SOLOPOS.COM - Desain flyover Manahan. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Pemkot Solo meminta agar desain flyover Purwosari dibuat seperti  flyover Manahan yang berbentuk huruf Y.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo meminta rancangan desain pembangunan jalan layang (flyover) Purwosari dikembalikan lagi dari berbentuk huruf I atau lurus menjadi huruf Y atau bercabang seperti halnya flyover Manahan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal ini untuk memberi akses bagi kendaraan berat yang akan melintasi flyover Purwosari dari Jl. Agus Salim. “Kalau konsep Y bisa menyelesaikan masalah, terkhusus bagi kendaraan dari arah Jl. Agus Salim,” kata Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo atau akrab disapa Rudy kepada wartawan ditemui wartawan di Loji Gandrung, Selasa (6/2/2018).

Sesuai pemaparan detail engineering design (DED), pembangunan flyover Purwosari dirancang berbentuk huruf I. Bentuknya sama persis dengan flyover Palur. Konsep desain ini berbeda dari permohonan Pemkot yang menginginkan agar flyover berbentuk Y.

Jika berbentuk huruf I tidak akan ada akses bagi kendaraan berat yang akan melintasi flyover Purwosari dari Jl. Agus Salim. “Jadi kami minta desain bisa diubah lagi menjadi huruf Y dan bukan I,” katanya.

Baca:

Flyover Purwosari akan Dibuat Seperti Palur Karanganyar

ESPOSPEDIA : Desain Flyover Purwosari Solo

Selain meminta perubahan desain, Pemkot juga meminta agar pembangunan flyover Purwosari dikerjakan bersamaan dengan flyover Manahan. Selain efisiensi waktu pengerjaan pembangunan flyover juga untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas di Kota Bengawan agar tak berkepanjangan.

Jalan layang tersebut mendesak direalisasikan untuk mengatasi persoalan kemacetan akibat di perlintasan sebidang saat kereta api melintas. “Biar dimaki-maki masyarakat karena kemacetan setahun tidak apa-apa, daripada terus-terusan. Kita juga berharap masyarakat bisa memaklumi dengan pembangunan nanti,” pinta Rudy.

Manajemen rekayasa lalu lintas akan disiapkan Pemkot selama proyek pembangunan dua flyover tersebut dikerjakan bersamaan. Pengerjaan proyek tersebut diprediksikan akan berdampak pada kepadatan arus lalu lintas di Kota Bengawan karena dikerjakan bersamaan. Ditargetkan kajian rekayasa lalu lintas bisa rampung dalam sebulan ke depan.

“Saya minta Kadishub [Kepala Dinas Perhubungan] segera menyusun rekayasa lalu lintas. Harus berani dikerjakan bersamaan, macet-macet biar setahun saja,” katanya.

Nantinya, pengerjaan flyover Manahan akan dikerjakan lebih dulu mengingat pembangunannya sudah memasuki tahapan lelang. Sedangkan flyover Purwosari tinggal menunggu izin pembangunan dari Dirjen Perkeretaapian.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), menurut Zulfikri, telah menerima permohonan izin pembangunan flyover Purwosari. Penerbitan izin tersebut kini tinggal menunggu hasil metode kerja serta surat pernyataan aturan pelaksanaan pembangunan flyover.

“Pembangunan flyover ditekel langsung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kami hanya sebatas izin. Kalau metode kerja serta surat pernyataan itu beres, izin tinggal kami keluarkan,” katanya.

Ihwal permintaan perubahan desain flyover Purwosari, dia tak mempermasalahkan desain apa pun asalkan perlintasan sebidang ditiadakan. Wakil Ketua Komisi V DPR, Sigit Sosiantomo, mengatakan akan menampung usulan Pemkot terkait rencana pembangunan flyover Purwosari. Usulan ini akan ditindaklanjuti dengan pembahasan di DPR.

“Kementerian PUPR memiliki pekerjaan besar di Kota Solo, yakni flyover Manahan, Purwosari dan jembatan Tirtonadi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya