SOLOPOS.COM - Desain flyover Manahan. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo yakni flyover Manahan segera dibangun.

Solopos.com, SOLO — Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo menyebut pembangunan jalan layang (flyover) Manahan hanya membutuhkan waktu selama enam bulan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kabid Bina Marga DPUPR Solo, Nur Basuki, menyebut pembangunan flyover Manahan bakal dikerjakan menyerupai pembangunan overpass Antapani di Kota Bandung, Jawa Barat.

Flyover Manahan dibangun dengan menggunakan teknologi yang dikembangkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjantan) Balitbang Kemen PUPR.

Nur Basuki menyampaikan teknologi yang bakal diterapkan dalam pembangunan flyover Manahan merupakan pengembangan dari teknologi timbunan ringan mortar foam dengan struktur baja bergelombang.

Menurut dia, pengerjaan konstruksi flyover dengan teknologi tersebut bisa selesai lebih cepat ketimbang pembangunan jalan layang dengan struktur beton bertulang.

“Rencananya proyek enam bulan selesai. Nanti pakai timbunan ringan mortar foam. Mortar beton disemprot foam nanti berongga. Makanya kemudian jadi beton ringan. BJ betonnya hanya sekitar 0,8,” kata Nur Basuki saat dimintai informasi soal pembangunan flyover Manahan, Jumat (24/3/2017).

Nur Basuki menjelaskan masa pengerjaan konstruksi flyover Manahan akan lebih cepat dibanding masa konstruksi pembangunan jalan layang pada umumnya.

Dia mencontohkan, masa pengerjaan konstruksi flyover Manahan tidak akan selama masa pembangunan konstruksi flyover Palur, Karanganyar yang dibangun dengan struktur beton bertulang.

“Waktu pengerjaan flyover di Bandung juga enam bulan. Lain kaya di Palur yang pakai timbunan tanah. Kekuatan kontruksinya nanti sama. Manahan nanti juga berani untuk kendaraan tonase berat. Bedanya kan hanya konstruksi di bawah jalan. Kalau di Palur masih ada space. Kalau di Manahan tidak ada space. Nanti tembok ke bawah,” jelas Nur Basuki.

Disinggung soal waktu sosialisasi pembangunan flyover Manahan kepada warga, Nur Basuki, menyebut akan dilaksanakan setelah penyusunan analisis dampak lalu lintas (Amdalalin) rampung disusun.

Dia memastikan penyusunan Amdalalin sekarang sudah memasuki tahap akhir. Dokumen Amdalalin akan memuat beberapa data mengenai efek pembangunan flyover.

“Nanti di dokumen Amdalalin akan ada penjelasan mengenai kendaraan mau diarahkan ke mana. Setelah dibangun flyover kira-kira terjadi kemacetan di mana saja? Memuat soal kemungkinan ada jalan yang semula tidak dimanfaatkan, akan dimanfaatkan setelah ada flyover. Nanti pasti kami sosialisasikan,” jelas Nur Basuki.

Nur Basuki juga belum bisa memastikan kapan dimulainya pembangunan flyover Manahan karena DPUPR masih perlu berkoordinasi lebih dulu dengan Pusjantan.

Kepala DPUPR Solo, Endah Sitaresmi Suryandari, menyebut DPUPR tengah menunggu DED pembangunan flyover Manahan dari Pusjantan. Menurut dia, DED sebelumnya sudah jadi namun setelah dirapatkan dengan Dishub Solo, disepakati perlu ada revisi.

“Kami sekarang juga menunggu DED. Kemarin DED sudah jadi tapi setelah dirapatkan di Dishub, masih perlu ada penyempurnaan karena ada titik lemah di atas. Sehingga sekarang perlu ada penyempurnaan desain sehingga tidak ada kemacetan baru di atas,” kata Sita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya