudy menggambarkan pengembangan transportrasi air setelah pelaksanaan proyek penanganan banjir, salah satunya menyediakan perahu di Kali Pepe untuk rute Tirtonadi ke Pasar Gede. Dengan adanya moda transportrasi air, menurut dia, warga tidak perlu pergi menggunakan bus untuk bepergian.

“Umpamanya setelah itu [proyek penanganan bajir], dari Tirtonadi mau ke Pasar Gede, warga tidak usah pakai bus, tapi naik perahu. Cukup 4 kilometer, selesai dengan catatan bahwa talut sudah beton semua. Makanya saya sudah minta dari belakang Tirtonadi sampai Demangan itu dibeton. Sehingga kalau dilewati perahu dayung atau mesin enggak goyang ke mana mana,” seru Rudy.

Rudy menyampaikan tiga paket proyek penanganan banjir Solo ditarget rampung pada 2018 mendatang. Pengembangan moda transportrasi air dan wisata air bisa dilaksanakan setelah tahun tersebut. Dia menjelaskan penataan sungai untuk pengembangan moda transportasi air membutuhkan waktu. Bukan hanya talut yang diperbaiki, tapi perlu juga pengerukan sedimentasi di sungai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya