SOLOPOS.COM - Rekomendasi blok plan RS Siloam Solo. (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, warga Kratonan keberatan rencana pengerjaan konstruksi RS Siloam.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah warga Kratonan keberatan dengan rencana pengerjaan konstruksi pembangunan rumah sakit Siloam Hospitals Solo di Jl. Honggowongso. Protes warga ditunjukkan lewat aksi pemasangan spanduk di depan bakal bangunan rumah sakit berstarndar internasional tersebut, Jumat (19/8/2016) siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, perwakilan warga bersama puluhan anggota organisasi masyarakat (ormas) membentangkan spanduk bertuliskan “Warga Kratonan Menolak Pembangunan Sekolah dan Rumah Sakit Internasional oleh PT Manyala Harapan”. Proses pembangunan penyedia layanan kesehatan yang telah melaksanakan peletakan batu pertama, Kamis (18/8/2016), belum dimulai.

Ketua RT 005/RW 004 Kelurahan Kratonan, Ali Affandi, mengatakan sebanyak 68 warga setempat menandatangani penolakan pembangunan Siloam Hospitals.

“Kami tidak pernah diajak berembuk atau diberitahu prosesnya seperti apa. Tahu-tahu kemarin [Kamis] sudah peletakan batu pertama. Pengertian kami selama ini protes yang kami layangkan sebelumnya direspons sehingga pembangunan dibatalkan,” kata dia saat ditemui selepas aksi.

Dia mengeluhkan selama ini proses sosialiasasi yang dilakukan investor dilaksanakan tidak kepada keseluruhan warga. “Hanya warga yang berada di dalam ring satu saja yang diajak sosialisasi. Tidak semuanya. Ada tokoh masyarakat yang tidak diundang juga,” jelas Ali.

Ali mengemukakan poin keberatan warga salah satunya keberadaan rumah sakit di sekitar lingkungan padat penduduk dianggap memiliki dampak negatif bagi lingkungan, di antaranya pengelolaan limbah hingga dikhawatirkan mengganggu ketersediaan air tanah setempat. Selain itu, sambungnya, lalu lintas di kawasan tersebut dikhawatirkan makin semrawut setelah Siloam Hospitals beroperasi.

“Kami khawatir keberadaan rumah sakit mendatangkan mudarat,” ujar dia.

Menurut Ali, warganya tidak mempermasalahkan jika investor dari Lippo Group berkeinginan membangun proyek lain di luar rumah sakit. “Kalau mau dibikin sekolah, hotel, mangga. Asalkan jangan rumah sakit,” kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ali mengkritik Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang masih menerbitkan izin investasi di wilayah Solo bagian selatan. “Katanya mau ada pemerataan pembangunan Solo utara mau dibikin seperti Solo selatan. Jangan hanya wacana. Arahkan saja investor ke sana,” cetusnya.

Ditemui secara terpisah sebelumnya, Presiden Lippo Group, Theo L. Sambuaga, menyatakan prokontra pada pembangunan asetnya merupakan hal yang wajar. Dia menyebut perusahaannya terbuka pada setiap masukan dan kritik dari masyarakat. “Kami terbuka dengan masukan masyarakat dan bimbingan pemerintah kota. Kalau masyarakat menghendaki ada pertemuan lanjutan, kami siap,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya